Kampus Top AS Caos, Mahasiswa Pro Palestina Diserang Kelompok Pro Israel

ADVERTISEMENT

Kampus Top AS Caos, Mahasiswa Pro Palestina Diserang Kelompok Pro Israel

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 04 Mei 2024 12:00 WIB
SENSITIVE MATERIAL. THIS IMAGE MAY OFFEND OR DISTURB    Protesters supporting Palestinians in Gaza gather at an encampment, as the conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas continues, at the University of California Los Angeles (UCLA), in Los Angeles, California, U.S., May 1, 2024. REUTERS/David Swanson
Foto: REUTERS/David Swanson/Kamp Mahasiswa Pro Palestina di UCLA
Jakarta -

Salah satu kampus top di Amerika Serikat (AS), University of California, Los Angeles (UCLA), tengah waspada lantaran kamp mahasiswa pro-Palestina diserang oleh demonstran pro-Israel. Kejadian ini turut menjadi perhatian berbagai pihak, terutama terkait respons kampus.

Selama semalaman, sebuah perkemahan pro-Palestina di UCLA diserang oleh sekelompok orang berpakaian hitam. Mereka memaksa masuk perkemahan dan melemparkan benda-benda seperti kayu, logam, dan lainnya.

Insiden ini kemudian direspons oleh pihak kampus sebagai catatan kelam dalam sejarah UCLA. Terutama terkait banyaknya kejadian, termasuk adanya kamp di kampus hingga penyerangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bab kelam dalam sejarah kampus kami. Universitas dengan cermat memeriksa proses keamanan kami sehubungan dengan kejadian baru-baru ini," ucap Rektor UCLA, Gene Block, dalam LA Times, dikutip Sabtu (4/5/2024).

Namun, Rektor UCLA juga mengatakan bahwa kamp yang ada di kampus, disebut telah melanggar hukum dan melanggar kebijakan universitas. Salah satunya karena aksi tersebut membuat mahasiswa Yahudi cemas.

ADVERTISEMENT

"Insiden tersebut telah membuat banyak orang di kampus, terutama mahasiswa Yahudi kami dalam keadaan cemas dan takut," kata Block.

Oleh karena itu, pihak kampus disebut akan membongkar perkemahan tersebut, yang didirikan minggu lalu sebagai bentuk permintaan untuk memberhentikan aksi militer Israel di Jalur Gaza secepatnya.

"UCLA mendukung protes damai, tetapi bukan aktivisme yang membahayakan kemampuan kami untuk menjalankan misi akademik dan membuat orang-orang di komunitas kami merasa diintimidasi, terancam, dan takut," tambahnya.


Pihak Kampus Dikritik

Terkait respons kampus tersebut, seorang profesor perencanaan kota, kesejahteraan sosial, dan geografi UCLA, Ananya Roy, justru prihatin terhadap apa yang diutarakan pihak kampusnya.

Menurutnya, universitas kurang bisa merespons dengan tepat ketika menghadapi protes balasan (oleh kelompok pro-Israel) yang disertai kekerasan. Hal ini bisa berbahaya karena aksi kekerasan bisa dipandang sebagai impunitas atau sesuatu yang bisa dibebaskan/diloloskan begitu saja.

"Hal ini memberikan impunitas (bagi masyarakat untuk datang ke kampus kami sebagai massa yang mengamuk). Tersiar kabar bahwa mereka bisa melakukan ini berulang kali dan lolos begitu saja. Saya malu dengan universitas saya," ungkap Roy.

Sementara kampus dinilai kurang bisa merespons dengan tepat, kondisi UCLA masih caos atau berjaga-jaga. Akibat kekerasan yang terjadi, sejumlah mahasiswa di kampus dilaporkan masih terguncang.

Oleh karena itu, Asisten profesor antropologi di UCLA, Hannah Appel, mengatakan dia mengizinkan orang membawa perlengkapan medis, pakaian, dan air ke dalam area perkemahan.

"Karena meningkatnya kekerasan tadi malam, kita harus sangat waspada dan berhati-hati terhadap siapa yang bisa masuk dan keluar," kata Appel.

Kekerasan yang Dilakukan oleh Kelompok Pro Israel

Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Los Angeles, sebuah organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim (CAIR), turut mengutuk kekerasan yang dikatakan dilakukan oleh kelompok ekstremis pro-Israel.

Direktur Eksekutif CAIR-LA Hussam Ayloush meminta penegak hukum untuk mengidentifikasi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berpartisipasi dalam penyerangan.

"Serangan tadi malam (red. Rabu, 1 April) terhadap mahasiswa UCLA yang mendukung Palestina hanyalah insiden kekerasan terbaru (dari kekerasan lainnya) terhadap mereka," ucap Ayloush.

"Dalam beberapa hari terakhir (sebelum penyerangan), ekstremis pro-Israel melontarkan penghinaan rasial dan ancaman seksual kepada pelajar, meludahi pelajar, dan melepaskan sekawanan tikus ke dalam perkemahan," imbuhnya.

Sementara itu, apa yang dilakukan mahasiswa UCLA yang mendukung Palestina adalah satu dari banyaknya gelombang protes yang terjadi di Amerika.

Tercatat sederet mahasiswa dan civitas akademik dari berbagai kampus top lain juga melakukannya, seperti Columbia University, MIT, New York University, University of Michigan dan Yale.

Mereka menyerukan agar universitas melakukan divestasi (menarik dana) dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Naasnya, ratusan mahasiswa justru ditangkap setelah pihak kampus memanggil polisi ke lokasi kejadian.




(faz/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads