Perkembangan pesat kecerdasan buatan atau AI dalam dunia pendidikan tak selamanya berdampak baik. Salah satunya, maraknya aksi menyontek ujian dengan AI.
Dengan alat sepertiChatGPT yang kini tersebar luas, siswa dapat membuat esai; memecahkan soal matematika yang rumit; atau menyusun laporan lab dalam hitungan detik. Untuk mencegah aksi curang ini, beberapa sekolah di AS mulai kembali ke cara awal: ujian dengan pulpen dan kertas.
Baca juga: Pakar Binus: AI Tak Gantikan Guru, Tapi... |
Bahkan, ada sekolah yang menggunakan buku biru, buku bergaris dengan sampul biru yang biasa digunakan untuk ujian di era dulu. Menurut laporan dari The Wall Street Journal, sekolah harus kembali pada pilihan kuno ini untuk memastikan siswa benar-benar mengerjakan tugas mereka sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
89% Siswa Gunakan ChatGPT untuk Mengerjakan Tugas
Survei terbaru menunjukkan, seperti dikutip dari Fox News, hingga 89% siswa telah menggunakan alat AI seperti ChatGPT untuk membantu mengerjakan tugas. Beberapa orang mengaku hanya menggunakannya untuk bertukar pikiran atau memperbaiki tata bahasa, tetapi yang lain mengandalkannya untuk menulis makalah lengkap atau ujian di rumah.
Universitas juga telah melaporkan peningkatan tajam dalam kasus disipliner yang terkait dengan AI, tetapi banyak insiden kemungkinan tidak terdeteksi.
Alasan Sekolah Kembali Menggunakan Buku Biru
Sejumlah sekolah di Amerika Serikay telah menggunakan buku biru dalam ujian selama dua tahun terakhir. Alasannya, mengerjakan ujian dengan buku biru tidak akan memberikan siswa cukup waktu untuk menyalin jawaban dari AI.
Ujian tatap muka dengan tulisan tangan juga lebih sulit dimanipulasi. Beberapa pengajar juga mengatakan kualitas berpikir siswa justru meningkat tanpa bantuan AI.
Apakah Ujian Tulis Cukup Untuk Mengurangi Kecurangan?
Para kritikus berpendapat jika mengandalkan penulisan di kelas dapat menghambat keterampilan riset dan analisis siswa. Argumen ini terutama ditujukan untuk topik-topik kompleks yang membutuhkan waktu, revisi, dan sumber eksternal.
Selain itu, buku biru tidak banyak membantu mencegah penyalahgunaan AI dalam pekerjaan rumah, proyek kelompok, atau esai yang dikerjakan di rumah.
(nir/nah)