Lulusan S2 Biofisika Spanyol Ini Bikin Aplikasi Game untuk 'Membumikan' Sains

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Jumat, 01 Agu 2025 20:30 WIB
Foto: (Screenshoot The Scientist)
Jakarta -

Membaca buku sains dengan istilah-istilah dan bahasa ilmiah identik bikin kening berkerut. Lalu bagaimana kalau sains itu dikemas dalam bentuk game populer?

Inilah yang dilakukan Patricia Bondia, mahasiswa pascasarjana biofisika di IMDEA Nanoscience Institute, Spanyol. Awalnya Bondia berencana menjadi peneliti utama. Namun, pada tahun 2017, ia mulai memanfaatkan hobinya membuat ilustrasi 3D untuk membantu menjelaskan penelitiannya, dan akhirnya merancang karya seni untuk rekan-rekannya, demikian dilansir dari The Scientist Digest, Jumat (1/8/2025), dikutip hari ini.

Lama kelamaan, ide-idenya mengomunikasikan sains membuat Bondia mengeksplorasi animasi dengan mendaftar di kursus yang juga mengajarkan desain video game.

Meskipun media interaktif menarik perhatiannya, ia mengesampingkan keterampilan ini dan berfokus pada ilustrasi sains yang lebih mudah dilakukannya saat itu. Seiring ia membagikan desainnya di LinkedIn, ia semakin tertarik pada karyanya dari ilmuwan lain, sebuah kesempatan muncul untuk mengasah bakat desain game-nya.

Dari Ajakan Bikin Poster Kompetisi Sains

Sebuah tim dari IMDEA Nanoscience Institute menghubunginya untuk membuat visual guna mempromosikan acara kompetisi Nanocar Race. Nanocar Race adalah kompetisi unik para peneliti institut IMDEA. Para peneliti merancang molekul yang kemudian mereka ajak berlomba di sepanjang lintasan dengan menggerakkannya menggunakan ujung mikroskop terowongan pemindai. Panitia penyelenggara ingin kompetisinya ini tersampaikan secara visual.

"Saya menyadari bahwa para ilmuwan telah menjadikan sains sebagai sebuah permainan dengan mengubah penelitian mereka menjadi sebuah balapan, dan saya melihatnya sebagai kesempatan yang sempurna untuk mengeksplorasi video game ilmiah. Saya menghubungi kolega saya, Melek Villanueva, dan kami menciptakan Nanocar Racing: The Game," kata Bondia.

Awalnya, Bondia dan rekannya merancang game ini sebagai aplikasi web. Untuk karakter balap mereka, pemain memilih molekul berdasarkan senyawa asli yang dikembangkan oleh tim ilmuwan. Menggunakan tombol panah pada keyboard untuk mengemudi, mereka mengendarai mobil molekuler ini di lintasan emas, menghindari rintangan sebaik mungkin agar mobil mereka tidak rusak. Jika mereka cukup cepat, pemain akan mendapatkan peringkat di papan peringkat game.

Akhirnya, tim dari IMDEA Nanoscience Institute ini bertanya tentang bagaimana menerjemahkan aplikasi web ini menjadi game arcade (jenis permainan video atau permainan elektronik yang dimainkan di mesin khusus yang ditempatkan di tempat umum seperti pusat hiburan, pusat permainan, atau bahkan di restoran dan bar) skala penuh yang dapat mereka bawa ke acara kompetisi untuk menarik minat penonton,

"Jadi kami membantu mereka melakukannya. Game ini menarik orang-orang dari segala usia dan mendorong mereka untuk bertanya lebih banyak tentang sains di baliknya," kata Bondia.

Jadi Wirausaha Aplikasi Game

Setelah kesuksesan Nanocar Racing: The Game, Bondia dan koleganya terjun ke dunia wirausaha pada tahun 2023 untuk mendirikan Scientific Videogames, sebuah perusahaan yang didedikasikan untuk menggamifikasi sains.

Patricia Bondia, mahasiswa pascasarjana biofisika di IMDEA Nanoscience Institute membuat aplikasi games untuk membumikan sains Foto: (Screenshoot The Scientist)

"Kami menciptakan prototipe gim realitas virtual untuk lebih memamerkan keahlian kami, dan game ini telah membantu kami mendapatkan beberapa klien. Misalnya, kami menciptakan The Phage Collection Project bersama kelompok dengan nama yang sama dan Universitas Southampton. Para pemain belajar tentang bagaimana bakteriofage dapat digunakan sebagai pengobatan pada bakteri yang resisten antibiotik dengan memasuki laboratorium virtual dan memilih bakteriofage mana yang akan mengobati infeksi pasien," papar dia.

Bondia lantas memamerkan game ini di Pameran Sains Musim Panas Royal Society tahun 2025 ini di London.

"Villanueva dan saya juga sedang merancang game lain bernama Atomic Fusion untuk mengajarkan konsep sains kepada anak-anak, dan kami bekerja sama dengan para pendidik untuk mengembangkan game ini agar dapat digunakan di ruang kelas," tandas dia.



Simak Video "Video: Dirjen Kemendiktisaintek soal Riset di Daerah Banyak yang Mangkrak"

(nwk/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork