Mengharukan, Ortu Gantikan Wisuda Anak di UGM yang Meninggal Akibat Kecelakaan

ADVERTISEMENT

Mengharukan, Ortu Gantikan Wisuda Anak di UGM yang Meninggal Akibat Kecelakaan

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 22 Feb 2024 13:00 WIB
Momen orang tua gantikan wisuda anaknya yang meninggal akibat kecelakaan
Momen orang tua gantikan wisuda anaknya yang meninggal akibat kecelakaan. Foto: Dok UGM
Jakarta -

Wisuda adalah momen bahagia bagi para lulusan beserta orang tua yang hadir. Namun, tidak bagi pasangan suami istri Jono dan Ngadinah, orang tua dari salah satu wisudawan di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Bukan untuk menyaksikan sang anak menerima ijazah, tetapi mereka hadir di wisuda UGM untuk menerima ijazah sang anak, Dewi Sekar Rumpaka yang tidak hadir karena meninggal dunia akibat kecelakaan.

Saat penganugerahan ijazah mendiag Dewi, Jono memangku pigura 40x60 cm yang merupakan foto sang anak. Sementara Ngadinah menerima ijazah Dewi langsung dari Rektor UGM Prof Ova Emilia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Senang sekali, dan bangga yang memberi ijazahnya bu rektor sendiri. Anak saya kalau tahu pasti bahagia, ya biar dia tenang di sana," tutur Ngadinah dalam laman UGM, dikutip pada Kamis (22/2/2024).

Alami Kecelakaan Sebelum Sidang Skripsi

Kejadian kecelakaan terjadi saat Dewi berangkat ke kampusnya untuk mengikuti sidang skripsi. Selama beberapa bulan, Dewi sempat keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan.

ADVERTISEMENT

Namun, setelah upaya pengobatan dilakukan, Tuhan lebih dahulu memanggil Dewi sebelum ia sempat merasakan momen wisuda layaknya mahasiswa lain. Ia mengembuskan napas terakhir di RSUP dr Sardjito.

Orang tua Dewi menceritakan bahwa mendiang adalah sosok yang jarang mengeluh, tekun menuntut ilmu, dan periang. Saat menjalani perawatan pun, Dewi tetap tegar dan bersemangat agar bisa segera mengikuti pendadaran sidang skripsi.

"Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawalah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih," tutur Ngadinah.

Berprestasi Sejak Sekolah

Ngadinah mengungkapkan, sang anak langganan peringkat pertama sejak duduk di bangku sekolah. Ditambah dengan diterimanya Dewi lewat jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) UGM, Ngadinah semakin bangga terhadap anaknya.

Dewi juga diketahui ingin segera lulus agar bisa bekerja untuk membiayai sekolah adiknya serta membayar utang orang tua. Dosen Dewi pun mengusulkan mendiang untuk melanjutkan studinya ke jenjang magister.

"Dosen-dosennya menyuruh supaya S2 nanti diusulkan jadi dosen, tapi dia maunya bekerja dulu," kata Jono.

Mendiang Dewi kemudian dinyatakan lulus kuliah berdasarkan rapat senat, meskipun tak sempat sidang skripsi. Setelah melihat rekam studinya, Dewi mempunyai nilai-nilai yang baik.

Selain itu, Dewi juga dikenal cukup aktif dalam kegiatan mahasiswa dan ikut beberapa penelitian dari dosen pembimbingnya. Akhirnya, dosen memberikan predikat A atas skripsinya yang berjudul "Distribusi Spasial dan Temporal Vokalisasi Tokek Hutan di Kawasan Hutan Desa Tahawa Kalimantan Tengah".

Dewi pun lulus dengan predikat Cuma Laude dan IPK 3,86. Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta mengatakan skripsi Dewi akan ditulis ulang oleh fakultas kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

"Kalau boleh saya katakan bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat," tutur Sigit.




(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads