Kisah Raissa Kuliah & Puasa di Luar Negeri

ADVERTISEMENT

Kisah Raissa Kuliah & Puasa di Luar Negeri

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 02 Mar 2024 20:00 WIB
The
Ini kisah Raissa Almira kuliah dan puasa di luar negeri. Dia mendapat dukungan kampus hingga dosen.Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Bagi Raissa Almira, pendidikannya di Negeri Kanguru memberi banyak pelajaran soal toleransi dan berpikiran terbuka. Alumnus University of Melbourne ini juga belajar memanusiakan manusia dari kampusnya.

Raissa mencontohkan, ia sebagai mahasiswa muslim diberi kemudahan untuk menjalani ibadah puasa Ramadhan sambil kuliah.

"Unimelb memanusiakan manusia. Didukung pas kita puasa. Meskipun pas ada tugas, batas waktunya (bagi yang berpuasa) diperpanjang," kisahnya dalam Times Higher Education (THE) Talk Global Study Fair di Pullman Jakarta Central Park, Podomoro City, Jakarta, Sabtu (2/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal aku karena sudah dari kecil puasa, sudah biasa. Tapi tetap dikasih extend deadline," imbuh peraih beasiswa Australia Awards ini.

Belajar Empati

Raissa bercerita, kampusnya juga menghubungi para mahasiswa Indonesia saat terjadi gempa di Tanah Air. Tidak hanya menanyai kabar keluarga di Indonesia, pihak kampus juga mengabarkan bahwa tersedia support untuk mahasiswa yang butuh bantuan lebih lanjut atas peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sangat berempati, sangat baik," ucapnya.

Dukungan besar para dosen juga dirasakan Raissa selama berkuliah. Ia bercerita, para dosen tak segan membuka diri untuk diskusi di luar jam kerja agar mahasiswanya paham lebih baik.

"Dosen banyak open for discussion di luar jam kerja mereka. Nggak harus takut, nggak perlu tegang. Mereka ingin kita nggak hanya mengejar nilai, tetapi juga pengen kita ngerti," kata Raissa.

"Dosen-dosen menfasilitasi kita agar pelan-pelan bisa mencari jawaban sendiri. Mengajari kita jadi akademisi yang baik, jadi edukator yang baik," imbuhnya.

Raissa mengingatkan, calon mahasiswa agar tidak menyerah atas mimpi kuliah di kampus terbaik di mancanegara. Ia sendiri mengaku sempat jatuh-bangun untuk meraih pendidikan Master of Marketing Communication di University of Melbourne, Australia dengan beasiswa Australia Awards.

Peraih IPK cum laude dari S1 Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) 2020 ini bercerita sempat gagal belasan kali sampai diterima di Unimelb pada percobaan ke-20.

"Tiga tahun perjuangannya. Percobaan ke-20 kali, baru dapat. Siapa lagi yang raih, kalau bukan kita. It's your life," demikian Raissa.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads