Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia sudah mencapai 7,28 juta orang di 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 ini, tingkat pengangguran pada bulan tersebut 4,76% dari angkatan kerja di Indonesia.
Menaker Yassierli menyebut solusi utama mengatasi pengangguran adalah kondisi supply dan demand.
"Saya tetap melihat bahwa solusi pengangguran itu kita harus melihatnya dua sisi. Yaitu adalah supply dan demand," ujarnya dalam Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun INDEF 2025 di Aryaduta Hotel Menteng di Jakarta pada Rabu (3/7/2025), dikutip dari detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang dipaparkan Menaker, jenjang SMK khususnya, berada pada peringkat ketiga penyumbang pengangguran tertinggi yaitu 1,63 juta orang. Namun, pengangguran bukan satu-satunya isu terkait lulusan SMK.
Salah satu isu lainnya adalah pekerjaan lulusan SMK yang tidak linier. Hal ini juga dibenarkan oleh pengamat pendidikan Isa Anshori.
Kepada detikJatim pada 2024 lalu, ia mengatakan memang ada fakta banyak lulusan SMK yang bekerja tidak linier dengan jurusan. Sebagai contoh, ada anak-anak jurusan elektro yang bekerja di toko.
Namun, hal itu juga menyebabkan mereka tidak terekam oleh BPS. Ada juga lulusan SMK yang membuka usaha sendiri.
Kenapa Banyak Alumni SMK yang bekerja Tidak Sesuai Jurusan?
Salah satu alasan ada banyak alumni SMK yang bekerja di luar jurusannya adalah banyak SMK yang menyediakan jurusan yang kurang sesuai dengan peta kebutuhan tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.
"Banyaknya SMK bermunculan dan tidak memperhatikan jurusan yang sesuai dengan peta kebutuhan tenaga kerja lingkungan sekitar, mengakibatkan lulusan SMK banyak yang tidak terserap di dunia kerja terutama di daerahnya sendiri," ungkap salah satu praktisi SMK bidang manajemen perkantoran dan layanan bisnis, Yuli Anjar Wati, dikutip dari laman SMK NU Lasem pada Kamis (3/7/2025).
Ia menerangkan, ada banyak jurusan SMK yang tak sesuai karakter daerahnya atau tingkat kebutuhan tenaga kerja di daerah tersebut. Misalnya di daerah pariwisata, maka jurusan yang dibuka semestinya adalah yang berkaitan dengan pariwisata, bukan jurusan teknik.
Bagaimana Jika Bekerja Tak Sesuai Jurusan?
Meski begitu, bekerja di luar jurusan tidak hanya dialami oleh lulusan SMK, lulusan perguruan tinggi pun juga mengalaminya. Jika kalian pun mengalaminya, ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan, seperti dirangkum dari Binus University.
1. Perluas Jejaring
Kalian perlu mengembangkan koneksi untuk meningkatkan kesempatan karier. Sebagai contoh, kalian dapat menghadiri pertemuan profesional untuk berkenalan dengan orang-orang baru.
2. Peluang Memperbaiki Salah Jurusan
Ketimbang menyesal, kalian mungkin dapat mencoba memikirkan lingkungan kerja seperti apa yang membuat kalian semangat bekerja. Dengan memahami apa yang dibutuhkan di tempat kerja, kalian akan lebih mudah mengetahui posisi dan tempat kerja yang pas untuk kalian.
Jika ternyata bekerja di bidang yang tak linier jurusan adalah jawabannya, maka jadikan ini peluang memperbaiki salah jurusan dan bersemangat untuk bekerja di bidang yang kalian suka.
3. Jurusan Bisa Jadi Hanya Prasyarat Pekerjaan
Sebagian pekerjaan memang membutuhkan keterampilan linier dengan gelar. Namun, tak sedikit pekerjaan yang menggunakan jurusan hanya sebagai prasyarat. Jadi kalian tetap memiliki peluang untuk sukses.
(nah/nwk)