Cerita Siti Zahra, Siswi MAN Insan Cendekia Serpong yang Punya Skor UKBI Istimewa

ADVERTISEMENT

Cerita Siti Zahra, Siswi MAN Insan Cendekia Serpong yang Punya Skor UKBI Istimewa

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 29 Feb 2024 18:30 WIB
Siti Zahra Muthmainnah siswi MAN Insan Cendekia, Serpong yang raih skor tingkat istimewa dalam Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)
Siti Zahra Muthmainnah siswi MAN Insan Cendekia, Serpong yang raih skor tingkat istimewa dalam Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Jakarta -

Perkenalkan ini Siti Zahra Muthmainnah siswi MAN Insan Cendekia, Serpong yang mampu meraih skor tingkat istimewa dalam Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Zahra panggilan akrabnya mengaku berkenalan dengan UKBI secara tidak sengaja.

Cerita itu dimulai pada tahun 2019 kala Zahra masih berada di bangku SMP. Karena aktif di grup literasi sekolah, ia berkesempatan untuk mengunjungi festival literasi saat itu.

"Ternyata disitu ada stand Badan Pengembangan Bahasa dan simulasi tes. Saya mengikuti simulasinya tapi lupa mendapat skor berapa tapi kayaknya cukup bagus dan mendapat hadiah," tutur Zahra dalam acara Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia di Hotel Arya Duta, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Gambir, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mengikuti simulasi, Zahra masih belum mengetahui bila tes yang diikutinya adalah UKBI. Saat itu, ia hanya mengira simulasi tes bahasa Indonesia biasa.

Raih Skor UKBI 757

Waktu berlalu saat Indonesia dilanda pandemi COVID-19. Belajar di rumah, Zahra memanfaatkan waktu untuk mendalami dan mengeksplorasi lebih jauh tentang bahasa Indonesia. Hingga akhirnya ia tahu bahwa bahasa Indonesia sudah memiliki tes kemahiran yang pernah dilakukannya, yakni UKBI.

ADVERTISEMENT

"Lalu di situ akhirnya saya tahu bahwa bahasa Indonesia sudah mempunyai tes standarisasi yaitu UKBI. Menurut saya, UKBI setara seperti TOEFL atau IELTS dalam bahasa Inggris yang lebih sering kita kenal," tambahnya.

Sejak mengetahui hal tersebut, Zahra mencari tahu lebih dalam dan menemukan aplikasi simulasi UKBI. Setelah berlatih, ia siap untuk menghadapi tes. Sayangnya, karena keadaan pandemi tidak memungkinkan Zahra untuk melakukan tes meski sudah sangat tertarik.

Ketika masuk jenjang SMA, ia akhirnya mengetahui bila tes UKBI bisa dilakukan secara daring. Selain itu, tes UKBi untuk siswa tidak dikenakan biaya alias gratis.

"Saat itu saya langsung tertarik dan akhirnya mencari jadwal yang kosong. Saya mendaftar dan kerjakan tesnya," jelas Zahra antusias.

Menurutnya, laman tes UKBI sangat aplikatif. Karena masih jenjang siswa, ia melakukan tiga bagian tes yaitu mendengarkan, merespon kaidah, dan membaca.

Ketika selesai, sistem langsung mengeluarkan nilai peserta. Hal ini membuat Zahra terkejut karena mendapatkan skor sebesar 757 atau serikat dengan keterangan istimewa.

Sebagai informasi, hasil uji UKBI dibagi dalam tujuh tingkatan dan tertera dalam sertifikat yaitu:

  • I-Istimewa: Skor 725-800
  • II-Sangat Unggul: Skor 641-724
  • III-Unggul: Skor 578-640
  • IV-Madya: Skor 482-577
  • V-Semenjana: Skor 405-481
  • VI-Marginal: Skor 326-404
  • VII-Terbatas: 251-325

Bisa Membaca Sejak Umur 3,5 Tahun

Ketika ditanya persiapan apa saja yang dilakukan Zahra untuk menghadapi UKBI, siswi MAN Insan Cendekia Serpong ini menyatakan tidak ada hal khusus selain membaca sebanyak mungkin. Zahra tumbuh dalam keluarga yang mengenalkan bahan bacaan sejak dini, alhasil ia bisa membaca sejak umur 3,5 tahun.

"Sejak saat kecil saya suka membaca buku-buku anak atau komik edukasi, lalu naik level sedikit membaca novel dan akhirnya lama-lama semakin terbiasa untuk membaca bacaan yang lebih serius," jelas Zahra.

Dari membaca, ia bisa mengembangkan kemampuan dalam bahasa baik kosa kata ataupun tata bahasa Indonesia. Ketertarikannya dengan literasi juga difasilitasi dengan baik oleh orang tua atau sekolah.

Sejak SD, Zahra mengaku sudah belajar tata bahasa Indonesia dan kerap mengikuti banyak lomba. Dari lomba tersebut, ia belajar berbagai hal seperti penggunaan tanda baca, huruf kapital dan terus berlanjut membuatnya tertarik untuk mendalami tata bahasa Indonesia yang benar.

"Saat saya SMP, saya sudah sering membaca PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) atau sekarang EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dan sekarang saya kelas 12 SMA jadi mempersiapkan diri untuk kuliah," tuturnya.

UKBI Mendukung Persiapan SNBT

Setelah mengikuti UKBI, menurut Zahra ada berbagai manfaat. Bagi siswa kelas 12 seperti dirinya, mengetahui lebih baik bahasa Indonesia akan sangat membantu ketika menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Pada SNBT, siswa akan menghadapi subtes bahasa Indonesia. Sehingga sekolahnya sudah melatih para siswa untuk memahami bacaan dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, baginya ini nilai tambah karena sudah pernah menghadapi UKBI.

"Seksi merespon kaidah pada UKBI sangat membantu pada latihan SNBT karena kita diajarkan untuk mengetahui tata bahasa sesuai EYD dan ketetapannya," ujar Zahra.

Tidak hanya untuk SNBT, UKBI baginya sangat aplikatif untuk kehidupan sehari-hari. Seperti pada bagian tes mendengarkan dan membaca, seseorang tidak dituntut untuk mengetahui secara teori tetapi perlu memahami konteks secara keseluruhan.

"Itu saya rasa adalah esensi dari berbahasa yang memang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.

Dengan demikian mengikuti UKBI sangat memberikan manfaat bagi Zahra, dari mengukur kemampuan berbahasa Indonesia hingga hasilnya bisa digunakan untuk meningkatkan diri. Sehingga ketika tes di kemudian hari, hasil akan meningkat lebih baik.

"Bahasa Indonesia sudah dikembangkan dengan sangat baik, bahkan sudah mempunyai tes standarisasi seperti ini. Jadi dengan UKBI, kita akan lebih peduli dan lebih bangga terhadap bahasa Indonesia," pungkas Zahra.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads