Dua mahasiswa Politeknik Caltex Riau (PCR) yakni Iqbal Syauky dan Nadiya Annisa ciptakan robot penjinak bom dari jarak jauh dengan cara pemotongan kabel pada sumber pemicu bom. Menakjubkannya, robot ini juga mampu mengidentifikasi bom melalui monitor yang terdapat pada remot kontrol.
Iqbal dan Nadiya diketahui merupakan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Mekatronika, PCR. Ada beberapa fakta menarik di balik kehadiran hadirnya robot penjinak bom ini, begini ceritanya.
Untuk Tugas Akhir-Pakai Bahan Dalam Negeri
Dalam penjelasannya, Iqbal dan Nadiya mengaku bila pembuatan robot penjinak bom ini merupakan bagian dari tugas akhir keduanya. Iqbal mengaku ide pembuatan robot ini terlintas begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena ide yang sudah dipegang, ia mencoba untuk membuat desain bentuk dan cara kerja robotnya. Setelah itu, ia membawa rancangan tersebut untuk didiskusikan dengan dosen pembimbing keduanya, yakni Nur Khamdi.
"Setelah melihat hasil desain dan cara kerja alat, dosen pembimbing akhirnya setuju dengan judul yang diajukan," terang Iqbal dikutip dari rilis di laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Rabu (8/11/2023).
Dengan memakan waktu sekitar enam bulan dengan total dana sekitar Rp 30 juta, robot ini berhasil hadir dengan kemampuan yang luar biasa. Kini, kedua mahasiswa tersebut juga telah melakukan wisuda pada akhir Oktober lalu.
Lebih lanjut, Iqbal mengaku bila pembuatan robot ini tidak terlalu rumit. Dana Rp 30 juta tersebut digunakan untuk pembelian suku cadang yang nyatanya sudah ada di dalam negeri.
"Di antaranya seperti motor penggerak, motor servo sebagai lengan dan pemotong kabel, radio kontrol, kamera atau webcam, dan part pendukung lainnya," tambah Iqbal.
Cara Kerja Robot Penjinak Bom
Untuk cara kerjanya, Nadiya menjelaskan bila robot ini memiliki dua fungsi utama yakni untuk memotong kabel sumber pada pemicu bom dan mengidentifikasi bom.
Satu kelebihannya adalah robot bisa dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote kontrol berbasis wireless sehingga mengurangi dampak pada penjinak bom manusia yang bekerja secara langsung.
Pada bagian tubuh robot, ada dua unit kamera yang berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai keadaan sekitar. Gambar ini yang akan menjadi dasar untuk diproses dan dianalisis oleh tim penjinak bom sehingga memberikan tindakan kabel mana yang harus dipotong.
"Ini untuk memutuskan kabel mana yang akan dipotong," kata Nadiya.
Dengan dana pembuatan yang tak sedikit, Nadiya menyatakan radio kontrol untuk alat kontrol robot adalah bahan paling mahal dan vital pada robot ini. Sedangkan kekuatan robot terletak pada motor penggerak dan pisau pemotong yang ada di ujung lengan robot.
Motor penggerak berfungsi sebagai alat penggerak robot kala melewati jalan berbatu dan berkelok. Sedangkan pisau pemotong menjadi alat eksekusi untuk memotong kabel sumber pemicu bom.
Sayangnya, saat ini robot belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar. Untuk itu, penggunaannya masih membutuhkan bantuan manusia.
"Saat ini robot belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan di beberapa ruang tertentu karena masih mengandalkan operator yang paham dengan berbagai jenis bom. Selain itu, robot ini bukan untuk mencari bom," kata Nadiya.
Kedepannya, Nadiya berharap agar robot ciptaannya bersama Iqbal ini bisa memiliki fitur baru. Terutama bahan yang bisa mendeteksi sensor logam sehingga bisa mendeteksi bom menjadi lebih baik.
"Kemudian, akan ditambah beberapa fasilitas yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal," harapnya.
Nur Khamdi, dosen pembimbing Iqbal dan Nadiya mengatakan akan ada pengembangan terkait robot ini. Terutama pada sistem pemotongan, sistem kontrol, hingga sistem pergerakan robot agar bisa bekerja lebih baik.
Nah, bagaimana detikers dengan karya inovasi yang diciptakan Iqbal dan Nadiya? Keren sekali ya!
(det/nwk)