Firman Mahasiswa Penjual Cilung Lulus Kuliah, IPK-nya Fantastis!

Muda-mudi

Firman Mahasiswa Penjual Cilung Lulus Kuliah, IPK-nya Fantastis!

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 05 Feb 2025 12:30 WIB
Firmansyah alias Iman (23) penjual cilung sambil kuliah di Universitas Garut
Firman mahasiswa penjual cilung asal Garut (Foto: Hakim Ghani/detikJabar).
Garut -

Masih ingat dengan Firmansyah alias Iman, mahasiswa yang rela berjualan aci gulung (Cilung) keliling demi biaya kuliah dan melunasi utang ibunya? Firman ternyata baru saja lulus dari kampusnya di Universitas Garut dengan IPK yang nyaris sempurna.

Firman diketahui mengikuti sidang akhir di Kampus I Universitas Garut, Jalan Raya Samarang, Tarogong Kaler, Garut, pada Selasa, (4/2) siang kemarin. Berbincang dengan detikJabar, Rabu (5/2/2024) pagi, Firman membenarkan hal tersebut.

"Alhamdulillah baru lulus. Sudah selesai, sudah sidang tinggal wisuda," kata Firman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firman mengaku, lulus dengan tugas akhir mengerjakan jurnal, dengan judul 'Implementasi Irigasi Tetes untuk Optimalisasi Program Teras Hijau' yang penelitiannya berlokasi di Desa Banyuasih, Sumedang.

Hasilnya, tak main-main. Firman diketahui berhasil lulus dari kampus, dengan skor Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang nyaris sempurna, Yakni berada di angka 3,95, atau hampir sempurna dari skor tertinggi sebesar 4.00.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, Firman yang telah berkuliah selama 3,5 tahun di Fakultas Pertanian Universitas Garut itu, berhak menyandang gelar akademik 'S.P' atau Sarjana Pertanian.

"Ini berkat doa dan dukungan dari semuanya. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya," katanya.

Firman mungkin bukanlah satu-satunya mahasiswa yang meraih IPK tertinggi di kampusnya. Namun, raihan tersebut menjadi sangat spesial, karena Firman berbeda dengan mayoritas mahasiswa rekan sejawatnya.

Ngojek Hingga Jualan Cilung untuk Bisa Kuliah

Sejak pertama kali masuk kuliah, Firman diketahui harus berjuang sendiri bertahan hidup dan membiayai seluruh kebutuhannya selama merantau ke Garut. Pria berumur 24 tahun asal Kabupaten Bandung itu, harus hidup apa adanya di perantauan.

Di awal masa kuliah, Firman diketahui harus ngojek dulu mengantar para petani yang hendak ke pasar di kampungnya di Bandung, demi bisa memiliki ongkos untuk berangkat kuliah menggunakan angkutan umum ke Garut.

Di pertengahan masa kuliah, Firman kemudian memutuskan untuk tinggal di Garut demi memangkas jarak menuju kampus. Namun, masalah baru timbul, Firman harus bisa bertahan hidup sendiri, ditambah membiayai seluruh kebutuhannya di kota dodol.

Berbekal kemampuan yang diperoleh dari sang kakak, Firman kemudian memberanikan diri untuk berjualan aci gulung atau cilung, jajanan bocah khas dari tatar Pasundan.

Dia kemudian berkeliling ke kampung-kampung warga di Garut, juga mangkal di depan sekolah dasar jika waktunya senggang dari aktivitas kampus. Semua itu dilakukan untuk membiayai kuliah dan bertahan hidup di Garut.

Ingin Lunasi Utang Ibu yang Terjerat Bank Emok

Kepada detikJabar, Firman mengisahkan cerita pahit dan manisnya selama berada di perantauan.

"Tidur di mana saja, ikut sama teman. Kalau tidak punya beras, kadang saya makan aja cilung dagangan karena tidak punya uang. Mudah-mudahan saya bisa sukses," kata Firman.

"Jangankan untuk bayar kampus, untuk makan besok pun hari ini saya mikir. Besok makan atau enggak. Tapi, prinsipnya, saya hanya ikhlas berusaha. Perihal hasil atau tidak, Allah swt yang menentukan. Tujuannya yang penting bisa cepat selesai kuliah dan bisa sukses," ujar Firman menambahkan.

Firman tidak mengada-ada. Sebab, puluhan ribu rupiah yang berhasil dikumpulkannya itu, harus dibagi ke beberapa pengeluaran. Selain membiayai kuliah, Firman juga diketahui berupaya untuk melunasi utang ibunya di kampung halaman yang terjerat pinjaman rentenir.

"Awalnya katanya utang ibu saya Rp 30 juta. Tapi, ternyata hanya dikambing hitamkan. Utang ibu saya hanya Rp 8-12 jutaan. Insya Allah mau dicicil sama Firman," ucap Firman.

Betot Perhatian Berbagai Kalangan

Kisah Firman ini, menjadi perhatian masyarakat sejak ramai diperbincangkan di awal tahun 2024 lalu. Salah satu yang tergerak untuk membantu, adalah Yayasan Panda, atau Penolong Janda dan Dhuafa Kabupaten Garut.

Hadirnya Panda dalam hidup Firman, menjadi rezeki nomplok baginya. Sebab, Panda-lah yang diketahui melunasi seluruh tunggakan dan biaya kuliah Firman di Uniga hingga lulus dan diwisuda.

Tidak hanya Panda, rekan-rekannya di kampus yang terenyuh dengan perjuangan Firman, juga kerap membantunya. Para kolega kerap berbagi makan, hingga bantu menanggulangi tunggakan Firman saat belum mampu bayar ke kampus.

"Semester 5 saya nunggak Rp 1,5 juta. Alhamdulillah ada teman yang baik dan mau kasih dana talang. Enggak apa-apa dibayarin dulu, asal Iman tetap kuliah katanya. Itu akan saya kembalikan juga, dicicil," ungkap Firman.

Emoh Minta-minta dan Ingin Jadi Pengusaha

Di akhir perbincangan dengan detikJabar melalui sambungan telepon di Rabu pagi itu, Firman mengaku sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkenan direpotkannya.

Meskipun dirinya menyadari kondisi Firman dan keluarga di bawah garis kemiskinan, namun Firman emoh menyerah dan enggan untuk mengemis meminta belas kasihan.

"Uang yang saya pinjam, akan saya kembalikan. Saya tidak mencari kasihan," ungkap Firman.

Firman juga mengaku berjanji, akan membalas budi kepada mereka yang telah membantunya, ketika sukses nanti. Selepas kuliah ini, Firman berjanji akan berupaya mencari peluang, untuk menjadi orang sukses dan membebaskan keluarganya dari jurang kemiskinan.

"Mudah-mudahan bisa menjadi pengusaha sukses. Saya tidak ingin menyusahkan orang lagi. Saya ingin menolong sesama," pungkas Firman.

Firman sendiri, saat ini masih tinggal di rumah indekos bersama teman-teman mahasiswanya di kawasan Banyuresmi, Garut. Saat ini, Firman diketahui tak lagi berjualan cilung, karena sepi peminat. Untuk menyambung hidup, Firman sehari-hari ikut berjualan barang secara daring bersama seorang temannya.




(mso/mso)


Hide Ads