Anne L'huillier, Perempuan Ke-5 Peraih Nobel Fisika dan Dosen yang Berdedikasi

ADVERTISEMENT

Anne L'huillier, Perempuan Ke-5 Peraih Nobel Fisika dan Dosen yang Berdedikasi

Noor Fa'izah - detikEdu
Rabu, 04 Okt 2023 20:00 WIB
Anne LHuillier, perempuan kelima penerima Nobel Fisika
Foto: (Tangkapan layar IG Nobel Prize)
Jakarta - Di pertengahan jam istirahat mengajar para mahasiswanya di Universitas Lund Swedia, Anne L'Huillier melihat beberapa panggilan tak terjawab di telepon genggamnya. Dia tak menjawab telepon itu karena sedang mengajar para mahasiswanya.

Sekali lagi mendengar handphone-nya berbunyi, L'Huillier segera mengangkatnya. Isi panggilan yang diterimanya pada awal Oktober 2023 ini selalu didambakan para ilmuwan di dunia. Nobel Prize, institusi penghargaan ilmiah bergengsi, meneleponnya dan memberi tahu bahwa dia menerima Nobel Fisika 2023.

Lalu apa yang dilakukan L'Huillier setelah menerima kabar membanggakan itu? Dia menutup teleponnya dan kembali ke kelas untuk melanjutkan tugasnya, mengajar.

"Bahkan perolehan Hadiah Nobel Fisika tahun 2023 pun tidak mampu memisahkan Anne L'Huillier dari murid-muridnya. Pemenang fisika baru kami sedang sibuk memberikan kuliah pagi di Universitas Lund. L'Huillier baru mengetahui bahwa dia menerima penghargaan tersebut pada waktu istirahat yang dijadwalkan ketika dia menyadari bahwa dia memiliki beberapa panggilan tidak terjawab. Setelah mendapat kabar tersebut, L'Huillier segera kembali menemui murid-muridnya," demikian caption Instagram feed Nobel Prize @nobelprize_org yang diposting Rabu (4/9/2023) untuk foto L'Huillier yang sedang mojok di kampusnya saat menerima telepon pemberitahuan Nobel.

"Setengah jam terakhir agak sulit untuk dilakukan," kata L'Huillier menceritakan jam mengajarnya usai menerima pemberitahuan Nobel, saat konferensi pers dengan Royal Swedish Academy of Sciences, yang memberikan penghargaan tahunan tersebut dilansir dari laman Observer (3/10/2023).

Bahkan dalam YouTube Nobel Prize, Adam Smith dari Nobel Prize mewawancara L'Huillier melalui sambungan telepon dan kalimat pertama yang diucapkan L'Huillier adalah, "Ya benar ini saya, dan saya sedikit sibuk".

Begitulah, sang penerima Nobel Fisika 2023 sangat berdedikasi dan bertanggung jawab pada profesinya, menjadi dosen dan mengajar mahasiswa.

[Gambas:Instagram]



Penelitian L'Huillier Sejak 1987

L'Huillier mendapat penghargaan atas eksperimennya pada tahun 1987 yang membuka jalan ke depan bagi studi dinamika elektron.

Pada tahun 1987, L'Huillier menemukan bahwa banyak warna cahaya yang berbeda muncul ketika ia mentransmisikan sinar laser inframerah melalui gas mulia. Hal itu disebabkan karena cahaya laser berinteraksi dengan atom-atom dalam gas, sehingga memberikan elektron energi lebih yang kemudian dipancarkan sebagai cahaya.

"L'Huillier terus mengeksplorasi fenomena ini, meletakkan dasar bagi terobosan selanjutnya," demikian kata Komite Nobel.

L'Huillier adalah profesor fisika atom di Universitas Lund di Swedia. Sebelum menjadi profesor fisika atom di Universitas Lund Swedia, meraih PhD pada 1986 dari University Pierre and Marie Curie, Paris. Dia memimpin kelompok fisika attodetik yang mempelajari pergerakan elektron secara real time, yang digunakan untuk memahami reaksi kimia pada tingkat atom.

Pada awal tahun 2000-an, dua penerima Nobel Fisika 2023 yang lain Pierre Agostini dan Ferenc Krausz mengerjakan eksperimen yang memungkinkan untuk mengisolasi pulsa cahaya yang hanya berlangsung beberapa ratus attodetik (1 attodetik = 1 x 10-18 detik). Agostini adalah profesor di Ohio State University di Amerika Serikat, sedangkan Krausz adalah direktur di Max Planck Institute di Jerman.

Agostini berhasil menghasilkan dan mempelajari serangkaian denyut cahaya yang mana setiap denyutnya hanya berlangsung selama 250 attodetik (1 attodetik = 1 x 10-18 detik ). Pada waktu yang bersamaan, Ferenc Krausz bekerja pada jenis eksperimen yang lain. Penelitian Krausz ini memungkinkan isolasi satu denyut cahaya yang berlangsung selama 650 attodetik.

Melalui eksperimen yang menciptakan pulsa cahaya attodetik, temuan tersebut membuka jalan untuk mengukur suatu proses yang sangat cepat. Ketiga ilmuwan tersebut mempelajari mekanisme di dalam atom dan molekul.

Melansir dari laman Observer, Eva Olsson, ketua Komite Nobel Fisika menyatakan bahwa dari temuan tersebut, "Langkah selanjutnya adalah memanfaatkannya."

Perempuan Kelima Peraih Nobel Fisika

L'Huillier merupakan wanita kelima yang dianugerahi penghargaan Nobel, tepatnya Nobel bidang Fisika Tahun 2023. Sebelumnya, ada Andrea Ghez seorang ahli astrofisika di Universitas California yang dianugerahi penghargaan tersebut pada 2020 atas penemuan lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.

Lalu, pada tahun 2018 Donna Strickland, profesor di Universitas Waterloo, menerima Nobel atas kontribusinya di bidang fisika laser. Jauh 55 tahun sebelumnya, Maria Goeppert Mayer, yang bekerja di Proyek Manhattan meraih Nobel pada tahun 1963 atas keterlibatannya dalam penemuan struktur cangkang nuklir.

Sementara itu, Marie Curie, wanita pertama yang memenangkan Nobel tahun 1903 atas karya di bidang radiasi. Marie Curie kemudian juga menjadi penerima Nobel bidang kimia pada tahun 1911 atas penemuan radium dan polonium, dan menjadikannya sebagai orang pertama yang dianugerahi dua Nobel.

"Saya sangat tersentuh... Tidak banyak perempuan yang mendapatkan hadiah ini, jadi ini sangat-sangat istimewa," ujar L'Huillier.

L'Huillier, seorang dosen, ilmuwan, peneliti yang juga seorang istri dan ibu dari 2 anak laki-laki, menekankan bahwa memungkinkan untuk memiliki karir di bidang riset namun bersamaan juga menjalani kehidupan yang lazim banyak orang jalani, membina rumah tangga dan memiliki anak. Dia pun mendorong para perempuan muda untuk berkarir di bidang ilmiah.

"Go for it," dorong L'Huillier.


(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads