Saat ini kereta cepat tengah diupayakan pengembangannya agar bisa segera hadir menjadi moda transportasi massal di Indonesia. Kereta ini diharapkan bisa membantu mobilitas masyarakat agar lebih efisien.
PT INKA bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta beberapa perguruan tinggi dan perusahaan tengah mempersiapkan untuk membuat kereta cepat yang mampu melaju di atas 200 km/jam.
Dilansir dari laman resmi Universitas Brawijaya, kampus negeri yang berlokasi di Malang, Jawa Timur ini menjalin kerja sama dengan PT INKA (Persero). Keduanya sepakat mengembangkan kereta ringan berbasis hybrid dan kereta cerdas Indonesia.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) antara Konsorsium Sembilan Perguruan Tinggi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, BRIN, dan PT INKA, di Madiun pada Minggu (17/7).
UB merupakan salah satu universitas anggota konsorsium perguruan tinggi yang menjadi mitra PT INKA. Dengan adanya kerja sama ini, para dosen UB yang ahli di bidang teknologi informatika transportasi, mesin, otomasi, desain, material, serta manajemen transportasi dapat berperan aktif dalam salah satu proyek strategis nasional ini.
Proyek kereta cepat ramah lingkungan ini didukung oleh Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Melalui pengembangan Center of Excellence Merdeka Belajar Kampus Merdeka (COE-MBKM), UB tengah menyiapkan riset pembuatan konstruksi kereta cepat ramah lingkungan.
Tak hanya itu, untuk semakin memaksimalkan dukungan pada proyek kereta cepat Indonesia ini, UB siap dengan dana pendamping riset melalui program dosen berkarya (DOKAR). Para mahasiswa juga akan ikut dilibatkan dalam kegiatan ini sehingga bisa menjadi wadah untuk menghimpun ilmu sekaligus pengalaman.
Rektor UB Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc mengatakan bahwa UB akan melakukan riset yang berkaitan dengan transportasi massal yang ramah lingkungan.
"Program riset kereta cepat ramah lingkungan ini adalah untuk menghadirkan moda transportasi massal yang lebih eco-friendly," kata Rektor pada acara Bincang dan Obrolan Santai (BONSAI) yang digelar di Gazebo UB, Senin (18/07/2022).
Menurutnya, selain ramah lingkungan, proyek kereta cepat tersebut juga dilengkapi dengan sistem komunikasi dan informasi yang terintegrasi.
"Jadi bagaimana mengkomunikasikan seluruh sistem yang ada di kereta itu dengan menggunakan artificial intelligent dan juga internet of things. Kajian dan riset tentang inilah yang akan dihasilkan oleh Center of Excellence," beber Prof. Widodo.
(dvs/twu)