7. Prof. Drs. Zainal Arifin Achmady, MPA (1987-1993)
Zainal adalah guru besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) yang dikenal dengan sifat disiplinnya. Saat menjadi Rektor UB, ia menyelenggarakan Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Indonesia di Kampus Universitas Brawijaya yang berujung pada pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI).
Ia juga meneruskan pembangunan fisik seperti gedung Rektorat berlantai 8 dan gedung Widyaloka. Zainal juga diangkat menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1993.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
8. Prof. Drs. H.M Hasyim Baisoeni (1994-1998)
Hasyim adalah guru besar Fakultas Teknik. Semasa menjabat ia mendorong agar dosen untuk studi lanjut dan banyak yang berhasil menjadi guru besar.
Ia juga membentuk Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama, dibentuknya BAPSI (Biro Administrasi dan Sistem Informasi), dan mulai diresmikan penggunaan website resmi UB dan aplikasi SIMPT terpadu.
9. Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE (1998-2002)
Eka merupakan seorang guru besar Fakultas Ekonomi. Saat awal menjadi rektor, ia banyak menerima mahasiswa asing asal Malaysia.
Selain itu ia juga mengembangkan era jaringan serat optik untuk pengembangan teknologi informasi (TI) di kampus. Eka juga melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan Keio University, Jepang selain itu pemberian beasiswa studi lanjut untuk staf administrasi.
10. Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno (2002-2006)
Bambang adalah guru besar Fakultas Pertanian (FP). Ia terpilih secara demokratis di era reformasi. Jasanya untuk UB menjadikan kampus, untuk melewati batas wilayah nasional, melakukan persiapan-persiapan menjadi perguruan tinggi otonom, memperluas kerja sama luar negeri, memberikan kesempatan tenaga pendidik untuk studi lanjut, dan merintis pemberian subsidi biaya perjalanan haji bagi karyawan.
11. Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito (2006-2014)
Sebagai Rektor UB, Yogi mengarahkan institusinya menjadi universitas wirausaha, membuat logo UB, dan mengganti singkatan baru menjadi UB. Ia juga menetapkan SPP proporsional untuk mahasiswa. Yogi berhasil membawa UB menjadi PTN terbesar dan terbaik di Indonesia.
12. Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S (2014-2018)
Selama kepemimpinan Bisri, UB berhasil masuk ke dalam 5 PTN terbaik di Indonesia versi Ristekdikti. Ia juga menerapkan sistem remunerasi kinerja dosen dan melakukan reformasi birokrasi di UB.
Bisri juga meresmikan Rumah Sakit Akademik UB dan Rumah Sakit Hewan. UB juga berhasil meraih juara PIMNAS tiga kali berturut-turut dan mendapatkan piala tetap. Selain itu, UB juga mendapatkan hak kelola hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluas 544 ha yang kemudian diberi nama UB Forest.
13. Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS (2018-2022)
Prestasi besar yang dibawa Nuhfil yaitu menetapkan UB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). UB berhasil meraih cluster 1 Ranking Nasional Perguruan Tinggi oleh Kemdikbud dan berhasil meraih Akreditasi Unggul BAN-PT.
UB juga berhasil mengejar target akreditasi internasional. Ia juga meningkakan jumlah publikasi. Yang terbaru juga mengikuti program Kampus Merdeka dan beberapa peringkat lainnya yang berhasil diraih UB.
Demikianlah profil Rektor UB dari masa ke masa. Tertarik berkuliah di UB detikers?
(atj/lus)