KDM ke Kemendikdasmen, Sinergi dan Bahas Penanggulangan Anak Putus Sekolah

ADVERTISEMENT

KDM ke Kemendikdasmen, Sinergi dan Bahas Penanggulangan Anak Putus Sekolah

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 17 Jun 2025 17:30 WIB
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berkunjung ke Kantor Kementerian Pendidikan, Dasar, dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Selasa (17/6/2025) di Kompleks Kemendikdasmen, Jakarta. Apa saja yang dibahas KDM dengan kementerian?

Wakil Mendikdasmen, Atip Latipulhayat, mengatakan jika Dedi Mulyadi memang sedang roadshow ke kementerian, salah satunya adalah Kemendikdasmen.

"Jadi beliau menyampaikan informasi mungkin sekaligus permasalahan yang dihadapi yaitu soal fasilitas untuk pendidikan. Yaitu perlunya untuk merehabilitasi bahkan membangun sekolah baru di Jawa Barat," jelas Atip kepada wartawan di Komplek Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (17/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi beliau ya mungkin menyampaikan itu sekaligus melakukan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," imbuhnya.

KDM Ingin Mengatasi Angka Putus Sekolah di Jabar

Pembahasan lainnya, kata Atip, adalah mengenai program pengentasan angka putus sekolah. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga ingin bersinergi dengan Kemendikdasmen mengenai penanganan siswa yang tergolong miskin.

ADVERTISEMENT

Atip juga mengatakan jika Dedi Mulyadi telah berkomitmen untuk menggelontorkan sekitar Rp600 M untuk siswa miskin.

"Kita hanya menyampaikan bahwa pemerintahkan sudah punya program yang berada pada garis kemiskinan ekstrim. Itu ranahnya di sekolah rakyat yang dikeluarkan oleh Kemensos," ujar Atip.

Sebagai informasi, Sekolah Rakyat merupakan sekolah yang diinisiasi oleh pemerintah untuk anak-anak dengan latar belakang ekonomi miskin dan miskin ekstrem. Anak-anak ini akan diberikan fasilitas sekolah, asrama, dan dibebaskan dari biaya.

Tidak Bahas Barak Militer atau Jam Masuk Sekolah

Atip mengatakan, KDM dan Kemendikdasmen tidak membahas mengenai bahasan siswa masuk barak militer atau jam masuk sekolah pukul 06.30 pagi.

"Tidak dibahas tadi, tapi kehadiran beliau itu kan koordinasi, bersinergi. Jadi kehadiran lebih bermakna daripada kata-kata. Kita enggak ada bahasan tentang 6.30 pagi, enggak," ujarnya.

"Saya kira itu yang pokok-pokoknya dan persoalan-persoalan lain yang akan dikoordinasikan dengan Kementerian Pendidikan Dasar. Jadi intinya beliau hadir untuk berkoordinasi, bersinergi dengan kita untuk pelaksanaan pendidikan di Jawa Barat," pungkas Atip.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads