Guru Besar Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan database produk halal. Inovasi ini berangkat dari urgensi kemudahan akses informasi untuk mengetahui kehalalan produk di Indonesia.
Profesor ke-187 ITS, Prof Nur Aini Rakhmawati menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia. Namun, muslim di Indonesia masih sulit mengidentifikasi kehalalan suatu produk makanan.
"Karena itu, saya pikir Indonesia perlu mengambil peran sebagai pusat data halal dunia," ujarnya dalam laman ITS dikutip Kamis (21/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembangan Database Produk Halal
Profesor yang akrab disapa Lin ini memulai penelitiannya sejak tahun 2015. Berfokus pada pengembangan teknologi graf terutama untuk basis data produk halal, Lin mengumpulkan data komposisi produk dari berbagai lembaga sertifikasi halal dan situs.
"Dari data yang terkumpul, kita cari kesamaannya. Komposisi halal itu seperti apa," terangnya.
Kemudian data yang telah dikumpulkan akan dihubungkan dengan teknologi Linked Open Data (LOD) dengan berbagai algoritma.
LOD merupakan cara untuk menghubungkan data dari berbagai sumber berbeda hingga semua data tersebut dapat diakses bersamaan. Data ini kemudian diolah dengan knowledge graph, yaitu struktur data yang terdiri dari node dan edge.
"Node mewakili objeknya, sedangkan edge itu relasi dari tiap objek," papar Lin.
LOD Halal yang telah dihubungkan itu disatukan dengan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH).
"Penelitian ini akan terus berkelanjutan, data produk halal di website juga akan terus diperbarui," imbuh Wakil Kepala Pusat Kajian Halal ITS ini.
Tak Cuma Lingkup Produk Halal
Tak hanya meneliti data produk halal, Lin juga meluaskan jangkauannya ke bidang blockchain. Blockchain adalah sistem penyimpanan data yang terpusat dan memiliki keamanan tinggi.
Bersama rekan penelitiannya di Laboratorium Akuisisi Data dan Diseminasi Informasi DSI ITS, perempuan kelahiran Pasuruan ini berharap dapat terus mengembangkan teknologi graf. Baginya, kasus produk halal ini menjadi penelitian yang unik dan potensial di Indonesia.
"Kita harus bangga. Halal menjadi keunggulan dari Indonesia dan dengan penelitian yang terus dilakukan, kita bisa diandalkan dalam bidang ini," tegasnya meyakinkan.
Guru Besar yang dikukuhkan pada 2 November lalu ini juga berharap, basis data standar produk halal ini dapat dipakai oleh seluruh masyarakat dunia. Ketika bepergian masyarakat dapat dengan mudah mengetahui kandungan makanan di suatu negara halal atau tidak.
"Setidaknya kita bisa mengidentifikasi dengan mudah melalui relasi komposisi yang ada," pungkasnya.
Database berisi daftar produk halal dan sertifikasinya itu dapat diakses melalui laman http://halal.addi.is.its.ac.id/.
(nir/faz)