Kepala BRIN Cerita Tantangan Mengembangkan Varietas Baru

ADVERTISEMENT

Kepala BRIN Cerita Tantangan Mengembangkan Varietas Baru

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 11 Agu 2025 16:30 WIB
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. (Foto: Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menemukan ada tantangan tersendiri dalam mengembangkan varietas baru. Hal ini disampaikannya dalam sambutan Apresiasi Talenta Unggul Indonesia Innovator Award dan Indonesia Innovator Lecture 2025 di Gedung BRIN, Jakarta, Senin (11/8).

"Kita sekarang harus melepaskan benih presisi sebisa mungkin yang bisa mengakomodasi semua agro-climate di wilayah berbagai wilayah Indonesia," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mencari benih yang cocok di segala kondisi di Indonesia, para peneliti juga perlu mengembangkan teknologi presisi demi menghasilkan benih yang berproduktivitas tinggi.

ADVERTISEMENT

"Jadi kami sekarang memang meletakkan, baik itu genomis, proteomis, metabolomis, dan seterusnya jadi untuk berbagai komoditas karena realitas tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara konvensional," ungkapnya.

Saat ini peneliti tak hanya merekayasa ketahanan benih, tetapi juga melakukan modifikasi genomik untuk mencari sifat-sifat yang unggul.

"Tetapi juga kami menempatkan pertanyaan rapid testing juga, diminta untuk melakukan rapid testing. Supaya benih yang ditanam memang betul-betul benih yang bagus. Karena tingkat kegagalan di level benih saja sudah cukup tinggi," jelasnya.

Handoko mencontohkan, kegagalan benih pada setiap juta lahan akan sangat terasa pada industri. Oleh karena itu, pihaknya berusaha untuk mengurangi food loss atau gagal panen.

"Nah memang dalam proses tersebut, itu tidak selalu mudah,"ungkapnya.

Ia bercerita, Indonesia memiliki beragam potensi benih, tetapi masih sangat lemah dalam potensi pengembangan katalis. Untuk itu, pengolahan hasil dari kelapa sawit untuk menjadi biodiesel masih tidak mudah.

Ia berharap ada kerja sama industri untuk bisa mengembangkan produk ini bersama-sama.
"Bisa memanfaatkan resource yang ada di kami bersama-sama tanpa kita harus ada uang dari industri, dan sebaliknya, tidak keluar uang dari industri ke kami, tapi sama-sama bekerja sama untuk men-develop sesuatu," ucapnya.




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads