Mahasiswa ITB berhasil membuat aplikasi yang bisa mengecek estimasi biaya pengobatan dengan BPJS. Inovasi ini berhasil meraih juara 2 dalam Hackathon 8.0 TechnoScape 2025 yang diselenggarakan oleh Bina Nusantara Computer Club (BNCC) pada Minggu (1/6/2025).
Diketahui, kompetisi tersebut bertujuan untuk mendorong peserta dalam mengembangkan solusi digital berupa aplikasi atau website. Peserta diberikan waktu 42 jam untuk membangun produk dengan memperhatikan aspek desain UX/UI dan dampak terhadap pengguna.
Tim ITB yang beranggotakan Angie Kierra Ninta Gurning, Erdianti Wiga Putri Andini, dan Salsabiila (Teknik Informatika, 2022), serta Nasywaa Anggun Athiefah (Sistem dan Teknologi Informasi, 2022), berhasil mengembangkan platform digital bernama DokuMed untuk membantu memudahkan navigasi kesehatan masyarakat Indonesia yang sedang sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasywaa, salah satu anggota tim, mengatakan mereka adalah satu-satunya tim yang semua anggotanya adalah perempuan. Tak hanya itu, ini juga merupakan kali pertama mereka mengikuti hackaton bersama-sama.
"Mungkin yang buat bangga juga, ini kita berempat hackathon perdana bareng dan satu-satunya tim yang all girls, bangga bisa memberi tahu bahwa perempuan juga bisa berkarya di STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) khususnya di bidang teknologi," ujar Nasywaa dalam laman ITB dikutip Jumat (1/8/2025).
Mengenal Aplikasi DokuMed
DokuMed berfungsi untuk membantu pasien mengidentifikasi gejala penyakit, memprediksi biaya pengobatan, dan mengecek apakah biaya tersebut ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan fitur-fitur seperti #DokuCheck, #DokuPharm, dan #DokuStock, aplikasi ini akan mengarahkan pasien ke fasilitas kesehatan terdekat, memberikan informasi yang jelas mengenai biaya dan cakupan asuransi, serta memudahkan pasien memilih alternatif pengobatan yang lebih terjangkau.
#DokuCheck
Fitur #DokuCheck memungkinkan pasien memeriksa gejala dan mendapatkan estimasi biaya pengobatan, serta mengetahui apakah biaya tersebut ditanggung oleh BPJS.
#DokuPharm
Kemudian fitur #DokuPharm akan membantu pasien mencari alternatif obat generik yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas pengobatan.
#DokuStock
Terakhir, #DokuStock memungkinkan fasilitas kesehatan untuk memantau stok obat secara real-time, mencegah kekurangan atau penumpukan obat, dan memastikan distribusi yang lebih efisien.
Menggunakan AI
Teknologi Artificial Intelligence (AI) juga termasuk dalam DokuMed yang digunakan untuk prediksi kebutuhan obat dan distribusi di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat mengatasi kekurangan obat serta memaksimalkan penggunaan sumber daya rumah sakit. Fitur pengingat otomatis dalam aplikasi juga mendukung pasien untuk lebih rutin dalam kontrol kesehatan.
DokuMed juga mengintegrasikan riwayat medis pasien secara digital. Dengan fitur ini, dokter dapat mengakses data historis pasien dengan mudah dan memberikan diagnosis yang lebih akurat.
"Dengan solusi ini, DokuMed tidak hanya memberikan kemudahan bagi pasien tetapi juga meningkatkan efisiensi dan distribusi layanan kesehatan di Indonesia secara keseluruhan," ujar Salsabiila
Selama proses kompetisi, tim ITB juga didampingi oleh mentor profesional dari bidang teknologi, bisnis, dan desain.
(nir/faz)