Tips Cegah Makan Hewan Kurban Berpenyakit dari Pakar Kedokteran Hewan UGM

ADVERTISEMENT

Tips Cegah Makan Hewan Kurban Berpenyakit dari Pakar Kedokteran Hewan UGM

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 29 Jun 2021 09:31 WIB
Bisnis Hewan Kurban Peternakan Zabidi
Foto: Bisnis Hewan Kurban Peternakan Zabidi (istimewa/Zabidi)/Tips Cegah Makan Hewan Kurban Berpenyakit dari Pakar Kedokteran Hewan UGM
Jakarta -

Hari raya kurban Idul Adha semakin dekat. Tahukah kamu, cermat memilih hewan kurban yang sehat itu penting sebagai cara hindari makan hewan kurban yang berpenyakit?

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM Soedarmanto Indarjulianto menjelaskan, kesehatan manusia dapat terkena pengaruh buruk dari mengonsumsi hewan kurban yang memiliki penyakit infeksius. Salah satu penyakit infeksius yang sering ditemukan pada hewan kurban yaitu cacing hati dan antraks.

Dokter hewan ini menjelaskan, antraks dapat menular pada manusia ketika mengonsumsi daging hewan atau kontak langsung dengan hewan yang memiliki penyakit ini. Karena itu, hewan ternak yang memiliki penyakit antraks tidak boleh disembelih. Penyakit antraks sendiri disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, hewan ternak yang memiliki penyakit antraks harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan Hewan Peternakan setempat karena perlu dilakukan penanganan lebih lanjut. Kemudian hewan yang memiliki penyakit antraks akan dilakukan isolasi.

"Tidak mudah melihat gejala antraks, namun seringkali hewan mati mendadak dengan lubang alami yang mengeluarkan darah berwarna hitam," kata Soedarmanto dalam Bincang Desa dari Desa Apps UGM, Sabtu (26/6/2021), seperti dikutip dari laman UGM.

ADVERTISEMENT

Soedarmanto mengatakan, adapun penyakit cacing hati dapat dilihat melalui gejala klinis pada hewan kurban tersebut. Beberapa gejala klinis hewan kurban dengan penyakit cacing hati yaitu kurus, terkadang diare, serta rambut dan kulit hewan menjadi kusam.

Hewan kurban dengan gejala tersebut selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan sampel feses dan darah. Adapun tindakan penanganannya juga harus diputuskan oleh dokter hewan. Sementara itu, penanganannya yaitu diberikan obat cacing.

"Tetapi kalau (hewan tersebut) dibelinya 1-2 minggu sebelum kurban, tidak perlu diberi obat cacing lagi, karena obatnya masih ada di dalam daging," jelas Soedarmanto.

Soedarmanto menambahkan, cacing hati pada hewan kurban disebabkan oleh parasit Fasciola gigantica dan Fasciola hepatica. Agar terhindar dari penyakit cacing hati, lanjutnya, hewan diberikan rumput yang bebas larva cacing.

Larva ini biasanya terdapat pada rumput-rumput yang tergenang air. Untuk itu, keringkan dulu rumput yang tergenang air atau berikan pakan rumput kering. Ia menambahkan, hewan kurban yang terinfeksi cacing hati jangan dikonsumsi.

Soedarmanto menuturkan beberapa tips memilih hewan kurban. Ia menjelaskan, ada beberapa ciri-ciri hewan kurban sapi dan kambing sehat yang dapat dipilih untuk Idul Adha. Beberapa di antaranya yaitu dari tingkah laku, hewan tampak ceria dan lincah, serta nafsu makan dan minumnya bagus. Adapun pada lubang alami yang dimiliki hewan tidak keluar materi yang berlebihan, serta suhu tubuhnya normal.




(row/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads