Aliman baru saja menuntaskan kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu dalam waktu 3,5 tahun. Ia pun berhasil menggaet predikat wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM pada Mei 2024 lalu dengan IPK 3,86.
Menjadi wisudawan terbaik, rupanya tak pernah disangka-sangka Aliman. Ia bahkan mengaku kaget bisa berkuliah di UGM. Bagaimana tidak, Aliman dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil di Pulau Batam.
"Tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, bahkan bermimpi sekalipun, saya bisa berkuliah di salah satu universitas ternama di Indonesia sekelas UGM," tuturnya, dilansir dari laman UGM, Senin (10/6/2024).
Pinjam Laptop Teman untuk Skripsi
Di balik kelulusan Aliman, ternyata ia sempat kesulitan dalam mengolah data skripsi lewat laptopnya. Sehingga, ia harus meminjam laptop teman yang lebih mumpuni.
Sebelumnya, ia sudah mengajukan pinjaman laptop ke pihak kampus. Namun, sayangnya stok laptop yang bisa dipinjamkan telah habis.
"Saya ada laptop, tetapi tidak mendukung untuk pengolahan data yang harus menggunakan software khusus sehingga mau tidak mau harus meminjam laptop teman," ungkapnya.
Akhirnya, ia pun mampu merampungkan skripsinya yang berjudul Pengaruh Literasi Perpajakan dan Kenaikan Tarif PPN Indonesia Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa dalam Platform Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
"Di momen wisuda ini menjadi pembuktian meski bukan menjadi suatu akhir, tetapi awal dari petualangan baru lainnya untuk saya jalani dengan penuh semangat dan suka cita," kata Aliman.
Satu-satunya Sarjana di Keluarga
Aliman adalah putra dari pasangan Tang Hiong Ie dan A Cin. Ayahnya adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan logistik.
Melihat kondisi ekonominya, Aliman sempat menunda keinginannya untuk kuliah. Orang tuanya pun sebelumnya menyarankan Aliman untuk mengambil kuliah kelas karyawan agar bisa sambil bekerja.
Namun, kepala sekolah SMK Aliman saat itu mendorong dirinya untuk melanjutkan pendidikan. Aliman sendiri adalah siswa berprestasi dan sering juara di kelasnya.
Akhirnya ia nekad daftar prodi Akuntansi UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Ia pun lolos, kemudian merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
"Ya orang tua terkejut, tidak menyangka anaknya bisa lolos diterima di UGM dan di prodi favorit dengan tingkat kompetisi yang cukup tinggi," katanya.
Aliman bersyukur atas kelulusannya, dengan begitu akhirnya ada anggota yang sarjana di keluarganya. Ayah Aliman hanyalah lulusan kelas 3 SD sedangkan ibunya lulus SMP.
"Saya menjadi sarjana pertama di dalam keluarga besar. Ayah sekolah hanya sampai kelas 3 SD sementara ibu tamatan SMP," ungkapnya.
Menurut Aliman, keberhasilannya sejauh merupakan dukungan penuh dari orang tua. Ia juga mengaku telah bekerja keras untuk bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan.
"Pengalaman kuliah di FEB UGM tidak hanya menambah pengetahuan saya terhadap ilmu akuntansi dan aspek perekonomian, tetapi juga mentransformasi pola pikir saya terhadap berbagai hal yang mendorong saya untuk selalu menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri," katanya.
(cyu/pal)