Seorang Palestinian trainee lawyer bernama Noor Nassar melakukan aksi yang inspiratif. Ia membuat sekolah keliling untuk membantu anak-anak Gaza korban perang belajar.
"Saya menemukan bahwa pikiran mereka sudah berkarat, mereka lupa apa yang diajarkan kepada mereka, mereka lupa masa kecil mereka. Saya mulai memikirkan bagaimana saya dapat membantu anak-anak ini," kata Nassar dalam video yang diunggah akun Instagram @aljazeeraenglish, dikutip Rabu (19/6/2024).
Diketahui, kondisi perang Palestina-Israel hingga saat ini masih belum mereda. Lebih dari 75% sekolah di Gaza hancur sehingga sebagian anak di sana harus belajar di pengungsian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nassar menamakan kelasnya sebagai "School Without Borders". Selama mengajar, ia menemukan masih banyak anak-anak di Gaza yang belum bisa berhitung dengan baik.
"Aku bertanya kepada seorang gadis yang seharusnya duduk di bangku kelas satu apakah dia bisa menghitung sampai sepuluh? Dia tidak tahu cara menghitung secara berurutan meski hanya sekali," ungkapnya.
Tak hanya itu, Nassar juga mengaku menemukan gadis yang seharusnya duduk di bangku kelas lima, tetapi tidak bisa menulis namanya secara formal. Dari sana, tekad Nassar semakin bergejolak untuk mengajar anak-anak tersebut.
"Jadi menurut saya ini adalah masalah dan tantangan yang perlu solusi," tutur Nassar.
Menggali Motivasi Belajar Anak-anak Gaza
Melihat ketertinggalan yang jauh pada anak-anak Gaza dalam belajar, Nassar merasa harus menggali kembali tentang esensi sekolah serta pengetahuan tentang pentingnya mereka menimba ilmu.
"Saya mampu mengubah ketidaktertarikan anak-anak terhadap sekolah saat perang menjadi minat untuk belajar. Misalnya ada seorang anak yang diajak bicara tentang sekolah untuk melihat minatnya, dia akan berkata 'mengapa saya perlu sekolah? Saya perlu dan ingin pergi mencari nafkah," bebernya.
Setelah menanyai anak tersebut soal tujuannya sekolah, Nassar melihat motivasi mulai muncul. Anak itu kembali datang ke sekolah keliling milik Nassar.
"Ketika mereka melihat bahwa mereka mulai terlibat dan mengambil manfaat dari program ini, saya menemukan bahwa dia adalah orang pertama yang datang kembali untuk belajar lebih banyak," ujar Nassar.
Dalam cuplikan video, salah seorang anak yang ikut kelas Nassar mengungkapkan rasa rindunya terhadap sekolah. Ia mengaku ingin bertemu kembali dengan gurunya hingga menulis seperti biasa.
"Aku sangat rindu sekolah, aku rindu guru dan teman-temanku, aku rindu belajar, menulis, aku rindu segalanya," ungkapnya dengan mimik penuh harap.
Selain menjadi pengajar di School Without Borders, Nassar juga saat ini aktif menjadi sukarelawan di kegiatan sosial lainnya.
"Saya mulai berlatih untuk menjadi penggagas kegiatan bagi anak-anak dan mulai menjadi sukarelawan di lembaga-lembaga lokal," kata Nassar.
(cyu/nwk)