Institut Teknologi Nasional (ITN) Yogyakarta membuka magister Teknik Geologi dengan program unggulan kegunungapian. Program baru ini ditujukan meningkatkan jumlah ahli untuk melalukan penelitian terkait aktivitas gunung api.
Rektor ITN Yogyakarta Dr. Ir. Ircham, M.T. mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak dalam kawasan kawasan ring of fire atau cincin api Pasifik.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), cincin api merupakan serangkaian 850-1.000 gunung berapi yang membentang hampir 40.250 kilometer di sekitar Samudra Pasifik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program ini akan memungkinkan semakin banyak penelitian yang akan dilakukan alumni ITN Yogyakarta memanfaatkan aktivitas gunung api bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat," ujar Ircham dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu, (1/1/2022).
Ircham menyebut ITN Yogyakarta telah mendapat Surat Keputusan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membuka program magister tersebut. Dia meyakini program ini bisa menarik para mahasiswa yang ingin mendalami ilmu geologi.
"50 persen mahasiswa datang ke kampus, 50 persen mengikuti dari rumah. Target kuliah luring kita menunggu dari Dikti 5 kapan komando itu, kita bersiap semuanya," ujar Ircham.
Sebelumnya, ahli gunung api Surono mengatakan, dengan sekitar 127 gunung api aktif hingga saat ini, masih tidak ada sekolah gunung api di Indonesia yang mempelajari vulkanologi secara menyeluruh.
Padahal, menurutnya, Indonesia dapat menjadi center of excellence atau pusat studi kegunungapian.
"Ada sekolah yang mempelajari gunung api, tapi secara parsial. Tidak ada sekolah yang mempelajari tentang gunung api itu sendiri, padahal Indonesia salah satu yang memiliki gunung api terbanyak di dunia," ujarnya beberapa waktu lalu.
Mantan Kepala PVMBG Kementerian ESDM ini menuturkan, belajar dan riset tentang gunung api di Indonesia penting agar kelak dapat difokuskan untuk mitigasi bencana terkait gunung api.
Menurut pria yang dikenal dengan panggilan mbah Rono ini mengatakan banyaknya gunung api aktif di Indonesia berpotensi pada berulangnya bencana yang sama dengan yang terjadi tahun ini di masa mendatang.
Adapun Wakil Rektor III ITN Yogyakarta Hill Gendoet Hartono menambahkan, proses pembukaan jenjang magister ini mengalami tahapan yang cukup panjang. Bahkan sudah direncanakan sejak tahun 2008, dan baru memenuhi seluruh persyaratan di tahun 2018. Selanjutnya disahkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi pada 2021.
(pal/pal)