Setiap orang tua mendambakan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berprestasi. Baik itu di ruang kelas, panggung seni, maupun ajang lomba, semua dimulai dari pondasi yang dibentuk sejak dini.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menyampaikan terdapat setidaknya terdapat tiga kunci penting agar anak tumbuh menjadi generasi berprestasi, antara lain atensi dan polah asuh orang tua, potensi yang diasah, dan nutrisi bergizi.
Atensi Orang Tua Dorong Kemampuan Kognitif Anak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atensi atau perhatian orang tua menjadi hal penting untuk mendukung tumbuh kembang anak agar menjadi generasi berprestasi. Namun, atensi orang tua tak hanya tentang waktu yang dihabiskan bersama anak, melainkan tentang kualitas interaksi yang terjalin.
Stella mengatakan penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar untuk memperbanyak interaksi dengan anak. Pasalnya, semakin banyak kosakata yang dimiliki anak maka semakin berpotensi anak untuk berprestasi.
"Riset membuktikan bahwa ada korelasi yang sangat kuat antara jumlah kosa kata seorang anak pada umur 5 tahun dan prestasi mereka di sekolah sampai selesai SMA. Jadi kosa kata, jumlah kata-kata yang mereka miliki pada umur 5 tahun itu memprediksi kemampuan akademik mereka sampai SMA," ujar Stella kepada detikEdu beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Stella mengatakan prestasi dapat dibangun oleh orang tua dengan mengajak anak berbicara. Ia menegaskan atensi yang diberikan orang tua melalui berbicara dapat membangun kemampuan kognitif anak.
"Kosa kata, bahasa itu datang bukan dari waktu lahir. Prestasi itu dibangun dari lingkungan. Cara membangunnya itu murah dan mudah (dengan) berbicara. Ini ada faktanya, ada scientific evidence-nya, berbicara dengan anak, mendengarkan pertanyaan anak dan menjawab pertanyaan anak adalah suatu cara yang luar biasa efektif untuk membangun kognitif kemampuan anak ini untuk berprestasi," paparnya.
Dalam studi berjudul 'Positive Parenting and Early Childhood Cognition: A Systematic Review and MetaβAnalysis of Randomized Controlled Trials', para peneliti juga menyimpulkan 'intervensi pola asuh yang positif efektif meningkatkan kemampuan mental dan bahasa.
Pola asuh positif juga tidak hanya menghasilkan lingkungan rumah yang lebih bahagia, tetapi juga meningkatkan fungsi kognitif dan keterampilan literasi anak.
Dengan kemampuan kognitif yang baik, anak tentunya akan tumbuh lebih percaya diri. Pasalnya, jurnal 'Positive Parenting and Early Childhood Cognition: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials' juga menyebutkan kemampuan kognitif sejak usia dini menjadi indikator penting kesiapan anak untuk masuk sekolah. Kemampuan ini cenderung stabil seiring pertumbuhan dan dapat memprediksi berbagai hasil penting di masa dewasa, seperti pencapaian pendidikan, karier, kesehatan, dan kesejahteraan.
Asah Potensi Anak untuk Mau Belajar
Mengenali dan mengasah potensi anak sejak dini dapat mendukung perkembangan optimalnya. Stella menyebut mengasah potensi anak bisa dilakukan dari hal terkecil, yakni dengan mengasah kemampuan ruang anak.
"Kemampuan ruang itu kalau bahasa Inggrisnya spatial cognition. Jadi kemampuan ruang itu misalnya melihat kertas, terus ditanya nih ini mesti diputar berapa kali sampai balik lagi jadi kayak gini. Itu satu kemampuan ruang. Atau bisa melihat ruangan ini secara langsung sebenarnya kotak berapa meter persegi, nah itu kemampuan ruang," jelas Stella.
"Kemampuan ruang ini waktu lahir kita sudah punya, tapi kalau tidak diasah ini akan hilang," sambungnya.
Stella menegaskan alih-alih mencekoki anak dengan berbagai konten atau kegiatan, ada baiknya untuk mengasah potensi anak dengan membangun kemampuan anak untuk belajar. Dengan begitu, anak dapat memiliki kemampuan untuk belajar konten yang mereka suka.
"Kenapa? Karena kontennya juga nanti belum tentu yang itu, mungkin anaknya nggak akan jadi teknik elektro atau menjadi fisikawan, tapi dia menjadi yang lain. Jadi sebenarnya yang harus dibangun waktu kecil itu yang kita sebut kemampuan dan keinginan untuk belajar apapun. Belajar untuk belajar, itulah kemampuan yang harus kita bangun waktu kecil," jelasnya.
Stella menambahkan, mengasah kemampuan belajar dapat dilakukan dengan banyak berbicara dengan anak. Menurutnya, hal ini dapat mendorong anak untuk belajar banyak hal.
"Belajar untuk belajar ini sangat dipengaruhi tadi dari tanya jawab. Misalnya kalau anaknya sering nanya dan dijawab sama orang tuanya, ini jadi kemampuan, oh dunia itu menarik ya," ungkapnya.
"Jadi jawaban singkatnya, waktu kecil itu jangan mencekoki konten, tapi membangun kemampuan belajar untuk belajar. Caranya tipsnya mudah saja, banyak berbicara dengan anak," lanjutnya.
Dilansir dari situs Association of American Universities, para ilmuwan kognitif dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam studinya menemukan percakapan antara orang dewasa dan anak-anak berdampak terhadap perkembangan otak anak.
Dalam sebuah studi terhadap anak-anak berusia 4-6 tahun, mereka menemukan perbedaan jumlah 'giliran percakapan' merupakan penyebab utama perbedaan fisiologi otak dan keterampilan bahasa yang mereka temukan pada anak-anak tersebut.
"Yang penting bukan hanya berbicara ke anak Anda, tetapi berbicara dengan anak Anda. Ini bukan hanya tentang memasukkan bahasa ke dalam otak anak Anda, tetapi benar-benar memulai percakapan dengan mereka," kata mahasiswa pascasarjana di Harvard dan MIT, Rachel Romeo.
Nutrisi Tepat untuk Perkembangan Otak
Perkembangan dan pertumbuhan anak yang baik tentu tak lepas dari asupan nutrisi yang bergizi. Stella mengungkapkan asupan gizi dapat meningkatkan atau berpengaruh terhadap kondisi kognitif anak.
Dalam jurnal berjudul 'The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the "First 1000 Days' menyebutkan bagian kognitif, sosial, dan emosional otak terus berkembang sepanjang rentang kehidupan. Sebagian besar struktur dan kapasitas utama otak dibentuk sejak dini sebelum usia 3 tahun.
Jurnal tersebut juga mengatakan bahwa nutrisi memainkan peran penting dalam perkembangan otak sejak konsepsi hingga usia 3 tahun.
"Karena otak sebenarnya berkembang sangat cepat sekali di usia 0 sampai 3 tahun. Jadi gizi-gizi yang masuk sejak di kandungan itu sudah mempengaruhi perkembangan otaknya," jelas Stella.
Stella pun menekankan pentingnya orang tua memberikan asupan gizi yang konsisten untuk anak. Dengan begitu, mereka dapat fokus menjalani aktivitasnya sehari-hari.
"Anak-anak kita mungkin ada dari beberapa keluarga yang tidak konsisten. Misalnya makan paginya tidak konsisten. Kadang ada sarapannya, kadang tidak. Ini secara dampaknya, kalau kita perut kosong, di sekolah pasti tidak konsen," paparnya.
Terkait nutrisi, jurnal 'The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the First 1000 Days' menyebut dua nutrisi penting yang dapat mendukung perkembangan otak anak. Pertama, makronutrien berupa protein dan asam lemak tak jenuh, seperti DHA. Kemudian mikronutrien seperti zat besi, zinc, dan yodium.
Adapun kebutuhan nutrisi anak dapat dipenuhi lewat asupan rutin segelas susu Morinaga Platinum sebanyak 2-3 kali setiap harinya. Morinaga lebih tinggi AA DHA untuk dukung kecerdasan multitalenta. Morinaga juga satu-satunya susu formula dengan MoriCare Triple Bifi yang dirancang untuk kesehatan saluran cerna sehingga penyerapan nutrisi optimal, serta zero sugar untuk mencegah karies gigi dan obesitas. Morinaga juga tinggi kalsium & vitamin D untuk dukung tumbuh kembang optimal.
Dengan Morinaga, masa depan si Kecil bukan terjadi karena kebetulan, tapi terbentuk dari pilihan terbaik yang kita buat hari ini. 'Karena #WaktuTakBisaKembali' Morinaga memahami bahwa peran orang tua sangat penting dalam menentukan arah tumbuh kembang anak.
Karena itu, Morinaga hadir mendampingi Bunda dan Ayah melalui tiga kunci penting: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan si Kecil, mengasah Potensi unik yang dimilikinya, dan memenuhi kebutuhan 'Nutrisi Tepat' sebagai fondasi tumbuh kembang optimal.
Dengan dukungan terbaik sejak sekarang, setiap pilihan Ayah dan Bunda adalah langkah besar menuju masa depan terbaik si Kecil.
Masa depan Si Kecil bukan terjadi karena kebetulan, tapi terbentuk dari pilihan terbaik yang orang tua buat hari ini. Karena #WaktuTakBisaKembali Morinaga memahami bahwa peran orang tua sangat penting dalam menentukan arah tumbuh kembang anak. Karena itu, Morinaga hadir mendampingi Bunda dan Ayah melalui tiga kunci penting: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan Si Kecil, mengasah Potensi unik yang dimilikinya, dan memenuhi kebutuhan Nutrisi Tepat sebagai fondasi tumbuh kembang optimal. Dengan dukungan terbaik sejak sekarang, setiap pilihan Ayah dan Bunda adalah langkah besar menuju masa depan terbaik Si Kecil.
Morinaga. Your Choice, Their Future
(prf/ega)