Di tengah perkembangan teknologi yang pesat saat ini, mahasiswa bisa memanfaatkan salah satu produknya yakni artificial intelligence (AI). Meski memudahkan pekerjaan, mahasiswa harus tetap was-was terhadap dampak buruknya.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh alumni dari Universitas Airlangga (Unair), Andika Putra Kresnandito. Saat ini ia menjabat sebagai asisten sub bagian pengembangan karir di PTPN X Nusantara.
Dalam acara webinar Unair bertajuk "Potensi X Kompetensi Dalam Perspektif Rekrutmen dan Karir", Andika menekankan kepada mahasiswa untuk adaptif dan hidup berdampingan dengan AI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus memiliki sifat adaptif dalam menghadapi situasi ini agar kita tidak tergerus oleh keberadaan AI. Istilahnya, adapt or die," katanya dikutip dari laman Unair, Rabu (20/9/2023).
Menurutnya, kehadiran AI dapat memberikan dampak yang baik ataupun sebaliknya. Akan banyak pekerjaan yang bisa tergantikan oleh teknologi, sehingga mahasiswa harus memanfaatkan AI dengan baik dan benar.
Terus Menggali Potensi
Dengan keberadaan AI, Andika mengingatkan mahasiswa bisa terus menggali potensi yang dimilikinya. Menurutnya, potensi adalah hal yang paling dilihat oleh perusahaan dalam merekrut karyawan baru.
Ia menganalogikannya sebagai proses memasak, di mana juru masak harus memiliki bahan baku yang berkualitas agar menciptakan masakan yang enak. Saat kandidat cocok dengan kriteria perusahaan, maka, ia akan mendapat pelajaran dan pengalaman selama ia bekerja.
Untuk menggali potensi tersebut, Andika mengatakan bahwa mahasiswa bisa melakukannya dengan doing learning. Hal tersebut bisa dilakukan sejak masa kuliah.
"Harapan saya, setelah memberikan ilmu dan wawasan kepada mahasiswa Unair, serta para fresh graduate agar tidak bingung dalam proses rekrutmen kerja. Kuncinya, gali terus potensi dalam diri kalian sejak dibangku kuliah," tuturnya.
Mengenali Perbedaan Potensi dan Kompetisi
Hal yang tak kalah pentingnya menurut Andika adalah mengenali perbedaan potensi dan kompetisi. Potensi adalah kemampuan yang seseorang miliki dan dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu.
Sedangkan kompetisi adalah kemampuan kerja setiap manusia berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja,
"Tentu dengan memahami perbedaan antara potensi dan kompetensi harapannya dapat membantu para mahasiswa untuk menunjukkan hal yang maksimal dalam proses rekrutmen baik magang atau kerja," tambah alumni jurusan Psikologi Unair tersebut.
Andika mengatakan tolak ukur dalam menilai potensi bisa dilihat lewat psikotes. Sementara untuk menilai kompetisi bisa dilihat lewat tolak ukur kompetensi manusia yakni knowledge and ability test, 360 review, dan assessment center.
(cyu/faz)