Jutaan Anak Putus Sekolah, Kemendikdasmen: Tak Ada Biaya hingga Jarak Sekolah Jauh

ADVERTISEMENT

Jutaan Anak Putus Sekolah, Kemendikdasmen: Tak Ada Biaya hingga Jarak Sekolah Jauh

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 07 Agu 2025 15:30 WIB
Pendidikan anak: Hampir 10 juta anak berisiko putus sekolah permanen akibat pandemi Covid-19, kata badan amal
Potret Siswa. (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengungkapkan masih ada jutaan anak usia sekolah yang tidak dapat merasakan bangku sekolah. Berdasarkan data terbaru, tercatat ada 3,9 juta anak usia sekolah di Indonesia yang tidak bersekolah dengan berbagai alasannya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengatakan alasan anak yang terpaksa berhenti sekolah karena tidak adanya biaya. Mereka memilih untuk bekerja atau mencari nafkah. Ada juga yang memutuskan untuk menikah di usia dini atau mengurus rumah tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain faktor ekonomi dan sosial, tantangan geografis juga menjadi penghalang besar. Jarak sekolah yang terlalu jauh dari rumah membuat akses pendidikan menjadi sulit bagi sebagian anak. "Mereka kesulitan untuk mengakses pendidikan lebih lanjut," ungkap Tatang dalam Peluncuran Uji Terap Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Jenjang Pendidikan Menengah, disiarkan via Youtube Kemendikdasmen, Kamis (7/8/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR beberapa waktu lalu, Tatang mengungkapkan faktor penyebab anak tidak sekolah adalah tidak ada biaya (25,55 persen), mencari nafkah atau bekerja (21,64 persen), menikah atau mengurus rumah tangga (14,56 persen), merasa pendidikan sudah cukup (9,77 persen), disabilitas (3,64 persen), sekolah jauh (2,61 persen), dan mengalami perundungan (0,48 persen).

Untuk mengatasi sulitnya akses, Kemendikdasmen meresmikan skema Pendidikan Jarak Jauh yang akan diuji coba pada Sekolah Indonesia, Kota Kinabalu, Malaysia. Kemendikdasmen menargetkan jumlah siswa dalam program Pendidikan Jarak Jauh berjumlah 100 orang.

Lebih lanjut, Pendidikan Jarak Jauh akan menargetkan siswa dari jenjang Sekolah Menengah. Jenjang ini dinilai penting untuk membentuk karakter dan keterampilan siswa ke jenjang yang lebih tinggi atau dunia kerja.

Dalam pelaksanaannya,Kemendikdasmen akan bekerja sama dengan Universitas Terbuka. Sekolah pertama yang akan menerapkan sistem ini adalah Sekolah Indonesia, KotaKinabalu, Malaysia, dengan target 100 siswa.

"Dipilih sebagai proyek percontohan karena merupakan sekolah Indonesia luar negeri dengan jumlah murid terbesar dan merupakan sekolah induk bagi community learning center yang ada di Sabah dan Serawak," ujar Tatang.

Diketahui, Sekolah Indonesia memiliki kurang lebih 20 ribu siswa dari jenjang SD dan SMP. Mayoritas siswa merupakan anak pekerja migran yang bekerja sebagai buruh di ladang sawit hingga pelayan restoran.

"Uji terapan PJJ jenjang pendidikan menengah di Sekolah Indonesia dilakukan berkolaborasi dengan SMA Negeri 2 Padalarang. SMA Negeri 2 Padalarang adalah salah satu sekolah menengah berhasil menjalankan program SMA terbuka," ungkap Tatang.

Pengembangan bahan ajar dan pengembangan teknologi akan berkolaborasi dengan dukungan unit utama di lingkungan Kemendikdasmen. Secara bertahap, penerapan Pendidikan Jarak Jauh di jenjang menengah dapat dilaksanakan di 34 satuan pendidikan di 34 provinsi pada tahun 2026.




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads