Bekerja keras sejak usia dini sudah kenyang dilakukan oleh Wulan (18). Salah satu penghuni rumah singgah di Surabaya ini sejak kecil harus berjualan sambil sekolah.
Semenjak masih SD, sepulang sekolah Wulan sudah menjajakan koran dan tisu di berbagai titik di Kota Surabaya. Kehidupannya yang keras ini pun sayangnya menjadi bahan bullying teman-temanya.
Wulan menceritakan, ia berjualan koran sejak kelas 1 SD. Ia dahulu bersekolah di SDN Kapasari 1 dan gratis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku jualan koran di beberapa daerah Surabaya. Biasanya di kelas kayak ditiruin sama temanku, 'koran-koran' gitu," ujar Wulan di Rumah Singgah Surabaya pada Minggu (9/2/2025), dikutip dari detikJatim pada Selasa (11/2/2025).
Berhasil Melanjutkan ke Pendidikan Tinggi
Wulan melanjutkan berjualan koran hingga ia duduk di bangku SMP. Ia bersekolah di SMP Islam Darusallam. Pekerjaan ini juga masih ia lanjutkan saat berada di SMK di dr Soetomo Surabaya.
"Aku pernah jualan di mana saja, seperti di parkiran TP (Tunjungan Plaza), Delta Plaza, atau di berbagai lampu merah. Terus pernah juga jualan di Alun-alun Sidoarjo sama teman. Berangkatnya naik kereta," jelasnya.
Keinginan yang begitu kuat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan meraih cita-cita disertai dengan kerja keras pun membuahkan hasil. Wulan telah berhasil melanjutkan studi di perguruan tinggi. Ia kini kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi AWS.
Pada pagi hari, ia bekerja dari pukul 09.00 WIB, lalu malamnya kuliah online.
Meski sudah kuliah, ia tetap bekerja. Sekarang ini ia sudah tidak berjualan koran, tetapi menjadi seorang sales di salah satu toko ponsel di Surabaya.
"Tahun kemarin kecelakaan pas ke Sidoarjo sama teman, dirawatnya agak lama, terus akhirnya enggak jualan koran lagi tapi kerja jadi sales biar bisa buat makan sama keperluan lain," ujarnya.
Berhasil Cicil Rumah
Kerja keras Wulan bertahun-tahun membuatnya dapat menyisihkan gaji untuk mencicil rumah di kawasan Madura. Rumah yang ia cicil rencananya akan ia tinggali bersama ibu dan keluarganya supaya dapat berkumpul.
Sebelum ini, Wulan dan keluarganya tinggal nomaden. Ia dan keluarga pernah tinggal di kolong jembatan dan pindah-pindah tempat tinggal sebelum akhirnya menempati rumah singgah milik yayasan Gerakan Mengajak Sedekah Surabaya seperti sekarang ini.
"Alhamdulillah bisa cicil rumah di Madura biar satu keluarga bisa kumpul," pungkasnya.
(nah/pal)