Tak Sekadar Nama Mata Pelajaran, Perkembangan Bahasa Indonesia Sangat Panjang

ADVERTISEMENT

Tak Sekadar Nama Mata Pelajaran, Perkembangan Bahasa Indonesia Sangat Panjang

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 29 Feb 2024 12:00 WIB
Badan Bahasa
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Abdul Khak ajak masyarakat untuk tak lihat bahasa Indonesia sekedar mata pelajaran. Ini sebabnya. Foto: Devita Savitri/detikEdu
Jakarta -

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, M Abdul Khak ajak masyarakat Indonesia agar tidak melihat bahasa Indonesia sebagai sekadar mata pelajaran ataupun mata kuliah. Sebab, bahasa nasional ini punya peran penting bagi bangsa Indonesia.

"Jangan pernah melihat bahasa Indonesia hanya sekadar bahasa mata pelajaran. Kalau dilihat secara sempit seperti itu, tentu tidak berdampak apa-apa bagi kita orang Indonesia," tuturnya dalam Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia di Hotel Arya Duta, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Gambir, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Perkembangan Bahasa Indonesia Panjang

Tidak sekadar mata pelajaran, perkembangan bahasa Indonesia hingga kini diakui sebagai bahasa resmi Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Budaya PBB (UNESCO) sangatlah panjang. Secara singkat, perkembangan bahasa Indonesia menurut Abdul Khak bisa dibagi menjadi empat fase, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Fase Persemaian

Fase pertama dinamakan sebagai persemaian yang berhubungan dengan sejarah hadirnya bahasa Indonesia. Dari perspektif sejarah, bahasa Indonesia erat hubungannya dengan perjuangan para pemuda Indonesia melalui Sarekat Dagang Islam yang dipimpin H Samanhudi.

"Kata Islam sebagai kata kunci kala itu karena masyarakat dominan menganut agama Islam. Namun, ternyata muncul gerakan pemuda yang menganggap ideologi Islam itu tidak cukup untuk dipakai sebagai alat mempersatukan Indonesia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Perkembangan bahasa Indonesia terus berlanjut hingga dicetuskan dalam ikrar Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 ketiga yang berbunyi:

"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

2. Fase Pengukuhan

Fase pengukuhan dimulai ketika bahasa Indonesia dikukuhkan menjadi bahasa negara dan dicantumkan dalam pasal 36 UUD Tahun 1946. Pasal tersebut berbunyi "Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia".

"Artinya status bahasa Indonesia ditegaskan sebagai bahasa nasional dengan kedudukan yang sangat kuat dan digunakan dalam berbagai urusan baik sehari-hari, pemerintahan, media dan tentu pembelajaran. Dalam fase perkembangan ini bahasa Indonesia sudah luar biasa," jelas Abdul Khak.

3. Fase Pengembangan

Kehadiran bahasa Indonesia di mata pelajaran sekolah dan perguruan tinggi terjadi dalam fase ini. Pada fase pengembangan, bahasa Indonesia perlu dikodifikasi, baik kosakata, tata bahasa, dan proses pengajaran di jalur formal.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Karena itu, ia menjelaskan, berbagai istilah asing perlu di-Indonesiakan agar bahasa negara ini tidak berubah menjadi bahasa asing.

"Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa Indonesia walaupun kosakatanya asing. Hal ini harus disesuaikan dari sisi tulisan atau pelafalannya agar tetap memiliki citarasa Indonesia," jelas Abdul Khak.

4. Fase Pembuanaan

Pada fase ini bahasa Indonesia memperluas pengaruh tentang jati diri bangsa, tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi juga pada tataran global. Langkah ini juga telah dicapai dengan ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO pada 20 November 2023 lalu.

Setiap tahunnya penggunaan bahasa Indonesia di kancah dunia terus berkembang. Berdqsarkan catatan Badan Bahasa, pada 2023, bahasa Indonesia digunakan oleh sekitar 3,3% populasi dunia melalui berbagai langkah termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Pengujian Bahasa Indonesia melalui UKBI

Untuk terus mengukuhkan kedudukan bahasa Indonesia, diperlukan alat uji untuk mengukur kemahiran berbahasa seseorang. Alat ini kini dikenal dengan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka yang resmi diluncurkan pada 29 Januari 2021 lalu. UKBI bisa digunakan semua penutur untuk memetakan kemahiran berbahasanya.

Skor dan predikat yang tertera dalam sertifikat UKBI bisa menjadi landasan dalam pemetaan, penapisan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia di berbagai bidang kerja dan jenjang pendidikan.

Dalam Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia juga diluncurkan buku Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Tahun 2023. Buku ini berisi informasi terkait UKBI dan kemahiran berbahasa Indonesia penutur di 31 provinsi.

Detikers bisa melihat Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Tahun 2023 secara daring melalui tautan https://simulasiukbi.kemdikbud.go.id/.




(det/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads