3 Pemenang Nobel Fisika 2023, Inilah Sosok dan Penemuan Mereka

ADVERTISEMENT

3 Pemenang Nobel Fisika 2023, Inilah Sosok dan Penemuan Mereka

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 04 Okt 2023 10:29 WIB
pemenang nobel fisika 2023
Foto: YouTube/Nobel Prize
Jakarta -

Para pemenang Nobel Fisika 2023 telah diumumkan. Tiga ilmuwan asal Amerika Serikat, Jerman, dan Swedia meraih penghargaan ini.

Ketiga peraih Nobel Fisika tahun ini diakui atas eksperimen mereka yang memberikan alat baru untuk umat manusia dalam menjelajah dunia elektron dalam atom dan molekul. Para ilmuwan ini menunjukkan cara untuk menghasilkan denyut cahaya yang sangat pendek, sehingga bisa digunakan untuk mengukur proses cepat di mana elektron bergerak atau mengubah energinya.

Pemenang Nobel Fisika 2023

The Royal Swedish Academy of Sciences memberikan hadiah Nobel Fisika 2023 kepada:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  1. Pierre Agostini: raih PhD pada 1968 dari Aix-Marseille University, Prancis. Saat ini merupakan profesor di Ohio State University, Amerika Serikat.
  2. Ferenc Krausz: raih PhD pada 1991 dari Vienna University of Technology, Austria. Saat ini merupakan direktur di Max Planck Institute of Quantum Optics dan profesor di Ludwig-Maximilians-Universitat Munchen, Jerman.
  3. Anne L'Huillier: raih PhD pada 1986 dari University Pierre and Marie Curie, Paris. Sekarang merupakan profesor di Lund University, Swedia.

Dikutip dari rilis lembaga resmi Nobel, pada 1987 Anne L'Huillier menemukan bahwa ada banyak warna pantulan cahaya yang meningkat ketika dia mentransmisikan cahaya laser inframerah melalui gas mulia.

Hal itu disebabkan karena cahaya laser berinteraksi dengan atom-atom dalam gas, sehingga memberikan elektron energi lebih yang kemudian dipancarkan sebagai cahaya. Anne L'Huillier melanjutkan eksplorasi fenomena ini dan meletakkan dasar bagi terobosan-terobosan berikutnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian pada 2001 Pierre Agostini berhasil menghasilkan dan mempelajari serangkaian denyut cahaya yang mana setiap denyutnya hanya berlangsung selama 250 attodetik (1 attodetik = 1 x 10-18 detik ). Pada waktu yang bersamaan, Ferenc Krausz bekerja pada jenis eksperimen yang lain. Penelitian Krausz ini memungkinkan isolasi satu denyut cahaya yang berlangsung selama 650 attodetik.

"Sekarang ini kita dapat membuka gerbang dunia elektron. Fisika attodetik memberikan kita kesempatan untuk memahami mekanisme yang diatur oleh para elektron. Langkah selanjutnya adalah memanfaatkan mereka," kata Eva Olsson, Ketua Komite Nobel Fisika.

Ada berbagai penerapan memungkinkan dalam berbagai bidang. Pada bidang elektronik misalnya, penting untuk memahami dan mengendalikan perilaku elektron di sebuah materi. Denyut attodetik juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi molekul yang berbeda, contohnya dalam diagnosis medis.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads