Kemungkinan infeksi varian Omicron pada anak tidak boleh diremehkan. Terlebih jika mereka yang masih usia sekolah yang harus mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.
Pakar kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Gina Noor Djalilah mengatakan gejala COVID-19 pada anak cenderung mirip flu. Kemiripan disebabkan serangan virus pada saluran pernapasan atas, seperti pada flu.
"Gejala pada anak yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron yang dilaporkan diantaranya demam, batuk, batuk mengonggong dengan suara parau, pilek, nyeri tenggorokan, ruam hingga diare," papar Gina dikutip dari laman UM Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika anak memperlihatkan gejala ini, orang tua bisa memberikan obat penurun demam dan minum yang banyak. Namun patut diwaspadai jika ada gejala lain, yang menyebabkan perlunya membawa anak mereka ke rumah sakit.
Gejala tersebut adalah ketika anak tidak mau minum sama sekali. Akibatnya anak bisa jarang buang air kecil, kejang, sesak napas, muntah dan diare terus-menerus. Anak bahkan bisa hilang kesadaran, lemas, hingga terlihat terus tidur.
"Ketika gejala tersebut ditemukan, orang tua segera melakukan penanganan dengan membawa anak ke rumah sakit agar segera dilakukan telekonsultasi untuk pengobatannya," tegas Gina.
Gina juga membeberkan langkah pencegahan agar anak tidak terinfeksi COVID-19 varian Omicron. Langkah ini adalah bagian dari protokol kesehatan yang harus dilakukan dengan disiplin.
"Pandemi belum berakhir, tetap ketat prokes dengan menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas dan segera melengkapi vaksinasi COVID-19," imbuh Dosen Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya tersebut.
Selain yang telah disebutkan, berikut langkap pencegahan lain terhadap COVID-19 varian Omicron:
1. Orang tua tidak membawa anak-anak ke pusat keramaian, misalnya mal
2. jangan pula membawa anak-anak ke tempat keramaian yang kondisinya tertutup.
3. Usahakan jangan mencium anak saat tiba di rumah dan cegah orang lain agar tidak mencium mereka.
4. Vaksinasi anak usia SD 6-11 tahun segera dilengkapi dengan interval dosis pertama dan keduanya adalah empat minggu.
(nah/row)