Meski Berkursi Roda, Ida Buktikan Raih Beasiswa LPDP & Lulus S2 Cumlaude di UGM

ADVERTISEMENT

Meski Berkursi Roda, Ida Buktikan Raih Beasiswa LPDP & Lulus S2 Cumlaude di UGM

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 11 Feb 2025 09:00 WIB
Ida, awardee beasiswa LPDP dan alumni UGM
Ida, awardee beasiswa LPDP dan alumni UGM. Foto: UGM
Jakarta -

Berhasil meraih gelar S2 adalah pencapaian besar di mata sebagian orang. Termasuk bagi Ida Mujtahidah yang baru lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak pernah terbayangkan olehnya bisa menempuh pendidikan tinggi. Pasalnya, ia adalah seorang yang terbatas bergerak lantaran menyandang disabilitas.

Perempuan yang akrab dengan sapaan Ida ini lulus S2 dari jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM. Bahkan, Ida sukses meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) cumlaude yakni 3,9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sempat Alami Mental Break Down Saat Kuliah

Selama menempuh S2, Ida sempat mengalami mental break down. Namun di tengah ketakutannya ada keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan emosional.

Sebagai penerima beasiswa LPDP, Ida juga mendapat dukungan dari sesama awardee. Mereka juga kerap menemani Ida melakukan konsultasi ke psikolog.

ADVERTISEMENT

"Tentu saja masih ada ruang perbaikan untuk meningkatkan awareness serta membangun budaya yang lebih inklusif di UGM," tuturnya dikutip dari laman UGM, Senin (10/2/2025).

Tantangan Jalani S2 sebagai Disabilitas

Ida menyadari bahwa kondisi fisiknya tak seperti mahasiswa pada umumnya. Sehingga ia harus selalu menjaga stamina fisik untuk menghadapi keterbatasan mobilitas.

Dalam menunjang perkuliahan, Ida bergerak menggunakan kursi roda listrik. Ida juga bersyukur karena UGM telah menyediakan berbagai fasilitas yang mudah diakses disabilitas seperti lift dan ruangan khusus di perpustakaan.

"UGM telah menyediakan berbagai fasilitas ramah disabilitas, seperti rampa, handrail dan layanan pendukung. Namun, peningkatan masih dibutuhkan, misalnya dalam hal penyediaan transportasi kampus yang lebih inklusif dan aksesibilitas untuk gedung tua," jelasnya.

Aktif Suarakan Hak Disabilitas

Selama kuliah Ida aktif melakukan advokasi bagi penyandang disabilitas lain. Salah satunya lewat konferensi internasional 6th International Conference on Interreligious Studies (ICONIST) yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selain itu, Ida juga terpilih menjadi partisipan dalam Sekolah Riset Advokasi Disabilitas 2024 yang merupakan kolaborasi antara SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak) dan KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia - Indonesia).

Ida bangga bisa mengikuti konferensi tersebut dan termasuk ke dalam 21 periset terpilih dari ratusan pendaftar. Setelah lulus, Ida berharap dapat melakukan advokasi lebih luas lagi kepada penyandang disabilitas yang tak seberuntung dia.

Menurutnya, masyarakat harus mendukung para penyandang disabilitas agar stigma buruk bisa dihapuskan. Ia juga berharap para penyandang disabilitas bisa mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan juga pekerjaan.




(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads