Tips Cepat Lulus Kuliah Mahasiswa RI di Yordania yang Aktif di Pengungsian

ADVERTISEMENT

Tips Cepat Lulus Kuliah Mahasiswa RI di Yordania yang Aktif di Pengungsian

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 29 Mei 2021 09:53 WIB
Muhammad Malik Kandias, Mahasiswa RI di Yordania
Tips Cepat Lulus Kuliah Mahasiswa RI di Yordania yang Aktif di Pengungsian (Foto: Istimewa)

3. Ambil mata kuliah yang sulit dan yang mudah di tengah aktivitas non akademik

Malik menuturkan, menjadi aktivis pengungsian di sana bekerja secara profesional dan diberi honor yang cukup untuk makan. Ia bercerita, lebih dari itu, dirinya mendapat pengalaman yang besar dengan terjun ke ranah pengungsian.

Ia menuturkan, salah satu kegiatannya yaitu membuat rumah tahfiz, mobile clinic, sekolah lintas gurun, torrent air, dan toilet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena di pengungsian itu di tengah gurun, rumahnya tenda-tenda gitu kasihan banget, jadi mereka butuh layanan langsung ke fasilitas kesehatan, jadilah mobile clinic itu. Lalu sekolah lintas guru itu, kontainer bekas dijadiin sekolah di tengah-tengah gurun. Karena enggak ada internet dan di perbatasan, diadain sekolah di sana agar tidak jauh-jauh bersekolah, tidak buta huruf, dan ada hiburan," jelas Malik.

Malik bercerita, ia juga menyalurkan makanan dan alat sekolah ke kamp-kamp pengungsian di gurun.

ADVERTISEMENT

"Kita enggak liat cuaca, mau musim salju, hujan es, kita hajar aja, karena penderitaan mereka enggak seberapa dibandingkan yang kita hadapin," kata Malik.

Malik menuturkan, ada beberapa siasat yang ia lakukan untuk mengambil mata kuliah agar mengakomodasi kesibukannya. Salah satunya yakni dengan membagi pengambilan porsi mata kuliah yang ringan dan berat dalam porsi yang berimbang dalam satu semester.

"Tanya ke kakak kelas, mana yang susah dan mudah. Bisa ambil 3 matkul susah, 3 matkul gampang. Atau 4 matkul mudah, 2 matkul susah. Jadi kalau nilai ambruk di matkul susah, 4 matkul bisa backup buat jaga kestabilan nilai, biar lulus tepat waktu," kata Malik.

Ia menambahkan, pelajari dulu apa yang akan muncul dalam perkuliahan. "Jangan kosongan pas kuliah, jangan kuliah tanpa tahu apa yang akan dipelajari," katanya.

Malik menuturkan, sebelum berkuliah, ia juga meningkatkan kapasitas diri dengan belajar communication skill, komputer, matematika, dan logaritma.

4. Maksimalkan waktu berorganisasi dan me time

Ia bercerita, rapat-rapat internasional PPI Dunia secara online ia lakukan sambil mengerjakan tugas, istirahat, makan di kantin, dan setelah kembali dari aktivitas pengungsian. Malik menuturkan, dirinya aktif di HPMI sejak tahun kedua perkuliahan.

"Kita tetap urus organisasi, harus committed. Enggak harus zero mistakes, karena kesalahan jadi pembelajaran," kata Malik.

Malik menekankan, terlepas dari semua kegiatan akademik dan non akademiknya, kesehatan fisik dan mental tetap yang utama. Ia menuturkan, jika hendak melakukan aktivitas-aktivitas yang rasanya akan berat, ia memastikan kebutuhan gizi dan vitamin tetap cukup.

"Dan stay positive. Kadang overthinking bikin pikiran negatif masuk, tetapi ingat ini (lulus tepat waktu) goals kita dari dulu. Nah, bayangin goals yang menyenangkan itu bikin kita stay positive, apalagi kalau bisa membanggakan ortu," tuturnya.

Malik menuturkan, ia biasanya menjaga kesehatan dengan memaksimalkan me time. Ia bercerita, me time favoritnya dihabiskan lewat menonton film, drama, main games, dan dan makan apapun yang dimau.

Menurut Malik, berat tugas tiap semesternya tidak ubahnya seperti mengerjakan skripsi. Kendati demikian, tugas akhir di kampusnya berupa kuliah praktik semacam KKN yang dirasakan mahasiswa Indonesia dan tugas tulis.

"Tugasnya dikasih kampus, seperti bantu proyek kampus, tapi rasanya kayak kerja bakti saja. Lalu tugas menulis," kata Malik.

Malik menambahkan, di samping me time, dirinya juga tidak melewatkan kesempatan mendapat sertifikasi berbagai kecakapan. Contohnya dengan mengambil pengajian di syekh di akhir pekan yang diganjar dengan ijazah dari Kementerian Agama di negaranya.

"Kalau orang Jordan dapat ijazah itu bisa ngajar di negaranya. Kalau di Indonesia, kita (pemegang ijazah tersebut) diakui Kemenag RI, bisa jadi PNS. Prospek kerjanya besar, banyak skill dan sertifikat, jadi sertifikasinya enak di sini," jelas Malik.

Malik berpesan, calon mahasiswa yang hendak berkuliah perlu menentukan prioritas dan target, serta tahu apa yang akan dihadapi di kampus.

"Kalau nargetin kuliah di Timur Tengah, siapkan (kemampuan baca) Al- Qur'an, hafalan penunjang, dan bahasa Inggris, terutama di Jordan, meskipun ini Timur Tengah," kata Malik.

Nah, demikian tips cepat lulus kuliah dari Malik. Mahasiswa di Yordania ini berkuliah dengan perencanaan matang sambil tidak melewatkan kesempatannya mendapat berbagai pengalaman berharga di luar kampus selama berada di negeri orang.

Bagaimana Kawan detikEdu, mau cepat lulus kuliah sambil aktif organisasi, bekerja, dan jadi aktivis seperti Malik?



Simak Video "Video Prabowo ke Yordania: Dikawal 2 Pesawat Tempur dan Disambut Raja Abdullah II"
[Gambas:Video 20detik]

(erd/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads