Anak Muda di China Kesulitan Cari Kerja, Akhirnya Pilih Rawat Kakek-Nenek dan Digaji

ADVERTISEMENT

Anak Muda di China Kesulitan Cari Kerja, Akhirnya Pilih Rawat Kakek-Nenek dan Digaji

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 03 Jul 2025 21:00 WIB
Liao Xiaofeng, 47, prepares an oxygen concentrator for her mother Chen Lifen, 86, as they arrive home from a clinic in a village of Lezhi county after strict measures to curb the coronavirus disease (COVID-19) were removed nationwide, in Ziyang, Sichuan province, China December 29, 2022. REUTERS/Tingshu Wang
Foto: REUTERS/TINGSHU WANG/Ilustrasi lansia di China
Jakarta -

Kesulitan mencari kerja di China telah memunculkan tren baru bagi para pengangguran muda. Banyak anak-anak muda yang kalah bersaing di pasar kerja, memilih merawat keluarga.

Tren pekerjaan itu dikenal dengan "full-time grandkids" atau "cucu penuh waktu". Artinya, alih-alih bekerja di perusahaan, para anak muda memilih kembali ke rumah untuk merawat kakek-nenek mereka yang sudah lanjut usia, demikian dilansir South China Morning Post (SCMP).

Banyak dari pemuda yang memilih pekerjaan ini, mereka telah berjuang untuk mencari kerja di berbagai tempat. Termasuk mengikuti seleksi pegawai negeri sipil hingga ujian pascasarjana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di China, tingkat pengangguran di perkotaan tergolong tinggi. Per April 2025, tingkat pengangguran perkotaan untuk orang berusia 16 hingga 24 tahun mencapai 15,8 persen, yang berarti satu dari enam orang muda menganggur.

Dapat Gaji Mencapai Rp 16 Juta per Bulan

Meski terkesan seperti pengangguran karena berada di dalam rumah, nyatanya pekerjaan 'full-time grandkids' di China cukup menghasilkan. Salah satu perempuan berusia 26 tahun yang merawat kakeknya, diketahui mendapatkan USD 1.000 per bulan atau Rp 16.240.000 (Kurs Rp 16.240) dari uang pensiun kakeknya yang besar.

ADVERTISEMENT

Namun, tren ini tidak berlaku untuk semua cucu di China. Sebab, ada banyak kakek yang hanya memiliki pensiunan petani sekitar USD 14 atau sekitar Rp 227.360.

Di sisi lain, tren ini memunculkan banyak pembahasan di kalangan muda China. Para anak muda banyak melihat bahwa dengan menjadi pengasuh kerabatnya yang lanjut usia, memungkinkan mereka melihat 'makna hidup yang sebenarnya'.

Cucu-cucu yang bekerja penuh waktu tersebut, dianggap bisa memberikan persahabatan, dukungan emosional, dan bantuan sehari-hari kepada anggota keluarga yang lanjut usia atau cacat. Hal ini berbeda dengan cucu kandung yang telah bersama sepanjang waktu.

Dibandingkan dengan "anak-anak kandung yang dibesarkan penuh waktu", yang utamanya menemani orang tua yang sehat jasmani, "cucu penuh waktu" sering dianggap lebih berbakti.

Apa yang Dilakukan Anak Muda dalam Pekerjaan 'Full-time Grandkids'?

Menurut laporan, banyak anak muda yang bekerja dengan tren baru ini, telah beradaptasi dengan baik. Mereka bisa cepat memahami peran baru dalam merawat orang lanjut usia.

Pekerjaan yang mereka lakukan, antara lain:

- Mengajak kakek nenek menerapkan kebiasaan sehat

- Mengajak ke kedai teh susu/tempat populer

- Memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi

- Pergi ke restoran mewah (untuk keluarga tertentu)

- Kunjungan ke rumah sakit

- Pekerjaan rumah tangga

Kini, tren 'full-time grandkids' menjadi pembahasan di media sosial China. Menurut laporan SCMP, banyak anggapan muncul bahwa meminta bantuan keluarga untuk merawat lansia, lebih baik dari mempekerjakan seseorang dari luar. Namun, tetap harus melihat pendapatan dari kakek-nenek tersebut.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads