Jakarta - Ada 30 lukisan seniman teman Tuli yang dipamerkan dalam rangkaian Pameran Voices of Colours (VoC) 2024. Ini potretnya.
Foto Edu
Potret Lukisan Hasil Karya Para Seniman Teman Tuli di "Voices of Colours"

Pameran Voices of Colours ini digelar di Galeri Zen 1 Menteng, Jakarta Pusat sejak Jumat-Minggu (26-28/4/2024). Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Beberapa pengunjung tampak menikmati lukisan-lukisan itu. Ada yang lukisannya berwarna-warni, ada yang hitam putih. Ada yang bertema kebudayaan Betawi dan Bali, ada yang bertema kucing, dan ada pula yang abstrak. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Ada delapan teman Tuli yang terlibat dalam pameran ini. Mereka sudah melewati seleksi dan mengikuti workshop melukis selama 1 bulan.Β Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
βProgram ini merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan teman Tuli yang memiliki potensi di bidang seni dengan melakukan pelatihan intensif kepada seniman Tuli yang sudah terpilih melalui proses administratif dan seleksi,β tutur Belinda Nur Fadilah (23), Project Manajer Voices of Colours dari Satunesia. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Dila, panggilan Belinda Nur Fadilah,Β menyampaikan pelatihan teman Tuli berlangsung selama 1 bulan dan diadakan khusus untuk pertemuan pertama di Urban Forest Cipete, dan pertemuan selanjutnya di SME'sCO hingga berakhir.βSetelah pelatihan itu terlaksana, Satunesia memberikan apresiasi kepada peserta dengan memamerkan hasil karyanya di galeri di mana Satunesia bekerja sama di Galeri Zen 1 Menteng,β imbuhnya. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)Β
Sementara itu, Nicolaus F Kuswanto, kurator lukisan yang juga pemilik Galeri Zen 1 Menteng, percaya pada potensi seniman difabel seperti teman Tuli."Saya percaya seniman yang memiliki kebutuhan khusus seperti teman Tuli, pasti memiliki kelebihan daripada seniman-seniman lainnya. Dari keheningan mereka, kita dapat melihat suatu kekuatan lebih yang tidak dimiliki oleh seniman-seniman lainnya," tuturnya menjawab pertanyaan detikEdu melalui keterangan tertulis. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Namun untuk kurasi lukisan, Nicolaus tak membedakannya dengan karya dari pelukis yang nondifabel."Indikator penilaian yaitu visualisasi keseluruhan, kekuatan teknis, harmonisasi warna, dan yang paling penting adalah konsep di balik lukisan," imbuhnya. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Adiva (21), teman Tuli yang berpartisipasi dalam Pameran Voices of Colours ini. Adiva membuat tiga lukisan yang berjudul βSamaβ, βRumahβ, dan βRumah Untuk Hewanβ. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Robby (31), seniman teman Tuli yang lain, mengaku mesti bolak-balik Yogya-Jakarta untuk menyelesaikan lukisan ini selama sebulan. "Aku sudah menyelesaikan lukisanku, dan aku senang sekali saat panitia memilih lukisan ini untuk dipajang di pameran. Rasanya sangat senang sekali.β tutur Robby kepada detikedu. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)
Suasana Percakapan antara kurator dengan para seniman teman Tuli. Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)