Whoosh, kereta cepat Jakarta Bandung melaju dengan kecepatan 350 km/jam. Kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini melaju dari Halim hingga Padalarang, Bandung.
Saat mencoba kereta cepat Jakarta-Bandung, Minggu (16/10/2023), di Stasiun Halim, Jakarta, begitu kereta tiba, penumpang diminta untuk masuk ke peron. Namun penumpang harus memasukkan tiket ke mesin terlebih dulu. Kemudian bisa dilihat kereta berwarna merah yang sudah terparkir di peron.
Begitu melaju, awalnya kereta berjalan pelan. Lalu terus melaju perlahan-lahan dan bertahap hingga mencapai kecepatan 350 km/jam. Jika ada aral melintang, laju kereta berkurang dan kemudian kereta melesat lagi hingga 350 km/jam. Sangat cepat, mulus, dan getaran hampir tidak terasa. Perjalanan dari Halim hingga Padalarang hanya dicapai sekitar 30 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sampai Padalarang, penumpang diminta turun. Endah, salah satu warga Halim, yang mencoba kereta cepat takjub dengan cepatnya laju kereta cepat. "Cepat banget, mulus, dan cepat sampai," katanya.
Sementara itu, Ibnu, penumpang dari Cilangkap, mengaku naik kereta bersama teman-temannya karena tertarik ingin menumpang Whoosh. "Bangga Indonesia punya kereta cepat," tutur Ibnu.
Melansir dari situs Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Kereta Cepat Jakarta Bandung menggunakan teknologi generasi terbaru, CR400AF. CR400AF memiliki lebar 3,36 m dan tinggi 4,05 m dengan panjang kepala kereta 27,2 m dan intermediate kereta 25 m.
CR400AF didesain untuk beroperasi di iklim tropis seperti di Indonesia. Setiap rangkaian CR400AF dilengkapi dua Lightning Arrester untuk meningkatkan keamanan terhadap sambaran petir. CR400AF juga mampu menghadapi kondisi geografis lintasan Jakarta Bandung yang cenderung menanjak.
Dengan besar daya setiap rangkaian mencapai 9.750 kW, CR400AF juga memberikan akselerasi yang lebih baik saat melewati trase pada elevasi 30 per mil. Dalam kondisi darurat, CR400AF dapat digunakan sebagai penarik kereta lainnya.
CR400AF juga dilengkapi dengan dua emergency brake. Yang pertama disebut Emergency Brake (EB) yang bekerja berdasarkan perintah driver controller, fasilitas emergency brake penumpang, dan kontrol kewaspadaan masinis.
Emergency brake kedua disebut Emergency Brake UB yang akan aktif berdasarkan fungsi Automatic Train Protection (ATP), pendeteksi jarak antar kereta dan pada saat power kereta dalam kondisi tidak bekerja. Dengan dua sistem emergency brake ini, kereta dapat terlindungi dari kesalahan sistem atau human error.
Satu rangkaian kereta CR400AF terdiri dari 8 gerbong (cars). Fasilitas dalam kereta cepat ini antara lain stopkontak, rak bagasi, hingga toilet aksesibel.
Kereta cepat Jakarta Bandung memiliki kecepatan desain hingga 420km/jam dan kecepatan operasional 350 km/jam. Meskipun kecepatan tinggi, dari sisi kenyamanan CR400AF memiliki cabin noise yang lebih rendah sehingga mampu meredam getaran dan suara di dalam kereta dengan lebih optimal.
CR400AF menempuh jarak 142,3 km Jakarta Bandung hanya dalam waktu 36 menit untuk perjalanan langsung hingga 46 menit dengan kondisi perjalanan berhenti di setiap stasiun. Kereta Cepat Jakarta Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Selama uji coba kereta cepat Jakarta Bandung, penumpang masih belum membayar tiket. Mulai Rabu (18/10/2023) mendatang, penumpang mulai membayar Rp 300 ribu sekali jalan. Tiket ini termasuk feeder sampai Stasiun Bandung. Nah, siapa di antara kalian yang sudah mencoba kereta cepat Jakarta Bandung?
Baca juga: Tentang LRT dan Teknologi yang Dipakai |
(nwy/nwk)