Merdeka Belajar merupakan program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya dalam mewujudkan kemerdekaan dalam belajar. Artinya siswa memiliki kebebasan dalam berpikir dan berekspresi sesuai minat dan bakatnya.
Konsep Merdeka Belajar dijelaskan Nadiem beranjak dari filosofi Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Di mana kata kemerdekaan menjadi gagasan utama yang ditekankan.
"Murid dan guru harus sama-sama merdeka dalam proses belajar mengajar. Karena untuk mewujudkan bangsa yang merdeka, Indonesia perlu jiwa-jiwa yang merdeka," tuturnya dalam acara puncak perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Jumat (3/4/2024) di Indonesia Arena kawasan GBK, Jalan Gelora, Jakarta Pusat, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok yang akrab dipanggil Mas Menteri ini mengakui bahwa kehadiran Merdeka Belajar untuk sampai seperti sekarang tidaklah mudah. Tidak sedikit kebingungan timbul dari masyarakat dan banyak ketakutan yang timbul akan perubahan di awal perjalanan.
"Tapi tahun ke tahun perubahan itu mulai terasa di semua daerah di Indonesia. Kini banyak langkah-langkah perubahan yang penuh keberanian untuk sampai di titik ini," tambahnya.
Kehadiran Merdeka Belajar di Pendidikan Indonesia memang banyak menuai pro dan kontra. Berbagai organisasi pendidikan seperti Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) yang menyatakan Merdeka Belajar perlu dievaluasi lebih lanjut.
Alasannya karena Nadiem dinilai belum menghasilkan banyak perubahan perbaikan fundamental bagi pendidikan dan guru. Meski begitu, kebijakan Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka perlu dilanjutkan dengan berbagai perbaikan.
Orang Tua dan Mahasiswa Ingin Merdeka Belajar Dilanjutkan
Merasakan manfaat dari Merdeka Belajar, orang tua dan mahasiswa justru menginginkan program ini tetap dilanjutkan. Seperti yang disampaikan Dwi Wahyu Purnami Saputri, seorang ibu yang juga bagian dari Sidina Community (Mitra Kemendikbudristek).
Menurutnya Merdeka Belajar adalah program yang berpihak pada anak, terutama dalam transisi anak PAUD ke SD. Sehingga anak bisa beradaptasi dengan baik serta menyenangkan atas bantuan kurikulum dan pihak sekolah.
"Anak saya tidak kesulitan untuk transisi dari TK (PAUD) ke SD-nya jadi smooth banget dan ini juga ada dukungan dari sekolah. Jadi benar-benar suatu kurikulum yang dibutuhkan baik secara kualitas dan anak juga. Diteruskan saja tapi tetap harus dikaji agar lebih bagus," tuturnya.
![]() |
Hal serupa juga disampaikan oleh Ayunda Sabrina Sormin yang merupakan dosen di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dan bagian dari Sidina Community Medan. Dengan tegas ia mengatakan Merdeka Belajar harus dilanjutkan karena manfaatnya sangat terasa bagi anak dan guru.
"Harus dilanjutkan, karena dari katanya saja anak-anak belajar secara merdeka. Sebagai orangtua dan dosen saya merasakan betapa merdekanya kurikulum ini," kata Ayunda.
Karena kini anak-anak tidak lagi belajar di dalam kelas tetapi juga bisa di luar kelas dan mengeksplorasi banyak hal. Ditambah dengan hadirnya pembelajaran berdiferensiasi akan membuat anak mendapat pengajaran sesuai minat dan bakatnya.
"Konsep ini adalah merdeka yang sesungguhnya. Jadi bergerak Bersama lanjutkan Merdeka Belajar," tegasnya.
Tidak hanya orang tua dan dosen, mahasiswa juga setuju agar Merdeka Belajar dilanjutkan. Hal ini disampaikan Anisa Fauziyah (Nisa), Marsha Cesar Natania (Acha) dan Idzni Ramadhani (Idzni) yang merupakan mahasiswa program studi D4 Humas dan Komunikasi Digital Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
![]() |
"Merdeka Belajar berguna banget untuk mahasiswa, karena kita bukan cuma belajar secara materi tapi juga ada berbagai program yang akan berguna di masa depan seperti wirausaha dan terjun magang ke industri. Hal ini akan terasa manfaatnya Ketika kita lulus dari universitas nantinya," jelas Acha.
"Banyak peluang yang bisa didapatkan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, jadi sangat bermanfaat banget untuk mahasiswa," tambah Nisa dan Idzni.
Ketika ditanya apakah ketiganya setuju bila program Merdeka Belajar dilanjutkan. Dengan kompak ketiganya berkata setuju dan siap menjadi bagian dari berbagai program bermanfaat yang ditawarkan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
(det/nwk)