Rahadian, Individu Autistik yang Biasa Nyetir Motor ke Kampus

ADVERTISEMENT

Rahadian, Individu Autistik yang Biasa Nyetir Motor ke Kampus

Sudrajat - detikEdu
Selasa, 21 Nov 2023 11:30 WIB
Rahadian Sakti Pradana (Rian) yang divonis sebagai anak spesial autistik diajarkan mandiri sejak kecil. Saat kuliah di Unpad, ia mengendarai motor sendiri.
Rahadian Sakti Pradana (Rian) yang divonis sebagai anak spesial autistik diajarkan mandiri sejak kecil. Saat kuliah di Unpad, ia mengendarai motor sendiri. Foto: dok. Pri
Jakarta -

Kebanyakan individu autistik masih suka bergantung pada orang lain yang biasa mendampinginya. Namun Rahadian Sakti Pradana (Rian) yang kini berusia 25 tahun berbeda. Sejak memasuki bangku sekolah menengah pertama (SMP) dia sudah dibiasakan untuk ke sekolah naik angkutan kota (angkot) sendiri.

Ketika berusia 17 tahun, sebagai kado kedua orang tuanya mengizinkan Rian untuk membuat Surat Izin Mengemudi (SIM C) untuk sepeda motor. "Ayah yang mengajari saya naik motor," kata Rian saat berbincang dengan detikedu di sebuah kedai kopi di Bandung Timur, Minggu (19/11/2023).

Siang itu dia datang ke lokasi pertemuan dengan mengendarai sepeda motor Vario putih, memboncengkan ibunya, Nita Yanuarita Taslian. Menyimak penampilan fisik dan gerak-geriknya sepintas orang yang baru mengenalnya tak akan mengira bila Rian adalah individu autistik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengendarai sepeda motor, kata Nita, menjadi semacam terapi untuk Rian dalam mengendalikan emosi. Hal itu terbukti setelah beberapa bulan diizinkan mengendarai sepeda motor ke sekolah, sebuah SMA inklusif di dekat Gedung Sate.

ADVERTISEMENT

"Perkembangan psikis mentalnya makin terlihat nyata," tulis Nita dalam buku, 'Kado Istimewa dari Tuhan' yang terbit awal November 2023. Buku itu disusun selama masa pandemi Covid-19 dan diterbitkan sebagai kado khusus untuk Rian yang lahir 1 Oktober 1998.

Dengan berseloroh Nita mengaku dirinya merasa jauh lebih nyaman dibonceng sepeda motor oleh Rian ketimbang oleh suaminya yang notabene seorang polisi. Sebab Rian mengemudi dengan lebih terkendali, cermat, dan tertib lalu lintas.

Sejak memiliki SIM, dia dan suami mengizinkan Rian ke sekolah dengan mengendarai sendiri sepeda motornya. Hal itu juga bagian dari upaya agar Rian tidak terlambat masuk sekolah.

Sebab bila menggunakan kendaraan umum dari kediamannya di Cijerah, Bandung Barat ke sekolah harus tiga kali ganti angkot. "Beberapa kali dia pernah kena setrap karena terlambat," ujar Nita.

Saat kuliah, ia melanjutkan, Rian sempat kos di dekat kampus Unpad di Jatinangor. Namun cuma setahun. Memasuki tahun kedua, Rian biasa pulang pergi dari rumah ke kampus yang berjarak sekitar 35 km dengan mengendarai sepeda motor sendiri.

Sejak selepas SMP, Nita mengajari Rian untuk semakin mandiri. Dia mengajarinya menyapu, mengepel, memasak, hingga mencuci pakaian seragam dan menyetrikanya minimal di akhir pekan.

Kepada putra sulungnya maupun Rian, dia selalu menyatakan bahwa lelaki yang bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah itu keren. Memang tidak mudah. Dia harus tekun untuk terus membimbing dan memberi contoh dengan lemah lembut.

"Saya selalu katakan kepada Rian dan kakaknya bahwa suatu saat mereka harus mandiri penuh karena kami menua. Mereka juga akan menikah, berkeluarga," kata Nita.

Sejak usia 3 tahun, Rian divonis sebagai anak spesial autistik. Memasuki usia 5 tahun dia baru mampu mengucapkan dua kata. Namun dengan berbagai terapi yang dijalani dan ketekunan yang luar biasa dari Nita dalam mendampinginya Rian tumbuh menjadi pribadi luar biasa.

Pada Agustus 2017 Rian menjadi mahasiswa jurusan Bahasa Mandarin di Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Bandung. Dia diwisuda pada Maret 2022. Mengenakan toga Rian berjalan berbaris bersama ratusan wisudawan lainnya.

Tanpa dapat mengontrolnya, air mata Nita pun meleleh penuh haru dan sesak di dada Nita. "Allah Maha Baik Maha Sayang...," ia membatin.

Sejak 1 September 2022, Rian tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana (S-2) di Jurusan Pendidikan Khusus di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. "Saya ingin menjadi pembimbing untuk penyandang disabilitas autisme," kata Rian.




(jat/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads