Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim beberkan studi tentang dampak positif pengimplementasian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dijelaskan dalam studi Dampak Kompetensi yang dilakukan mahasiswa menunjukkan bila peserta yang mengikuti program Kampus Merdeka memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat setelah lulus. Tak hanya itu, mereka juga memiliki rata-rata gaji 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.
"Mahasiswa mau mengikuti program, dan para orang tua mendorong anak mereka mengikuti program ini, agar mendapat kesempatan yang lebih baik. Hasil ini membuktikan bahwa pengalaman mereka menghasilkan dampak ekonomi yang riil," tutur Menteri Nadiem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikannya dalam acara acara Pembukaan Vokasidest x Festival Kampus Merdeka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Dunia Pendidikan dan Industri Sempat Miliki Kesenjangan
Kini menuai dampak positif, kebijakan Merdeka Belajar cukup menantang sejak dijalankan tahun 2020 lalu. Di awal perjalanannya, berbagai survei menunjukkan bila adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
Akibatnya ditemukan bila satu dari lima anak muda menganggur dan empat dari lima perusahaan sulit mencari lulusan perguruan tinggi. Disebutkan pula pengeluaran per lulusan pendidikan tinggi terbilang cukup rendah, begitupun tentang anggaran untuk penelitian.
Untuk itu kala diangkat menjadi menteri, Mas Menteri sempat mengalami diskusi yang menurutnya tidak akan dilupakan seumur hidup dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Presiden Jokowi, pendidikan Indonesia terlalu kaku, tidak terbuka dan tidak relevan.
Sehingga, melalui Kampus Merdeka transformasi pendidikan tinggi dan vokasi dilakukan dengan tiga sasaran utama, yaitu:
1. Mengubah pendidikan yang sebelumnya kaku dan sulit bergerak, menjadi lebih terbuka terhadap inovasi
2. Mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah.
3. Membangun pendidikan juga menjadi lebih inklusif, aman dan memberdayakan.
Kampus Merdeka Diakui Dunia
Selama tiga tahun berjalan, Nadiem menyatakan bila pendidikan tinggi dan vokasi memiliki dampak tercepat dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Hasilnya memuaskan lantaran lulusan perguruan tinggi dan vokasi langsung terjun ke dalam lapangan kerja.
Dampak itu terus berkelanjutan hingga menyasar dampak ekonomi Indonesia. Tak hanya tingkat nasional, dampak MBKM juga telah diakui dunia.
Hal ini terlihat dari naiknya peringkat Indonesia di Global Talent Competitiveness Index. Bila pada tahun 2013-2018 Indonesia ada di posisi 89, di tahun 2019-2023 negara kita berada di posisi 75.
"Indonesia adalah negara kedua yang peringkatnya melompat paling tinggi. Ini sungguh pencapaian yang luar biasa," kata Nadiem.
Nadiem menegaskan komitmen Kemendikbudristek untuk terus membuka kesempatan kepada mahasiswa terutama dalam mengikuti program Kampus Merdeka. Di tahun 2024, kuota mahasiswa peserta program naik 200 ribu menjadi 675 ribu peserta dari sebelumnya 421 ribu peserta.
"Ke depannya kami akan membuka kesempatan lebih besar lagi untuk seluruh pihak mengikuti program ini. Mari kita lanjutkan momentum transformasi Merdeka Belajar untuk generasi berikutnya," pungkasnya.
(det/nwk)