Festival Tunas Bahasa Indonesia Nasional (FTBIN) 2024 resmi dibuka dengan penampilan 20 peserta yang bawakan lagu 'Tanah Air' dan 'Laskar Pelangi' menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Mereka merupakan generasi muda terbaik dalam FTBI provinsi pada tahun 2023.
Setiap peserta mewakili bahasa daerah nya masing-masing dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Selanjutnya ada Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, FTBIN 2024 diselenggarakan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran pelajar bila bahasa daerah adalah unsur penting dalam pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Bahasa Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD menjelaskan FTBI merupakan salah satu bagian dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) melalui ranah pendidikan. Sebagai negara yang multikultural, bahasa daerah merupakan aset yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia dengan jumlah 718 bahasa.
"Kondisi ini sungguh sangat unik. Kalau dikapitalisasi dengan tepat dan cermat aset itu akan berdampak dahsyat bagi kehidupan bangsa Indonesia," tutur Amin dalam acara pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2024).
Penutur Revitalisasi Bahasa Daerah Meningkat
Lebih lanjut Prof Amin menjelaskan RBD awalnya merevitalisasi 5 bahasa daerah di tahun 2021 dengan target terbinanya 1500 orang penutur muda. Namun, kini peserta revitalisasi meningkat 800 kali lebih banyak hingga 1,2 juta orang.
"Atas dasar itulah, maka kemudian Mas Menteri mengizinkan program revitalisasi bahasa daerah menjadi salah satu bagian dari platform Merdeka Belajar yakni MB17," tambahnya.
FTBIN 2024 sendiri dilaporkan Amin dihadiri 513 orang, terdiri atas 238 siswa SD dan 275 siswa SMP. Mereka berasal dari 168 kabupaten/kota dari 25 provinsi, didampingi oleh guru, pengawas, kepala sekolah atau unsur dinas pendidikan, serta penggembira yang datang atas biaya sendiri.
Selama di Jakarta, mereka akan menampilkan kehebatan masing-masing dalam 7 jenis kreasi bahasa dan sastra daerah. Menyambut para peserta, Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (WDP) sekaligus Bunda Bahasa Ibu, Franka Makarim menjelaskan penutur bahasa daerah adalah harapan bangsa Indonesia.
Ia tidak bisa memungkiri bila perkembangan teknologi membuat bahasa daerah semakin kehilangan tempatnya dan bahasa asing sering dianggap lebih penting dan tinggi derajatnya.
"Perspektif seperti ini yang perlu kita ubah. Bahasa daerah perlu kita lestarikan dan kembangkan karena merupakan bagian penting dari identitas budaya yang kita miliki," tuturnya.
Franka juga mengajak orang tua untuk terus melestarikan bahasa daerah dimulai dari rumah. Karena menurutnya banyak manfaat positif yang akan didapat anak-anak yang akan dirasakan anak-anak.
"Mulai hari ini, mari kita mulai mengupayakan pelestarian bahasa daerah melalui peran keluarga," pungkasnya.
FTBIN dilaksanakan dari 1-5 Mei 2024 di Jakarta. Tidak hanya festival, akan ada rapat koordinasi dengan kepala daerah dari 38 provinsi dan perwakilan bupati/wali kota.
Rapat koordinasi ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk menguatkan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dalam pelestarian bahasa daerah di seluruh Indonesia. Kegiatannya akan diikuti oleh 353 peserta Rakor (gubernur, bupati, dan wali kota) yang akan diselenggarakan pada 2-3 Mei 2024 di Jakarta.
Berbagi isu yang akan dibahas dalam rakor ini seperti regulasi kebijakan perlindungan bahasa daerah, penganggaran program pelindungan bahasa terutama RDB, penyediaan dan kebutuhan SDM/guru/pengajar bahasa daerah di setiap wilayah, serta kompleksitas bahasa yang ada dalam satu wilayah/provinsi.
(det/pal)