Arlan Nugraha tengah mengenyam bangku kuliah di IPB University. Memasuki semester 8, Arlan memandangi lagi perjuangannya hingga sampai di titik ini.
Nama Arlan viral karena videonya menjemput ibunda di Malaysia. Diketahui, ibunya bekerja sebagai TKW untuk membiayai keluarganya.
Pelajar asal Cimahi itu menyadari, kesuksesannya tidak akan sejauh ini tanpa doa ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Doa ibu tuh emang mujarab banget untuk seorang anak. Makanya perjalanan aku tuh emang nggak lepas dari doa ibu. Jadi apa-apa tuh aku selalu minta doa ibu dulu karena tau banget, perjuangan ibu aku. Pergi ke Malaysia untuk menghidupi ketiga anaknya sampai sekarang," cerita Arlan kepada detikEdu ditulis Kamis (18/1/2024).
Penasaran dengan perjuangan Arlan Nugraha? Simak berikut ini.
Juara Kelas Sedari SD
Sejak kelas 1 SD, Arlan sudah mendulang juara kelas. Semangat ini, menurutnya, datang dari dalam dirinya.
"Aku tuh dulu ambisius banget untuk belajar. Dan dulu itu aku belajar tuh nggak pernah gitu, untuk disuruh-suruh sama orang tua, sama ibu atau bapak untuk belajar. Lebih banyak aku yang inisiatif karena kayak aku merasa mungkin dari SD tuh udah punya pikiran kalau misalnya orang-orang sekolahnya pinter, orang-orang sekolahnya bisa tinggi gitu tuh, bakal dipermudah aja gitu semuanya," jelasnya.
Sakit atau hujan tidak menyurutkan semangat Arlan untuk berangkat sekolah. Bahkan di saat teman-temannya bermain, ia akan meluangkan waktu untuk belajar.
"Sebisa mungkin aku tuh harus hadir 100% gitu kalau sekolah," tegasnya.
Kepergian Ibunda ke Malaysia
Saat menduduki bangku 3 di Madrasah Tsanawiyah, ibu harus bertolak ke Malaysia untuk menghidupi keluarganya. Saat itu, kakak dari Arlan baru saja masuk kuliah sementara adiknya di bangku TK.
"Akhirnya, karena kondisi ekonomi tuh yang lumayan hard struggle ya di tahun 2017 atau 2016 gitu, ibu aku tuh pergi ke luar negeri," jelasnya.
Arlan akhirnya tinggal dengan ayahnya yang bekerja sebagai buruh serabutan beserta kakak dan adiknya. Bertepatan dengan pendaftaran SMA, akhirnya Arlan mengurus berkas pendaftaran bersama kakaknya.
"Waktu itu tuh, karena kondisi yang saat itu, akhirnya aku tuh berpikir kayaknya aku harus masuk SMK aja supaya aku punya kompetensi. Dan stigmanya saat itu kalau misalnya masuk SMK itu, kalau udah lulus bisa langsung kerja kan. Kalau misalnya udah lulus SMK, aku bisa bantu keluarga. Bisa langsung kerja gitu," jelasnya.
Namun nasib berkata lain, Arlan tidak berhasil mengenyam pendidikan di bangku SMK.
"Akhirnya aku lihat sebuah spanduk gitu kan. Lagi ada salah satu sekolah Madrasah negeri juga yang lagi buka. Akhirnya aku putuskan lah untuk sekolah di Madrasah itu," ujar alumni MAN Kota Cimahi itu.
Perjuangan di SMA
Sebagai siswa dari jurusan IPA, Arlan bertekad untuk melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Industri. Dari situlah ia mulai mendulang prestasi akademik maupun organisasi.
"Di SMA juga aku berusaha untuk selalu berprestasi gitu. Lumayan terbaik itu lah uang SPP bulanan. Terus juga uang pembangunannya tuh kadang dapat diskon juga. Kalau misalnya aku jadi juara umum pas SMA," jelasnya.
Perjalanan dari rumah ke sekolah mengharuskan Arlan menggunakan transportasi angkot. Namun karena keterbatasan biaya, ia sering mengurungkan niat untuk makan di sekolah untuk biaya ongkos.
"Disisihin banget uang. Kayak nggak apa-apa yang penting ada ongkos untuk naik angkot," ujarnya.
Masih dengan motivasi yang sama seperti SD dulu, Arlan terus berusaha untuk menempuh pendidikan tinggi. Kejutan demi kejutan menyapanya sampai ia diterima di jurusan Manajemen IPB University.
Tabung Uang Demi Jemput Ibu
Di bangku kuliah, Arlan terus meneruskan 'tradisinya' untuk berprestasi baik di ranah akademik maupun organisasi. Bersiap terjun ke dunia karier, Arlan juga aktif mengikuti magang.
Arlan berhasil mengikuti magang di Ruber Academy dan juga Paragon. Ia juga aktif bekerja di Bimbel Kripton Inspirasi, sebuah bimbingan belajar untuk mahasiswa baru di IPB University.
Jerih payahnya berbuah hasil. Arlan siap menjemput ibunda untuk kembali ke rumah.
![]() |
"Dan akhirnya niat aku untuk ke luar negeri itu beneran terwujud. Karena kan kakak aku udah nikah, dan tinggal ada adik aku yang menjadi tanggungan. Aku udah bisa menuhin kebutuhan keluarga, aku ingin ngebujuk mamah untuk pulang," jelasnya.
"Setelah ngebujuk akhirnya ya sedikit terbuka lah hatinya untuk berencana pulang ketika aku wisuda nanti di bulan Mei atau Juni. Mudah-mudahan bisa untuk pulang," sambungnya dengan haru.
(nir/nwk)