Apa Jadinya Jika Mata Kuliah Ekonofisika & Big Data ITB Digabung?

ADVERTISEMENT

Apa Jadinya Jika Mata Kuliah Ekonofisika & Big Data ITB Digabung?

Anatasia Anjani - detikEdu
Selasa, 17 Agu 2021 07:00 WIB
Memahami Manusia dari Big Data
Foto: detik
Jakarta -

Institut Teknologi Bandung atau ITB membuka program kursus virtual yang berkaitan dengan Ekonofisika dan analisis big data. Program tersebut bertajuk tema "Econophysics and Big Data Analytics in Global Socio-Economic Complexity."

Nantinya program kursus virtual ITB ini akan dilaksanakan pada tanggal 16-27 Agustus. Program ini nantinya akan diampu oleh dosen-dosen ITB sendiri dan 12 dosen asing.

Program kursus virtual ITB ini nantinya akan mempelajari metode ekonofisika dan big data untuk mempermudah dalam mengambil kebijakan di bidang sosio-ekonomi. Program ini juga dapat diambil oleh mahasiswa luar ITB melalui seleksi ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program kursus virtual ITB terdiri dari kelas besar dengan 250 mahasiswa. Tercatat ada 38 mahasiswa asing dari 10 negara, 42 mahasiswa pascasarjana (14 S3 dan 28 S2), serta mahasiswa dari lebih 60 universitas di Indonesia. Mahasiswa luar ITB yang paling banyak ditempati berturut-turut oleh UI, UGM, IPB, UNPAD, UNDIP, UNS, UB, UNJ, UNESA, USU, UNAIR, dan lain sebagainya.

Selain itu perkuliahan ini juga membekali mahasiswa berpikir komprehensif dengan metode systems thinking, design thinking, dan computational thinking.

ADVERTISEMENT

Program ini telah dibuka pada hari ini. Dalam pembukaan program tersebut hadir dosen tamu asal University of Amsterdam Peter Sloot.

Sloot memberikan contoh permasalahan yang dibahas. Misalnya analisis dan pemodelan ketimpangan sosio-ekonomi pada permasalahan kesehatan, ketangguhan kluster industri, jaringan kriminal dan rantai nilai, pemilihan sekolah dan segregasi.

"Tidak masuk akal lagi membicarakan sebab akibat, karena di sistem komplek semua jejaring itu saling terkait membentuk sistem komplek dengan perilaku sistem yang baru. Seluruh bidang multidisiplin mendambakan satu Bahasa pemersatu, di ITB inilah ilmu ini akan diajarkan di kuliah fantastis ini," ujar Sloot dalam keterangan yang diterima detikEdu, Senin (16/8/2021).

Lalu sebenarnya apa sih tujuan mengawinkan dua mata kuliah ekonofisika dan big data?

Program ini untuk mengurai masalah kompleks pada dinamika sosio ekonomi.

"Yang nanti bisa dijadikan alat bantu untuk skenario kebijakan di level mikro skala kecil terutama untuk membantu menganalisis dan memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah di Indonesia. Juga bisa dijadikan alat analisis interaksi rumit di sosio-ekonomi global. Bayangkan connecting the dot dengan interkoneksi elemen-elemen yang heterogen dan tumbuh secara self-organization, adaptasi dan dinamis. Butuh metode baru dan tool baru," tulis ITB dalam keterangan yang diterima detikEdu.

Di dalam kursus virtual ITB ini juga terdapat lomba yang berkaitan dengan big data. Nantinya lomba ini akan diikuti oleh 45 kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang mahasiswa dengan latar belakang beragam yang merepresentasikan simbol kebhinekaan Indonesia saat bekerjasama dengan mitra luar negeri menyongsong hari kemerdekaan besok.

Lomba dalam kursus virtual ITB juga mengajak menggunakan tool yang diajarkan di kuliah ini yaitu ekonofisika dan big data analytics termasuk artificial intelligence untuk menyelesaikan beragam permasalahan sosial dan ekonomi.




(atj/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads