Memiliki anak yang berprestasi tentu menjadi impian orang tua. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menjelaskan keluarga, lingkungan, sekolah dan teman menjadi faktor yang berpengaruh agar anak dapat berprestasi.
Ia mengatakan riset membuktikan bahwa ada korelasi yang sangat kuat antara jumlah kosa kata seorang anak pada umur 5 tahun dan prestasi mereka di sekolah sampai selesai SMA.
"Jadi kosa kata, jumlah kata-kata yang mereka miliki pada umur 5 tahun itu memprediksi kemampuan akademik mereka sampai SMA," ujar Stella dalam keterangannya, Rabu (23/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Stella, kekayaan kosa kata akan dimiliki anak jika orang tuanya banyak mengajak bicara, memiiki banyak guru, dan saudaranya sering mengajak bicara.
"Jadi ini pesan penting saya bahwa pertama, prestasi itu dibangun dari lingkungan," jelasnya.
Selain itu, Stella mengungkapkan berbicara dengan anak, mendengarkan pertanyaan anak dan menjawab pertanyaan anak, adalah salah cara yang efektif untuk membangun kognitif kemampuan anak untuk berprestasi.
Ia mencotohkan kepada orang tua, apabila sang anak tengah makan dapat diajak mengobrol perihal makanan tersebut.
"Nak, itu mau gak jeruk? Tadinya anaknya gak tahu jeruk itu, apa sih jeruk? Tuh anaknya bisa bilang, saya gak suka. Nah, kan harus ngomong, harus anak memikirkan jawabannya. Atau anaknya terus, ini buah apa? Oh ini mirip jeruk rasanya, tapi lebih asem," ujar Stella.
"Ini yang di penelitian kognitif sangat terbukti yang kita sebut belajar social learning. Jadi belajar dari manusia itu jauh lebih efektif, jauh lebih bisa," imbuhnya.
Jika anak memiliki banyak kosa kata, akan memudahkannya untuk membaca. Begitu membacanya mudah, maka anak akan mudah mengerti pelajaran di sekolah. Tapi kalau dia kosa katanya sedikit, membaca pun akan lebih susah.
"Sehingga jadi kayaknya berat mengikuti pelajaran. Nah itu jadi ada yang kita bilang, ada efek bola saljunya. Begitu kosa kata banyak, terus-menerus-menerus, lebih mudah menyerap pengetahuan-pengetahuan baru," tuturnya.
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, diperlukan asupan nutrisi dan gizi yang lengkap, Stella mengatakan kunci agar fungsi kognitif anak agar berkembang dengan baik, haruslah mendapat asupan gizi dan nutrisi yang konsisten.
"Kuncinya jika ingin fungsi kognitif anak berkembang dengan baik, anak harus mendapat sumber nutrisi dan gizi yang konsisten. Hal ini penting supaya anak bisa mudah konsentrasi," kata Stella.
Lebih lanjut, Stella menjelaskan otak anak akan berkembang cepat pada usia 0 sampai 3 tahun jika nutrisi dan gizi terpenuhi secara seimbang.
"Tapi bukan gizi semata ya, jadi jangan dipikir karena sudah dikasih makanan yang bagus begitu, lalu tidak perlu bicara sama anaknya, tidak. Ini harus dua-duanya jalan. Tapi gizi juga sangat mempengaruhi," terangnya.
Diketahui nutrisi seperti asam lemak esensial juga berpengaruh penting dalam perkembangan kognitif anak dalam mempersiapkan pondasi berprestasi di masa depan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kecukupan nutrisi anak-anak di masa pertumbuhannya tersebut, perlu memilih asupan nutrisi dengan tepat dan bijak salah satunya dengan Morinaga.
Melalui Morinaga, Masa depan Si Kecil bukan terjadi karena kebetulan, tapi terbentuk dari pilihan terbaik yang kita buat hari ini. 'Karena #WaktuTakBisaKembali' Morinaga memahami bahwa peran orang tua sangat penting dalam menentukan arah tumbuh kembang anak.
Karena itu, Morinaga hadir mendampingi Bunda dan Ayah melalui tiga kunci penting: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan Si Kecil, mengasah Potensi unik yang dimilikinya, dan memenuhi kebutuhan 'Nutrisi Tepat' sebagai fondasi tumbuh kembang optimal. Dengan dukungan terbaik sejak sekarang, setiap pilihan Ayah dan Bunda adalah langkah besar menuju masa depan terbaik Si Kecil. Morinaga. Your Choice, Their Future
(ega/ega)