Profil 13 Rektor UB dari Masa ke Masa, Ada yang dari Tentara

ADVERTISEMENT

Profil 13 Rektor UB dari Masa ke Masa, Ada yang dari Tentara

Anatasia Anjani - detikEdu
Senin, 23 Mei 2022 14:15 WIB
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (dok. UBTV)
Gedung universitas Brawijaya. Foto: Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (dok. UBTV)
Jakarta -

Rektor UB atau Universitas Brawijaya periode 2022-2027 telah terpilih. Amanah sebagai pucuk pimpinan salah satu institusi pendidikan tinggi populer di Indonesia ini jatuh pada Prof. Widodo.

Keputusan tersebut dihasilkan melalui Sidang Pleno Majelis Wali Amanat (MWA) yang diselenggarakan di Gedung Rektorat UB lantai 6 pada Sabtu (21/5/2022) kemarin. Terdapat 17 anggota MWA yang hadir dan diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Prof. Widodo pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Biologi Universitas Brawijaya dan merupakan mantan mahasiswa UB tahun 1992-1998. Disebutkan melalui data dari laman Biologi UB, fokus penelitian Prof. Widodo sewaktu jenjang sarjana adalah biologi sel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya Prof. Widodo akan resmi dilantik oleh Mendikbudristek Nadiem Makariem pada bulan Juni 2022. Setelah jabatan Rektor UB sebelumnya berakhir.

Lantas siapa saja yang pernah menduduki jabatan Rektor UB sebelumnya? Simak di sini penjelasannya yang dikutip dari laman Pilihan Rektor UB.

ADVERTISEMENT

1. Doel Arnowo (1963-1966)

Doel berjasa dalam proses pengalihan status UB menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sosok yang ahir di Surabaya tahun 1904 dan wafat tahun 1985 ini hubungan yang baik dengan Presiden pertama RI Sukarno.

2. Brigjen. Prof. Dr. dr. Eri Soedewo (1966)

Eri merupakan seorang doktor militer yang spesifikasinya dalam ahli bedah. Ia berjasa dalam mengembalikan fungsi universitas di Jawa Timur ketika terjadi kekacauan politik kala itu.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Presidium Universitas Brawijaya, dia juga menjadi Koordinator PTN se Jawa Timur, Pejabat Rektor Unair, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium IKIP Surabaya.

3. Kolonel Moejadhi (1966-1969)

Moejadhi yang merupakan Komandan Korem 083 Malang ini ditugaskan menjadi Rektor UB. Ia memiliki misi menormalkan kehidupan kampus karena situasi politik di luar kampus. Setelah berhasil mengakhiri tugasnya, ia mengundurkan diri menjadi rektor dan melanjutkan belajar di Seskoad.

4. Prof. DR. Ir. Moeljadi Banoewidjojo (1969-1973)

Moeljadi adalah guru besar Fakultas Pertanian UB. Selama menjadi Rektor UB, jasanya yaitu pengadaan tenaga dosen maupun staf administrasi dalam jumlah besar.

Dia juga sangat berperan dalam proses pembebasan dan perluasan tanah Kampus Dinoyo secara bertahap. Moeljadi lahir di Ponorogo tahun 1924 dan wafat tahun 1990.

5. Prof. Darji Darmodiharjo (1973-1979)

Darji merupakan seorang Kolonel TNI AD. Ia juga menetapkan singkatan UB seperti Unbra menjadi Unibraw. Dia menjadikan kampus Dinoyo sebagai kampus utama dengan memindahkan Kantor Pusat dari Jalan Guntur dan gedung kuliah dari kawasan Kotalama ke Kampus Dinoyo.

Darji juga diangkat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sosok ini lahir di Blora pada tahun 1920.

6. Prof. DR. Harsono, SE (1979-1987)

Rektor UB ini merupakan guru besar dari Fakultas Ekonomi. Jasanya berperan besar dalam pembangunan gedung-gedung di UB. Tepatnya yaitu pembebasan tanah untuk Kampus Dinoyo dan pembangunan fasilitas fisik berupa gedung-gedung.

Antara lain gedung Kantor Pusat (lama), Perpustakaan Pusat, Asrama Mahasiswa, gedung Kuliah Bersama, gedung-gedung laboratorium Biologi, Fisika, Kimia, dan Komputer, gedung serbaguna Sasana Samanta Krida, dan kompleks politeknik. Harsono lahir di Surabaya dan wafat tahun 1999.

Klik Halaman Selanjutnya >>>>>>>>>>

7. Prof. Drs. Zainal Arifin Achmady, MPA (1987-1993)

Zainal adalah guru besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) yang dikenal dengan sifat disiplinnya. Saat menjadi Rektor UB, ia menyelenggarakan Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Indonesia di Kampus Universitas Brawijaya yang berujung pada pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI).

Ia juga meneruskan pembangunan fisik seperti gedung Rektorat berlantai 8 dan gedung Widyaloka. Zainal juga diangkat menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1993.

8. Prof. Drs. H.M Hasyim Baisoeni (1994-1998)

Hasyim adalah guru besar Fakultas Teknik. Semasa menjabat ia mendorong agar dosen untuk studi lanjut dan banyak yang berhasil menjadi guru besar.

Ia juga membentuk Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama, dibentuknya BAPSI (Biro Administrasi dan Sistem Informasi), dan mulai diresmikan penggunaan website resmi UB dan aplikasi SIMPT terpadu.

9. Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE (1998-2002)

Eka merupakan seorang guru besar Fakultas Ekonomi. Saat awal menjadi rektor, ia banyak menerima mahasiswa asing asal Malaysia.

Selain itu ia juga mengembangkan era jaringan serat optik untuk pengembangan teknologi informasi (TI) di kampus. Eka juga melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan Keio University, Jepang selain itu pemberian beasiswa studi lanjut untuk staf administrasi.

10. Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno (2002-2006)

Bambang adalah guru besar Fakultas Pertanian (FP). Ia terpilih secara demokratis di era reformasi. Jasanya untuk UB menjadikan kampus, untuk melewati batas wilayah nasional, melakukan persiapan-persiapan menjadi perguruan tinggi otonom, memperluas kerja sama luar negeri, memberikan kesempatan tenaga pendidik untuk studi lanjut, dan merintis pemberian subsidi biaya perjalanan haji bagi karyawan.

11. Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito (2006-2014)

Sebagai Rektor UB, Yogi mengarahkan institusinya menjadi universitas wirausaha, membuat logo UB, dan mengganti singkatan baru menjadi UB. Ia juga menetapkan SPP proporsional untuk mahasiswa. Yogi berhasil membawa UB menjadi PTN terbesar dan terbaik di Indonesia.

12. Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S (2014-2018)

Selama kepemimpinan Bisri, UB berhasil masuk ke dalam 5 PTN terbaik di Indonesia versi Ristekdikti. Ia juga menerapkan sistem remunerasi kinerja dosen dan melakukan reformasi birokrasi di UB.

Bisri juga meresmikan Rumah Sakit Akademik UB dan Rumah Sakit Hewan. UB juga berhasil meraih juara PIMNAS tiga kali berturut-turut dan mendapatkan piala tetap. Selain itu, UB juga mendapatkan hak kelola hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluas 544 ha yang kemudian diberi nama UB Forest.

13. Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS (2018-2022)

Prestasi besar yang dibawa Nuhfil yaitu menetapkan UB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). UB berhasil meraih cluster 1 Ranking Nasional Perguruan Tinggi oleh Kemdikbud dan berhasil meraih Akreditasi Unggul BAN-PT.

UB juga berhasil mengejar target akreditasi internasional. Ia juga meningkakan jumlah publikasi. Yang terbaru juga mengikuti program Kampus Merdeka dan beberapa peringkat lainnya yang berhasil diraih UB.

Demikianlah profil Rektor UB dari masa ke masa. Tertarik berkuliah di UB detikers?


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads