Ida Loemongga adalah perempuan Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar Doktor (PhD). Siapakah dia?
Ida Loemongga Harun Nasution adalah anak dari dokter Harun Al Rasyid asal Padang Sidempuan Tapanuli. Perempuan ini dikenal sebagai sosok yang brilian. Adapun ayahnya adalah lulusan Sekolah Dokter Djawa di Batavia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bintang Timur tanggal 13-5-1932 dari Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI, ia berhasil menamatkan pendidikan tinggi lebih cepat dari teman-temannya.
Pendidikan Ida Loemongga
Ida memulai pendidikan di Europeesche School di Tanjung Karang selama 7 tahun. Lima tahun kemudian, Ia menempuh Hoogere Burgerschool (HBS) di Jakarta yang lulus dengan cum laude.
Setelah menamatkan sekolah persiapan pendidikan tinggi itu, ia kemudian diminta melanjutkan pendidikan di Belanda karena kecerdasannya. Di usianya 21 tahun, Ida sudah memperoleh gelar dokter.
Pada waktu itu, gelar dokter paling cepat ditempuh antara usia 23-25 tahun. Gelar dokter juga bukan ditempatkan di depan namun di belakang. Nama Ida kemudian menjadi Ida Haroen Al Rasjid Artse.
Raih Gelar Doktor di Usia 28 Tahun
Ida menekuni program Doktorat dengan mengambil spesialis penyakit anak-anak. Selain berkuliah, Ida juga bekerja di rumah sakit di Amsterdam. Ia kemudian mengambil gelar doktor di Universitas Amsterdam.
Pada 22 April 1932 di usianya yang memasuki 28 tahun, Ida berhasil menyelesaikan program Doktornya dan berhak mencantumkan gelar Doktor di depan namanya menjadi "Dr Ida Haroen Al Rasjid Artse".
Pada tahun 1933, Ida diminta menjadi asistennya Prof De Lange. Namun ia memutuskan kembali ke Batavia karena sudah 10 tahun lebih berkuliah di negeri Belanda.
Dikutip dari surat kabar Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-IndiΓ« tanggal 17-09-1935, Dr. Ida Loemongga Haroen adalah satu-satunya dokter perempuan pribumi yang tiba dari Belanda. Ia memulai praktiknya di Batavia.
Kemudian pada 1935, ia kembali lagi ke Belanda dengan menaiki kapal barang "Tabinta". Dikabarkan jika ia menikah dengan pemuda Belanda dan menetap di Amsterdam.
Siapa dokter Pertama di Indonesia?
Jika Ida Loemongga adalah Doktor pertama di Indonesia, Marie Thomas adalah dokter perempuan pertama dari Tanah Air.
Marie merupakan satu-satunya pelajar perempuan di antara 180 siswa laki-laki saat masuk Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra (STOVIA) pada 1912.
Dalam studi "Menggali Potret dr. Marie Thomas: Dokter Wanita Pertama di Indonesia" di jurnal Jazirah (2022), Marie Thomas mengikuti pendidikan khusus 4 tahun yang berfokus pada matematika dan fisika. Barulah kemudian ia belajar ilmu kedokteran dan lulus pada 1922.
Marie kemudian memulai kariernya sebagai dokter di Medan, Manado, dan Batavia. Di Rumah Sakit Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ, kini RSUPN Cipto Mangunkusumo Salemba Jakarta), Marie Thomas pernah menjadi asisten Dr Nicolaas Boerma, seorang dokter spesialis di bidang kebidanan dan salah satu tokoh perintis penggunaan alat kontrasepsi.
(nir/pal)