Gawat, Profesor Kedokteran di Seluruh Korsel Bakal Resign Mengajar Mulai 25 Maret

ADVERTISEMENT

Gawat, Profesor Kedokteran di Seluruh Korsel Bakal Resign Mengajar Mulai 25 Maret

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 17 Mar 2024 13:00 WIB
A medical worker walks at Severance Hospital in Seoul, South Korea, February 21, 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Profesor di Korea Selatan Bakal Kompak Resign. (Foto: REUTERS/SOO-HYEON KIM)
Jakarta -

Aksi protes terhadap penambahan kuota mahasiswa Fakultas Kedokteran di Korea Selatan (Korsel) masih berlanjut. Kini, giliran profesor yang mengajukan surat resign.

Profesor kedokteran di seluruh Korea Selatan memutuskan untuk mengajukan resign mulai 25 Maret. Meski mengundurkan diri, para profesor tetap akan merawat pasien di rumah sakit.

Keputusan itu diambil dalam pertemuan oleh para profesor dari 20 universitas. Diketahui, ada 40 universitas kedokteran di seluruh Korsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 20 universitas, para profesor dari 16 sekolah kedokteran sangat mendukung keputusan untuk mengundurkan diri dan empat sekolah lainnya sedang mengumpulkan pendapat.

"Keputusan ini tidak berarti kami mengabaikan pasien. Namun jika situasi saat ini terus berlanjut, akan ada kerusakan permanen pada layanan kesehatan masyarakat," kata Bang Jae-seung, ketua komite darurat profesor sekolah kedokteran, dalam Antara dikutip Minggu (17/3/2024).

ADVERTISEMENT

Dia menyatakan para profesor akan melakukan yang terbaik dalam merawat pasien sampai proses pengunduran diri mereka selesai.

"Kami mengajukan pengunduran diri untuk mencegah bencana medis karena kami pikir kesepakatan hanya dapat dicapai setelah pemerintah mundur dari rencana untuk meningkatkan jumlah pendaftaran sebanyak 2.000 orang," katanya.

Tindakan ini merupakan bentuk aksi mogok dalam menentang penambahan kuota mahasiswa Fakultas Kedokteran. Diketahui, pemerintah Korsel berencana untuk menambahkan 2.000 kuota mahasiswa FK mulai tahun depan.

Menurut pemerintah, langkah ini dapat mengatasi kekurangan dokter yang kronis di daerah pedesaan dan bidang medis lainnya. Namun para dokter mengklaim kenaikan itu akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran dan layanan lain yang dapat menyebabkan biaya medis tinggi bagi pasien.

Mereka mendorong pemerintah agar terlebih dahulu menangani rendahnya upah para spesialis. Para dokter juga menyerukan peningkatan perlindungan hukum terhadap tuntutan hukum malpraktek medis yang berlebihan.

Tak hanya profesor kedokteran, para dokter juga menunjukkan protesnya. Sejak Februari lalu, ribuan dokter telah mengajukan pengunduran diri dari profesinya. Mereka pun turun ke jalan untuk memberikan tekanan pada usul kuota mahasiswa FK ini.

Pemogokan yang berlarut-larut itu meningkatkan kekhawatiran pasien mengenai perawatan medis mereka. Rumah sakit umum besar telah mengalami pembatalan dan penundaan dalam operasi. Bahkan, perawat kini diberi wewenang lebih akibat kurangnya dokter.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads