.webp)
Kampus-kampus besar di Amerika Serikat (AS) kompak lakukan demonstrasi pro Palestina. Kampus ini termasuk Yale University, New York University (NYU), dan Columbia University.
Demo ini muncul atas aksi solidaritas pada genosida Israel pada wilayah Gaza, Palestina. Ketegangan pun meningkat antara civitas pro Palestina dan Pro Israel.
Untuk mengatasi hal ini, Presiden Columbia, Nemat Minouche Shafik mengumumkan dalam pernyataan resmi bahwa semua kelas akan diadakan secara virtual. Para pengajar dan staf juga diminta untuk bekerja jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama beberapa hari terakhir, terlalu banyak contoh perilaku intimidasi dan pelecehan di kampus kami. Bahasa anti-Semit, seperti bahasa lain yang digunakan untuk menyakiti dan menakut-nakuti orang, tidak dapat diterima dan tindakan yang tepat akan diambil," kata Shafik dalam Al Jazeera dikutip Kamis (25/4/2024).
Pada Senin (22/4), ketegangan meluas hingga kampus NYU dan Yale.
Apa yang terjadi di NYU dan Yale?
Dari Yale, 60 orang, termasuk 47 mahasiswa pengunjuk rasa, ditangkap karena masuk tanpa izin setelah mereka memblokir lalu lintas di sekitar kampus. Beberapa pengunjuk rasa juga ditangkap dari NYU.
"Polisi mendesak mereka yang berada di alun-alun untuk pergi dengan damai, namun akhirnya melakukan sejumlah penangkapan," tulis pernyataan dari NYU.
Surat kabar yang dikelola mahasiswa NYU, Washington Square News, menerbitkan kabar terbaru pada pukul 21:30 waktu setempat yang mengatakan bahwa semua pengunjuk rasa yang terlihat telah bubar atau ditangkap. Perkemahan tempat para pendemo singgah juga telah dibersihkan.
Beberapa mahasiswa dan dosen NYU ditangkap oleh ratusan polisi dengan tuduhan masuk tanpa izin. Helga Tawil-Souri, seorang profesor studi Timur Tengah dan Islam di NYU mengatakan ia harus berdiri di luar kantor polisi, untuk menunggu pembebasan beberapa mahasiswa dan anggota fakultas.
"Saya tidak tahu bagaimana kita bisa masuk tanpa izin di kampus kita sendiri," ujarnya.
Apa yang Diprotes Para Mahasiswa?
Di Columbia University, para pengunjuk rasa menyerukan Columbia untuk melakukan penarikan dana dari perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari genosida Israel di Gaza. Mereka juga menuntut pemutusan hubungan akademis dan kolaborasi dengan universitas dan program Israel, serta gencatan senjata total di Gaza.
Di NYU, perkemahan bagi para demonstran ini diselenggarakan oleh Koalisi Solidaritas Palestina NYU, sebuah kelompok dalam kampus yang baru dibentuk dan terdiri dari mahasiswa dan dosen serta kelompok solidaritas lainnya.
Website NYU Alumni for Palestine merinci daftar tuntutan dalam surat terbuka kepada pimpinan NYU yang ditandatangani oleh 2.410 alumni. Hal ini termasuk kecaman atas pembunuhan warga sipil Palestina, perlindungan mahasiswa dan dosen yang membela Palestina dari pelecehan, dan penarikan dana dari perusahaan dan lembaga yang aktif dalam pendudukan Israel dan genosida di Palestina.
Hal serupa juga dilakukan Yale University. Perkemahan demonstran yang berlangsung hingga Jumat (26/4) nanti menuntut penarikan dana dari produsen senjata militer.
(nir/nwk)
