Menjadi upaya pemerintah dalam pewarisan bahasa daerah kepada generasi muda, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus menggencarkan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Bukan program baru, ternyata RBD sudah digodok sejak tahun 2010 dan dilakukan uji coba pada 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Bahasa Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD dalam acara Taklimat Media Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2024). Ia menceritakan awalnya pemerintah daerah tidak yakin dengan langkah baik RBD.
"Kami (Badan Bahasa) berdarah-darah meyakinkan pemerintah untuk bersama-sama mendukung program RBD. Tapi respon kala itu belum baik," ujarnya kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu pemerintah daerah masih menganggap sepele bila bahasa daerah mereka bisa punah dan kehilangan penutur. Terlebih proses globalisasi terus menekan dari berbagai aspek sehingga pemerintah daerah bertanya-tanya apakah bahasa lokal masih layak dipertahankan.
Meski begitu, Badan Bahasa tetap mengembangkan dan memperkenalkan secara intensif model RBD dan manfaat bagi daerah kedepannya. Setelah berjalan 4 tahun, hasilnya mulai terlihat dengan kesadaran Pemda yang meningkat.
"Kami perkenalkan terus, datangi secara langsung pemerintah daerah dan kini memasuki tahun keempat hasilnya mulai terlihat baik," tambah Amin.
Lalu apa saja capaian yang telah tercapai pada RBD 2024? Begini penjelasannya.
Capaian RBD Per-seperempat Tahun 2024
1. Jumlah Bahasa Daerah yang Direvitalisasi Meningkat
Kini, RBD sudah mendapatkan respon positif dari pemerintah daerah dan juga masyarakat. Sudah banyak daerah yang meminta kepada Balai Bahasa daerah untuk upaya revitalisasi.
"Hal ini menunjukkan perubahan pola pikir mengenai pentingnya bahasa daerah sebagai aset budaya yang harus dijaga," ujarnya.
Pada tahun 2022 bahasa daerah yang berhasil direvitalisasi sebanyak 39 bahasa di 13 provinsi. Berlanjut di tahun 2023 jumlahnya naik menjadi 72 bahasa atau dialek yang direvitalisasi pada 25 provinsi.
Kini di tahun 2024, Badan Bahasa memiliki target sebanyak 92 bahasa daerah di 38 provinsi seluruh Indonesia. Untuk melihat daftar daerahnya kamu bisa cek di sini.
"Tahun ini 93 bahasa daerah padahal masih banyak yang mau. Tapi kami batasi karena kemampuan kami juga terbatas," ungkap Amin.
Untuk mengakomodir penjelasan bagaimana operasionalisasi RDB, Badan Bahasa mengadakan rapat koordinasi dengan kepala daerah dari 38 provinsi dan perwakilan bupati/wali kota.
Rapat koordinasi ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk menguatkan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dalam pelestarian bahasa daerah di seluruh Indonesia. Kegiatannya akan diikuti oleh 353 peserta Rakor (gubernur, bupati, dan wali kota) yang akan diselenggarakan pada 2-3 Mei 2024 di Jakarta.
Berbagi isu yang akan dibahas dalam rakor ini seperti:
- Regulasi kebijakan pelindungan bahasa daerah
- Penganggaran program pelindungan bahasa terutama RDB
- Penyediaan dan kebutuhan SDM/guru/pengajar bahasa daerah di setiap wilayah
- Kompleksitas bahasa yang ada dalam satu wilayah/provinsi.
2. Juara FTBIN Diakui Sebagai Ajang Talenta Puspresnas
Tidak hanya rapat koordinasi, Badan Bahasa juga mengadakan gelaran tahun kedua Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) yang akan diselenggarakan pada 1-5 Mei 2024 di Jakarta. FTBI adalah salah satu upaya untuk mempromosikan keragaman bahasa daerah yang diikuti pelajar Indonesia.
FTBIN 2024 diikuti oleh 513 peserta dan 38 pendamping yang berasal dari 25 provinsi. Seluruh peserta memilih satu ajang talenta dari tujuh yang dilombakan yakni Membaca dan menulis aksara daerah, menulis cerita pendek (cerpen), membaca dan menulis puisi, mendongeng, pidato, tembang tradisi dan komedi tunggal (stand up comedy).
Amin menjelaskan FTBIN diseleksi secara ketat dengan penilaian berjenjang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, FTBIN 2024 sudah diakui dalam program Manajemen Talenta Nasional Kemendikbudristek melalui Pusat Prestasi Nasional.
"FTBI menjadi bagian dari manajemen talenta nasional. Para juaranya nanti akan memiliki kebanggaan yang sama dengan ajang talenta lainnya seperti olimpiade sains karena talenta mereka dihargai oleh pemerintah," tambahnya.
Sehingga sertifikat juara yang nanti diperoleh pemenang bisa dipergunakan untuk menunjang pendidikan. Dari mendaftar beasiswa hingga masuk ke sekolah atau perguruan tinggi unggulan dengan jalur prestasi.
"Ini adalah kebahagian kami, capaian yang baik dari hasil kerja yang selama ini dilakukan oleh Badan Bahasa dan akhirnya mendapat pengakuan dari kementerian. Semua ini tidak akan berhenti dan akan terus perbaiki jika ada yang perlu ditingkatkan," pungkas Amin.
(det/nwk)