Lulusan S3 Oxford Banting Setir Jadi Ojol, Akui Cari Kerja Kini Susah

ADVERTISEMENT

Lulusan S3 Oxford Banting Setir Jadi Ojol, Akui Cari Kerja Kini Susah

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 09 Jul 2025 11:30 WIB
Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat Kerja
Ding Yuanzhao, Lulusan Oxford Jadi Ojol Pengantar Makanan. (Foto: SCMP)
Jakarta - Seorang pria di China sehari-hari bekerja sebagai ojol pengantar makanan. Uniknya, ia dijuluki "pengantar makanan dengan jenjang pendidikan tertinggi" lantaran meraih gelar dari beberapa universitas bergengsi, termasuk Oxford.

DingYuanzhao menarik perhatian dunia maya setelahmengunggah video yang menyemangati para siswa yang baru saja menyelesaikan ujiangaokao. Ujiangaokao Tiongkok, yang diselenggarakan setiap tahun di awal Juni, hasilnya akan dirilis di akhir bulan.

"Jika Anda belum mencapai hasil yang baik, jangan pesimis atau berkecil hati. Jika Anda telah berhasil, ingatlah bahwa usaha kebanyakan orang tidak terlalu berpengaruh," saran Ding dalam media sosialnya dikutip dari South China Morning Post, Rabu (9/7/2025).

Setelah ditelusuri, Ding mulai bekerja sebagai pengantar makanan usai berkuliah di Singapura. Beberapa bulan kemudian, ia kembali ke China untuk menekuni pekerjaan yang sama. Kisah Ding ini menginspirasi banyak orang sekaligus memicu diskusi mengenai sulitnya pasar kerja.

Jejak Pendidikan Ding Yuanzhao

Ding, yang berasal dari provinsi Fujian di tenggara China, mengikuti ujian masuk universitas nasional China, yang dikenal sebagai gaokao, pada tahun 2004. Ia diterima di Universitas Tsinghua yang bergengsi dengan skor impresif hampir 700 dari total 750.

Setelah lulus dengan gelar sarjana kimia, Ding melanjutkan studi di institusi bergengsi lainnya, Universitas Peking, dan meraih gelar magister di bidang teknik energi.

Ding kemudian meraih gelar doktor di bidang biologi dari Nanyang Technological University, sebuah universitas terkemuka di Singapura. Selain itu, ia juga meraih gelar magister di bidang keanekaragaman hayati dari Universitas Oxford di Inggris.

Pria berusia 39 tahun ini juga pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Universitas Nasional Singapura (NUS), yang kontraknya berakhir Maret tahun 2024 lalu. Meskipun telah mengirimkan banyak resume dan menghadiri lebih dari 10 wawancara, ia tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Ding akhirnya bekerja sebagai pengantar makanan di Singapura. Ia mendapat penghasilan SGD700 atau Rp8,8 juta per minggu dengan bekerja 10 jam sehari.

"Ini pekerjaan yang stabil. Saya bisa menghidupi keluarga dengan penghasilan ini. Jika kita bekerja keras, kita bisa mendapatkan penghasilan yang layak. Ini bukan pekerjaan yang buruk," ungkap Ding dalam South China Morning Post dikutip Rabu (9/7/2025).

Gemar Berolahraga

Ding yang gemar berolahraga merasa tidak dirugikan dengan pekerjaannya sebagai ojol pengantar makanan.

"Salah satu keuntungan mengantar makanan adalah kita bisa berolahraga sekaligus," ujar Ding.

Ding mengungkapkan jika ia memilih untuk tidak bekerja sebagai guru privat untuk siswa muda karena ia merasa "terlalu malu untuk mencari pelanggan sendiri."

Setelah bekerja beberapa bulan di Singapura, Ding kembali ke China. Kini ia bekerja sebagai ojol pengantar makanan untuk Meituan di Beijing, sebuah platform belanja terkemuka.


(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads