Lulus tanpa mengerjakan skripsi dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mungkin jadi impian semua mahasiswa. Hal ini dirasakan oleh Kenanga Kusuma Murdiyani, SPd, mahasiswa program studi Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Tidak hanya lulus tanpa skripsi, Kenanga panggilan akrabnya berhasil jadi lulusan tercepat dalam wisuda program Doktor, Magister, Sarjana dan Sarjana Terapan Mei 2024 yang digelar di GOR UNY, Sabtu (25/5/2024). Putri pasangan Diyana dan Tri Muryani ini juga meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,90 sehingga mendapat predikat cumlaude.
Lulus Tanpa KKN dan Skripsi
Cerita lulus tanpa skripsi dan KKN Kenanga bermula saat ia aktif berorganisasi. Di tahun 2021, ia bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian UNY dan UKM Fakultasnya bernama Reality dan mulai mengembangkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, gadis kelahiran 28 Juni 2001 ini mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) dengan karya berjudul "E-Konseling Berbasis Games Untuk Menangani Permasalahan Mental Akibat Pelecehan Seksual Pada Disabilitas". Siapa sangka, karya itu membawanya sebagai finalis Pimnas pada skema PKM-RSH sehingga bisa dikonversi menjadi mata kuliah KKN.
Alhasil, ia beserta kelompoknya tidak perlu lagi menempuh KKN yang seharusnya dilakukan pada semester 7. Tidak hanya menjadi finalis Pimnas, konversi bebas KKN juga didapatkan Kenangan pada tahun 2022 usai mengikuti program PPK Ormawa dalam skema pengembangan Sekolah Perempuan.
Program ini terlaksana di Desa Srimartani, Yogyakarta bersama UKMF Reality yang dinamakan menjadi Sekolah Srimardikan.
Sedangkan kebijakan bebas dari skripsi didapatkan Kenangan usai menjadi Juara 1 Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) divisi microteaching. Prestasi ini dikonversi ke nilai skripsi sehingga mata kuliah Tugas Akhir dan Sidang Akhir tidak perlu dilakukan tetapi mendapat nilai maksimal.
Walaupun demikian, Kenanga mengaku dirinya sudah mempersiapkan materi tugas akhirnya sejak semester 6 dan telah berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Namun takdir berkata lain, sehingga ia bisa menuntaskan kuliah dalam waktu 3,5 tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,90 dengan predikat cumlaude.
Selain itu, berbagai karya ilmiahnya telah berhasil memperoleh 5 HAKI dan 1 publikasi artikel terindeks Sinta 3.
Ingin Lanjut S2 dengan Beasiswa Unggulan
Pasca lulus, Kenanga telah bekerja sebagai guru private akademik dan non akademik bagi siswa berkebutuhan khusus di wilayah Magelang dan Yogyakarta. Hal ini benar-benar perwujudan cita-citanya sejak masih di bangku sekolah.
Ya, ketertarikan Kenanga terkait bidang pendidikan disabilitas sudah muncul sejak berada di kelas 5 SD kala membaca koran. Sejak saat itu dibantu sang ayah, banyak informasi yang didapatkan tentang pendidikan disabilitas.
"Sejak saat itu saya sering membaca terkait kebutuhan pendidikan disabilitas khususnya, dibantu oleh ayah untuk mengumpulkan informasi terkait pendidikan bagi disabilitas hingga menemukan program studi yang relevan" kata Kenanga dikutip dari rilis yang diterima detikEdu, Sabtu (25/5/2024).
Kesempatan untuk mengenal lebih dalam semakin terbuka setelah Kenangan lolos SNMPTN di program studi Pendidikan Luar Biasa UNY. Ia sangat senang dan ingin meneliti lebih dalam tentang bidang yang digelutinya.
"Bersumber dari rasa senang itulah saya merasa lebih ringan dalam menjalankan perkuliahan karena tidak ada paksaan dalam belajar" katanya.
Kini, ia berharap dapat melanjutkan pendidikan S2 di prodi Pendidikan Luar Biasa UNY dengan beasiswa unggulan. Kenanga juga berpesan untuk seluruh mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya.
"Ada beberapa poin untuk membantu meringankan beban perkuliahan dan bisa mempercepat masa studi yaitu manajemen diri, memanfaatkan peluang khususnya MBKM dan rekognisi serta menyusun goals yang harus dicapai," pungkasnya.
(det/pal)