Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan kuota fakultas kedokteran untuk tahun ajaran mendatang. Keputusan ini mengikuti protes dari kalangan dokter.
Permasalahan muncul saat Pemerintah Korea Selatan berencana untuk menambahkan 2.000 kuota mahasiswa fakultas kedokteran. Pemerintah berpendapat langkah ini dapat mengatasi kekurangan dokter di daerah pedesaan dan bidang medis lainnya.
Namun, para dokter mengklaim kenaikan itu akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran dan dapat menyebabkan biaya medis tinggi bagi pasien. Mereka mendorong pemerintah agar terlebih dahulu menangani rendahnya upah para spesialis dan peningkatan perlindungan hukum terhadap tuntutan hukum malpraktek medis yang berlebihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam melayangkan protesnya, para dokter mengajukan pengunduran diri pada Februari lalu dan turun ke jalan memprotes usul kenaikan kuota mahasiswa fakultas kedokteran ini. Tak hanya itu, profesor kedokteran juga mundur dari posisinya sebagai pengajar. Meski mengundurkan diri, mereka tetap merawat pasien di rumah sakit.
Pemogokan yang berlarut-larut itu berdampak pada jalannya aktivitas di rumah sakit. Rumah sakit umum besar telah membatalkan operasi mereka, bahkan memberi wewenang kepada perawat.
Kuota Fakultas Kedokteran dari Pemerintah Korea Selatan
Sebagai respons atas aksi protes itu, Pemerintah Korsel menetapkan kuota fakultas kdokteran sebesar 1.500 kursi. Kurang dari 2.000 kursi yang awalnya diizinkan pemerintah, kata pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Korsel
Kementerian dan Dewan Pendidikan Universitas Korea, sebuah asosiasi universitas per empat tahun, serta 31 fakultas kedokteran telah menyerahkan rencana penerimaan akhir mereka untuk tahun 2025. Isinya mencerminkan peningkatan total sebanyak 1.469 kursi.
Dilansir dari Kantor Berita Yonhap, mereka termasuk di antara 32 sekolah kedokteran yang diberi total 2.000 kursi penerimaan tambahan oleh pemerintah pada bulan Maret. Delapan sekolah kedokteran di Seoul tidak diberikan slot tambahan.
Jika dihitung dengan total kuota saat ini yaitu 3.058 untuk 40 sekolah kedokteran di negara tersebut, maka revisi kuota sekolah kedokteran untuk tahun 2025 akan berkisar antara 4.547 hingga 4.567 kursi.
(nir/twu)