Bisa masuk kampus impian di usia yang lebih muda adalah pencapaian yang bisa membuat diri dan keluarga bangga. Hal tersebut berhasil dicapai oleh Lutiviana Dwi Jannati, mahasiswa baru termuda di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Perempuan yang akrab disapa Vivi ini berhasil lolos Unesa jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Saat ini, usianya masih 16 tahun 2 bulan.
Atas pencapaian Vivi, sang ibunda, Siti Khodijah mengaku sangat bangga kepada putrinya. Bahkan, ketika mendengar kabar lolosnya Vivi di SNBP 2024, Siti menangis lantaran terharu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan video call lewat HP gurunya. Nah, mereka pas lagi ngumpul melihat pengumuman, Vivi (sapaan anaknya, red) saya lihat sampai nangis dan saya jadinya ikut terharu," kata Siti, dikutip dari laman Unesa, Senin (8/4/2024).
Vivi diterima di jurusan Manajemen Informatika Unesa. Saat ini, Vivi adalah siswa di MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya dan mondok di sana.
"Anak saya mondok di Surabaya. Saya hanya bisa berkomunikasi seminggu sekali lewat ibu gurunya di sana. Bisa ketemunya ya lewat video call, atau pas ada jadwal besuk. Dia baru pulang itu pas libur biasanya enam bulan sekali," kata Siti.
Kiat Vivi Lolos SNBP di Usia Muda
Kemudian, Vivi menceritakan apa saja hal yang bisa membuat dirinya berhasil diterima PTN pada usia yang jauh lebih muda dibandingkan peserta lain. Pertama, ia mengaku sudah tekun belajar sejak SMP dan selalu menggunakan waktu secara maksimal.
Pada masa SMP dan SMA, Vivi tidak takut mengambil kelas akselerasi. Sejak masuk kelas percepatan tersebut, Vivi mengaku semakin semangat untuk belajar dan mempertahankan nilai bagus.
Kedua, Vivi selalu belajar selepas sholat Shubuh. Ia biasanya belajar matematika, Bahasa Inggris, dan pelajaran umum setiap pagi.
Tak hanya pagi dan di sekolah saja, Vivi melanjutkan belajarnya pada malam hari. Di waktu tersebut, Vivi belajar tentang agama dikarenakan dirinya mondok.
"Belajar di kelasnya harus benar-benar paham kalau nggak gitu akan susah bagi waktunya, antara kegiatan pondok dan ekstrakulikuler," kata Vivi.
Selain strategi belajar yang ia lakukan sudah tepat, Vivi mengatakan pencapaiannya juga merupakan hasil dari dukungan keluarga. Walaupun sudah cukup membanggakan keluarga, Vivi tidak meminta apresiasi berlebih.
Menurut sang ibu, Vivi hanya meminta doa terbaik bagi dirinya. Padahal, Siti ingin menyanggupi apapun permintaan Vivi sesuai dengan kebutuhannya.
"Saya kan tanya, kamu mau apa kalau lulus nanti. Vivi bilang kalau dia hanya butuh didoakan semoga dipermudah ke depannya. Saya rencananya mau belikan sepeda motor untuk kebutuhan ke pondok dan kuliah," ujar Siti.
Dengan lolosnya Vivi di Unesa jurusan manajemen informatika, ia berharap bisa mengembangkan bakatnya di bidang IT. Ia juga bermimpi menjadi seorang pengusaha seperti sang ayah.
(cyu/nwy)