Ikhtiar Sejak SMP, Anak Petani Lolos 6 Kampus Luar Negeri Lewat BIM

ADVERTISEMENT

Ikhtiar Sejak SMP, Anak Petani Lolos 6 Kampus Luar Negeri Lewat BIM

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 27 Agu 2023 19:00 WIB
Etik Nur Khasanah
Foto: Puspresnas Kemendikbudristek
Jakarta -

Seorang anak petani asal Ponorogo, Jawa Timur diterima di enam universitas di luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dialah Etik Nur Khasanah, siswi MAN 2 Ponorogo yang sudah bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri sejak SMP.

Usaha Etik untuk bisa sekolah di luar negeri juga sudah dimulai pada bangku sekolah menengah pertama. Dia yang saat itu punya ketertarikan tinggi pada bidang riset, melihat sebuah acara yang diadakan Ruang Guru. Pada saat mengikuti acara tersebut, Etik melihat CEO Ruang Guru, Belva Devara yang bercerita mengenai pengalamannya saat kuliah di luar negeri.

"Jadi saat itu Kak Belva cerita tentang apa yang ia dapat saat kuliah di luar negeri, menurutku itu keren banget, banyak belajar tentang culture di luar negeri," kata Etik, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlebih jadi banyak pandangan karena bisa berdiskusi dengan banyak mahasiswa dari mancanegara. Dari situlah aku bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri," lanjutnya.

Semenjak itulah Etik rajin menggali informasi beasiswa ke luar negeri. Pada saat itu, dia langsung menargetkan untuk melanjutkan SMA di luar negeri.

ADVERTISEMENT

Bermodal informasi yang dimiliki, Etik menghubungi sejumlah lembaga melalui Instagram. Belum rezeki, Etik beberapa kali gagal dalam usahanya.

"Di situ aku sadar bahwa kemampuanku juga perlu ditingkatkan," ucapnya.

Pertajam Kemampuan Menulis

Etik lantas mulai menekuni syarat-syarat memperoleh beasiswa, salah satunya dalam membuat esai. Secara otodidak dia mempelajari dunia kepenulisan dengan tekun.

"Suatu hari, di sekolahku mengadakan lomba esai. Aku memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah kemampuan menulisku. Aku pun berhasil lolos walaupun hanya sampai tahap finalis," kata dia.

Etik kian menggeluti dunia tulis menulis, khususnya karya tulis ilmiah lantaran masih berkaitan dengan penelitian yang dia minati. Mengikuti beberapa lomba karya tulis ilmiah membuatnya memiliki modal untuk lolos ke MAN 2 Ponorogo via jalur prestasi.

Etik melanjutkan minatnya pada bidang penelitian dengan mengikuti ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di MAN 2 Ponorogo. Prestasi demi prestasi di bidang penelitian pun diraihnya.

Beberapa prestasi Etik contohnya juara 1 National Essay Competition 2021 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) dan medali perak dalam Kompetisi Proposal Penelitian Kreasi dan Inovasi (KRESNA) 2022 yang diselenggarakan Kemenag RI dan BRIN.

Enam Kampus Luar Negeri Menerima

Meski sudah mengikuti banyak kompetisi, Etik sadar bahwa prestasi akademik semata tak cukup untuk meningkatkan kualitas dirinya. Dia lantas bergabung dengan komunitas berbasis NGO bernama Back to Lerak dan menjadi volunteer termuda yang bergabung.

Ketika sibuk dengan kegiatan akademik dan berorganisasi inilah Etik mengetahui ada kakak kelasnya yang lolos kuliah di luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju.

"Saat itu aku langsung mencari tahu tentang BIM. Aku banyak ngobrol juga dengan kakak kelasku. Aku memanfaatkan sertifikat tingkat nasional yang aku punya dan alhamdulillah, aku lolos di tahap BIM pembinaan," jelas Etik.

"Lolos beasiswa BIM jadi pengalaman paling mengharukan yang aku rasakan sejauh ini," imbuhnya.

Kedua orang tua Etik selalu memotivasi anak-anaknya soal pentingnya pendidikan. Menurut orang tuanya, lewat pendidikan maka anak-anaknya dapat mengubah kualitas diri, mengangkat status keluarga, dan bertemu banyak orang hebat.

"Aku sangat berharap bisa membanggakan keluargaku. Terutama kepada kedua orang tuaku, aku ingin mereka bangga dan merasa berhasil sudah melahirkan anak-anak hebat," ungkap Etik.

Dia pun bercerita, sang ayah biasa pergi bertani setelah Etik berangkat sekolah.

"Ayah biasanya pergi setelah aku berangkat sekolah dan saat dzuhur ia pulang lalu kembali ke sawah lagi untuk bertani," tuturnya.

Etik lolos di enam universitas di antaranya:

  • National Taiwan University di jurusan Bachelor of Economics
  • University of Toronto Mississauga Kanada di jurusan Studies in Social Science
  • McMaster University Canada di jurusan MELD Humanities 1 and Social Science
  • Wageningen University Belanda di jurusan Bachelor Science in Tourism
  • The University of Western Australia di jurusan Bachelor of Arts
  • Monash University Australia di jurusan Bachelor of Arts.

Kini, Etik sudah berangkat menuju kampus pilihan yaitu National Taiwan University. Dia mengaku sejak lama memang sangat menyukai jurusan ekonomi.

"Inilah alasanku untuk kuliah di luar negeri, aku ingin banyak belajar tentang kebijakan ekonomi Asia langsung dari tempatnya, karena sebelumnya aku juga banyak baca penelitian dari profesor di universitas tersebut tentang ekonomi Asia," bebernya.

Etik juga memiliki pesan tersendiri. Menurutnya, keberuntungan adalah ketika kesempatan dipertemukan dengan kemampuan. Oleh sebab itulah kemampuan harus terus ditingkatkan sampai dekat dengan kesempatan.

"Jadi kemampuan harus ditingkatkan sampai didekatkan dengan kesempatan, apabila kesempatan tersebut sudah datang, dengan kemampuan yang kita punya maka keberuntungan tersebut semakin besar," pungkasnya.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads