Kisah Si Kembar dari SMA Unggulan CT Arsa, Lolos SNBP 2025-Ingin Angkat Derajat Ortu

ADVERTISEMENT

Kisah Si Kembar dari SMA Unggulan CT Arsa, Lolos SNBP 2025-Ingin Angkat Derajat Ortu

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 21 Mar 2025 09:30 WIB
Keke Adimar Putri dan Kiki Adimar Putri, si kembar dari SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo yang berhasil diterima di IPB University jalur SNBP.
Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu/Keke Adimar Putri dan Kiki Adimar Putri, si kembar dari SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo yang berhasil diterima di IPB University jalur SNBP.
Jakarta -

Setiap anak ingin membanggakan orang tuanya. Tak terkecuali bagi si kembar Keke Adimar Putri dan Kiki Adimar Putri dari SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo.

Keduanya mengaku, ingin membanggakan sekaligus mengangkat derajat keluarganya melalui jalur pendidikan. Salah satu langkah yang mulai terwujud, yakni dengan berhasil melanjutkan ke pendidikan tinggi, bahkan lulus melalui jalur prestasi SNBP 2025.

Keke diterima di program studi (prodi) kedokteran hewan IPB University. Sementara Kiki diterima di prodi statistika dan sains data.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asa Keluarga untuk Studi hingga ke Pendidikan Tinggi

Keke bercerita, latar belakang keluarganya belum ada yang memiliki pendidikan hingga bangku kuliah. Namun, kedua orang tuanya ingin Keke dan Kiki bisa melanjutkan ke SMA bagus hingga kemudian kuliah.

"Jadi sebenarnya, ibu sama bapak ingin menyekolahkan (untuk) kerja saja, ga pernah berpikir tentang kuliah. Karena di keluarga saya belum ada yang kuliah. Bapak (lulusan) SD, ibu (lulusan) SMA," ucapnya saat ditemui di gedung SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo, Rabu (19/3/2025).

ADVERTISEMENT

Bermula dari rasa penasaran ibunya yang ingin mencarikan anaknya sekolah gratis, ditemukanlah SMA Unggulan CT Arsa. Keke mengungkapkan ibunya mencari secara manual di Google dengan kalimat 'sekolah gratis'.

"Terus pas (waktu) mau daftar kuliah, ibu search di Google sekolah gratis, yang terdekat. Muncullah sekolah CT Arsa. Setelah dikulik, ternyata berasrama," ujar Keke.

Mendengar hal itu, Keke dan Kiki tak langsung mengiyakan. Sebab, ternyata ia sudah terpikir mendaftar di sekolah lain.

Namun, karena mereka berpikir sekolah asrama gratis bisa membantu meringankan orang tuanya, si kembar pun akhirnya memilih SMA Unggulan CT Arsa.

"Karena orang tua meyakinkan dan (kita) ingin mengurangi beban keluarga. Kami ada empat bersaudara, semuanya bersekolah. Akhirnya kami ke sini (CT Arsa)," terang Keke.

"Dan pertama kali ke sini, (baru tahu) ternyata memang semuanya full scholarship. Dari semua badan (ditanggung), sepatu pun dipikirkan, baju, buku, fasilitas, lab, dan yang lainnya diberikan gratis," lanjutnya.

Orang Tuanya Sempat Diremehkan

Di balik pemilihan prodi kedokteran hewan, Keke menceritakan ada kisah di belakangnya. Hal ini terkait dengan profesi ibunya sebagai asisten rumah tangga (ART).

Ia mengingat kembali, bahwa ibunya, pernah bekerja untuk seorang dokter. Namun, saat mengetahui cita-cita anaknya, ibu Keke diremehkan karena sebagai ART diragukan bisa menguliahkan anaknya, apalagi di kedokteran.

"Ada cerita, ibu seorang ART di dekat rumah, majikannya seorang dokter. Majikan itu pernah merendahkan ibu saya dan bilang 'Emang bisa anaknya di sekolah di kedokteran (hewan)?'. Kemudian secara tersirat ibu bilang, 'Ndok kalau bisa pas kuliah kedokteran ya, ibu pengen'. Pas (awalnya) milih teknologi pangan terus diganti ke kedokteran hewan (di IPB), itu karena ingat kata-kata ibu," ungkap Keke.

Di samping itu, ia juga melihat bahwa peluang karier kedokteran hewan, khususnya di wilayah Jawa Tengah, terbilang cerah. Ia, bahkan telah mencari tahu, prospek karier apa saja yang ada sebagai lulusan kedokteran hewan.

"Sebenarnya, kalau saya search, kedokteran hewan menjadi salah satu prodi yang menurut saya menjanjikan di Jawa Tengah, karena memang langka. Jadi sangat dibutuhkan (khususnya) di Jawa (Tengah)," katanya.

"Jadi kedokteran hewan nanti prospeknya sangat bagus di masa depan, buka praktik, jadi dokter di rumah sakit hewan, atau kerja di Kementerian Kesehatan hingga kebun binatang," imbuh Keke.

Untuk cita-cita, Keke mengatakan akan mengejar gelar 'Drh' dulu. Setelahnya, baru melanjutkan S2.

"Habis itu Insya Allah kebayang untuk buka klinik sendiri. Habis itu kalau sudah punya karyawan, saya mau lari ke luar negeri, lanjut S2," tuturnya.

Hal yang serupa juga diungkapkan Kiki, kembarannya. Ia berencana kuliah juga dengan memikirkan proyeksi beberapa tahun ke depan.

Misalnya, Kiki mengungkapkan memiliki rencana akan lanjut S2 selepas jenjang sarjananya rampung. Rencana ini juga selaras dengan keinginannya yang ingin membanggakan kedua orang tua dengan memiliki gelar dan karier yang bagus di masa depan.

"Perasaan kami tentu saja bersykur, bisa sampai di detik ini (diterima SNBP). Tidak lain karena doa orang tua, dinasihati untuk berpendidikan. Orang tua sangat mendukung untuk menempuh pendidikan sampai ke atas. Untuk proyeksi saya dan Keke mungkin sampai S2," cerita Kiki, yang duduk bersebelahan dengan kembarannya.

Tak hanya itu, bahkan Kiki memiliki rencana untuk S2 di luar negeri. Hal itu sudah ia mulai sejak mengikuti program Beasiswa Indonesia Maju (BIM), yang mengarahkannya belajar bahasa Inggris dan belajar intensif sehingga bisa mendaftar ke kampus luar negeri.

"Yang saya niatkan dari awal, ingin mengumrohkan bapak dan ibu. Itulah kenapa saya berniat sekali sekolah sampai tinggi, bayangan saya (pas kecil) kalo studi tinggi gajinya bisa lebih besar. Dengan alasan itu, kami sangat termotivasi," lanjut Kiki.

"Lewat pendidikan, dengan rencana kami, semoga bisa memberangkatkan bapak ibu umroh," tambahnya.

Pentingnya Pendidikan di Mata Si Kembar

Meski baru akan memulai langkah menjadi seorang mahasiswa, baik Keke maupun Kiki telah menanamkan bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan. Tak hanya belajar, lebih jauh lagi bisa memberikan pembelajaran.

Bagi Kiki, menempuh pendidikan sampai tinggi ialah persiapan agar ia bisa menjadi orang tua terdidik. Hal ini bisa membuat dirinya memiliki bekal untuk memberikan pembelajaran yang baik untuk anak-anaknya kelak.

"Dari saya sendiri, saya suka anak kecil. Anak kecil menurut saya krusial untuk pembelajaran, untuk diajari banyak hal. Saya mikirnya tu kalau kita diajari dari kecil tentang pendidikan, akan berdampak pas gede. Jadi saya berniat menjadi orang tua yang (ter)baik dengan pendidikan itu tadi, saya bisa mengajarkan hal-hal yang baik," ungkapnya.

"Pendidikan menjadi hal yang penting untuk berbenah diri menjadi orang yang lebih baik," lanjut Kiki.

Menurutnya, berpendidikan itu suatu hal yang tidak boleh putus asa. Meski ekonomi terbatas atau tak ada biaya sama sekali.

Sebab, peluang selalu ada. Ada banyak informasi beasiswa di luar sana, yang bisa untuk diambil kesempatannya.

"Dari saya pribadi, untuk teman-teman yang sedang berproses, yang masih kekurangan secara ekonomi, itu bukan keterbatasan. Justru itu sebuah kelebihan, karena akan banyak kesempatan (beasiswa) datang kepada kita," ujar Kiki.

Ia mencontohkan program BIM, yang sebenarnya menelan biaya banyak. Namun, bagi awardee akan dibiayai pemerintah.

Hal itu yang juga dirasakan olehnya sebagai awardee BIM sendiri.

"Sampai saya bisa apply ke luar negeri. Ini saya masih menunggu decision untuk yang Tilburg University. Di Wageningen University sudah ada decision. Sudah accepted, yang Tilburg masih menunggu tiga minggu," tuturnya.

Jadi bagi Kiki, sangat penting untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, terutama terkait akses pendidikan yang lebih baik.

"Sebenarnya peluang di depan mata sangat banyak. Saya terbatas secara ekonomi, saya (kalau) melihat peluang ya harus dimanfaatkan," katanya lebih lanjut.

Kini, atas apa yang telah diraih, baik Kiki maupun Keke sangat berterima kasih dan bersyukur. Menurut Kiki, di kehidupan ini ada dua fase, yakni fase beryukur dan bersabar.

"Kalau semisal kita lagi kurang-kurangnya, berarti harus bersabar. Kalau lagi ada banyak nikmat, harus bersyukur. Jadi di atas maupun di bawah, tetap dapat pahala," ujarnya.

"Jangan lupa semua kehendak dari Allah SWT. Harus ingat siapa yang memberi dan menghidupkan kita, jangan lupa bersyukur terus," pesan Kiki.

Sementara Keke manyambung, turut mengucapkan terima kasih kepada orang tua, guru-guru, dan terutama CT Arsa itu sendiri.

"Kami sangat-sangat berterima kasih karena sudah membiayai kami sebanyak ini, tiga tahun full. Orang tua kami (sampai) gak khawatir, di sini aman terkendali."

Keke juga menyebut, Tim Kelanjutan Studi (di CT Arsa) begitu peduli kepada anak-anak untuk kuliah dan meraih beasiswa. Maka dari itu, selama sekolah, siswa turut didorong untuk berprestasi dan didampingi untuk berkembang.

"Saya rasa sekolah ini memang extraordinary. Mana ada sekolah yang gratis, tapi fasilitasnya 'mewah', untuk anak-anak tertentu (yang sudah terpilih)," ujarnya.

"Saya juga berterima kasih kepada orang tua, selalu mendoakan selalu support apa pun yang kami tuju," tutup Keke.




(faz/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads